Selasa, 18 Oktober 2011

[babadbali] Fw: Penghormatan Kepada Agama Hindu, Buku I

 

Om Swastyastu,

Saudaraku umat se-Dharma, sebagian dari kita PD menjadi Hindu, sebagian lagi tidak PD jadi Hindu sehingga tidak heran belakangan terdengar banyak anak muda Hindu yang beralih ke Agama lain... kenapa? karena banyak yang tidak paham dengan agamanya, jarang membaca buku-buku Agamanya...

Ternyata banyak tokoh-tokoh di luar Hindu sangat mengagumi Hindu, seperti yang dituangkan dalam Buku Penghormatan Kepada Agama Hindu.... Apa kata mereka...? silahkan baca komentar Beliau pada Buku Penghormatan Kepada Agama Hindu..

Semoga Buku ini memberikan manfaat bagi kita semua
Semoga Team Penyusun dan Penterjemah Buku ini mendapatkan karunia dari Hyang Parama Wisesa atas karma baiknya...

Santih..
MM

----- Forwarded Message -----
From: madra suta <madra_suta@yahoo.com>
To: made mariana <embung24@yahoo.com>
Sent: Wednesday, October 19, 2011 4:25 AM
Subject: Penghormatan Kepada Agama Hindu, Buku I

Om Swastyastu,
Made Mariana, tolong posting saya berikut diteruskan ke HDNet, Mungkin berguna.
Terima kasih.
NPP

 
Penghormatan
Kepada Agama Hindu
(A Tribute to Hinduism)
Buku I
 
Oleh  
 
 
Sushama Londhe
 
 
 
---------------------------
   
 Pengantar editor.
 
 
Beberapa waktu lalu media massa dunia heboh dengan pemberitaan tentang pernyataan Julia Roberts, bintang Hollywood papan atas bahwa ia telah beralih agama dari Katolik ke agama Hindu. Banyak orang menduga pernyataan, yang disampaikan pada satu majalah populer, berkaitan dengan rencana peredaran film yang dibintanginya, Eat, Pray and Love. Film ini berkisah tentang seorang perempuan muda, Elizabeth Gilberts, yang setelah perceraian dengan suaminya, mencari makna hidup, dari Italia, India dan akhirnya menemukannya di Bali.
Tetapi Julia Roberts membantah dugaan ini. Masuknya dia ke agama Hindu tidak ada kaitannya dengan film ini. Ia dan keluarganya sudah lama tertarik pada agama  Hindu, terutama tentang reinkarnasi. Namun ia baru mengungkapkan peralihan agamanya itu, karena, mengikuti perintah ibunya, sebagai bintang film, ia  harus menghindari dua topik untuk dibicarakan ke publik, yaitu politik dan agama. Tetapi rupanya, Julia Roberts sudah sampai pada kesimpulan, bahwa ia tidak ingin menjadi seorang Hindu tersembunyi. Ia ingin publik tahu keyakinan yang menjadi pedoman bagi kehidupannya.
Pada tahun 60an, ada selebritis lain dari dunia hiburan yang masuk Hindu, yaitu George Harrison, anggota The Beatles, band sangat terkenal pada waktu itu. Satu  alasan mengapa ia tertarik kepada Hindu, ia mengatakan  dalam suatu  wawancara tahun 1992, adalah karena "itu membuka kunci pintu  mahabesar  di belakang  kesadaranku". 
Ketertarikannya yang sesungguhnya tetap adalah spiritualitas India. Dalam tahun 1976, ia mengatakan  bahwa buku paling berpengaruh yang ia   pernah  baca adalah Autobiography of a Yogi oleh  Yogananda Paramahansa. "Tidak ada dari semua ini akan abadi," ia mengulangi. "Pada akhirnya, hanya ada Kesadaran-Tuhan."
 
Dalam Hindu manusia adalah satu keluarga tunggal.
Dalam lingkungan terbatas, nama filsuf Jerman Arthur Schopenhauer dan sejarahwan terkemuka Inggris, Arnold J Toynbee, juga dikenal.  Schopenhauer menyatakan, bahwa ia mendapat penghiburan bagi hidupnya dan juga bagi kematiannya dari Upanisad. Ia mengharapkan Barat akan mengambil manfaat besar dari Upanisad sebagaimana dulu mereka telah mengambil manfaat dari filsafat Yunani Klasik.
Toynbee mengajak seluruh dunia untuk berpaling ke India bila masa depan manusia hendak diselamatkan. "Pada saat sangat berbahaya dari sejarah manusia, satu-satunya jalan keselamatan adalah jalan kuno Hindu. Di sini kita mempunyai sikap dan jiwa yang memungkin  umat manusia   untuk tumbuh bersama-sama di dalam suatu keluarga  tunggal."  
Toleransi dari Agama Hindu diakui  oleh Toynbee,   sangat berlawanan dengan fanatisme dan eksklusivitas  dari agama  Yahudi, yang  didasarkan atas  kepercayaan  bahwa orang Yahudi adalah orang-orang terpilih. Wabah  fanatisme dan  eksklusifitas ini, diwarisi oleh  Kristen dan Islam. Dua agama ini membuat catatan yang lebih menyedihkan dari orang Yahudi, karena bila orang Yahudi tidak menyebarkan agama mereka, kedua agama terakhir melakukan  penyebaran agama secara agresif, dengan konsep jihad atau crusade, melahirkan banjir darah kekerasan, penjarahan, perbudakan, dan penghancuran peradaban-peradaban lain di seluruh dunia. Perang karena penyebaran agama ini jauh lebih mengerikan dari perang-perang karena alasan politik atau ekonomi. 
Kata Toynbee:  "Mungkin ya mungkin tidak bahwa hanya ada satu  kebenaran absolut tunggal dan hanya ada  satu  cara terakhir keselamatan tunggal. Kita tidak tahu. Tetapi kita sungguh mengenal bahwa ada lebih banyak pendekatan kepada kebenaran dari pada satu, dan lebih cara keselamatan dari pada satu.  Ini adalah suatu perkataan yang sulit untuk para penganut agama-agama  rumpun Yahudi  (Yudaisme, Kekristenan, dan Islam), tetapi itu adalah suatu kebenaran mutlak bagi agama Hindu. Jiwa dari kehendak baik timbal balik, rasa hormat, dan kasih yang dijamin kebenarannya ...adalah jiwa tradisional dari agama-agama  India. Ini adalah   hadiah India kepada dunia." 
Ternyata di samping empat orang yang telah disebut di atas, banyak sekali tokoh-tokoh terkenal Barat yang tertarik, memperoleh manfaat dari dan  dipengaruhi cara berpikir dan karya-karya mereka, oleh  filsafat Hindu, terutama yang terkandung di dalam Upanisad dan Bhagawad Gita.
Tidak ada yang menduga Friedrich Nietszhe, filsuf Jerman yang terkenal dengan ucapannya bahwa Tuhan telah mati, dan pengeritik  keras Kekristenan, ternyata juga terpengaruh oleh Upanisad melalui gurunya Schopenhauer. Nietszhe percaya akan reinkarnasi. 
Pada umumnya pendapat mereka mirip dengan pendapat Schopenhauer dan Toynbee. Joseph Campbell, ahli mitologi Amerika Serikat yang  terkenal mengatakan:  "Ada satu perbedaan penting antara ide-ide  Hindu dan ide-ide  Barat. Di dalam tradisi  Biblikal, Allah menciptakan manusia, tetapi manusia tidak bisa berkata  bahwa ia adalah suci  di dalam arti yang sama dengan sang Pencipta, sementara  di dalam agama Hindu, semuanya adalah inkarnasi dari kuasa itu. Kita adalah percikan dari satu api yang tunggal. Dan kita semuanya adalah api. Agama Hindu percaya akan kehadiran Tuhan  di mana-mana di dalam setiap individu.  Tidak ada "kejatuhan" (seperti dalam dogma Kristen, kejatuhan Adam dari sorga, karena melanggar perintah Tuhan, pen).  Manusia tidak dipotong dari yang suci. Ia hanya perlu  untuk membawa aktivitas   spontan dari bahan pikirannya kepada suatu keadaan  keheningan dan ia akan mengalami prinsip suci itu di dalam dirinya." 
Robert Z. Zaechner, sejarawan agama terkemuka Inggris mengatakan: "Di dalam keluarga agama-agama, Agama Hindu adalah seorang Ibu  bijaksana yang mengetahui semuanya. Pustaka Sucinya, Veda, menyatakan, 'Kebenaran adalah satu, tetapi orang-orang bijaksana menyebutnya dengan nama-nama berbeda.' Seandainya Islam, dan semua kitab suci agama  monoteistis lainnya, telah mempelajari pelajaran itu, semua sejarah mengerikan dari perang-perang  agama (yang mereka lakukan) mungkin telah dapat dihindarkan. Di mana agama yang lain mempunyai Tuhan yang berkata, seperti Krishna di dalam Bhagavad Gita, 'Semua jalan menuju kepada-Ku.'"
Ia menyesalkan  bahwa: "Seandainya Gereja mempunyai pemahaman untuk mengizinkan begitu banyak pendekatan berbeda dan yang nampaknya kontradiktori kepada Tuhan, betapa akan lebih waras sejarahnya!"
Ya seandaikan mereka mempunyai Tuhan yang adil, Tuhan bagi semua manusia, bukan tuhan bagi sekelompok pemeluk agama tertentu, mirip seperti kepala suku di padang pasir, kekerasan, perang, penindasan, perampokan, perbudakan bahkan perkosaan atas nama agama tidak akan ada.
Seandainya kitab suci mereka ditulis oleh orang-orang seperti para Maharsi Hindu, yang membawa pengetahuan bukan peringatan atau ancaman, yang tidak lagi terikat oleh kepentingan dan nafsu duniawi, apartheid agama, antara orang yang diselamatkan lawan orang yang dikutuk, orang beriman lawan orang kafir, yang telah membawa celaka bagi jutaan manusia, pasti tidak akan ada. Teror atas nama agama, yang   masih berlanjut sampai sekarang dan tidak jelas kapan akan berakhir pasti tidak akan ada. 
Sejarah memang tidak menerima pengandaian, tetapi masa depan masih memberinya kesempatan. Ya seandainya, seperti dianjurkan oleh Toynbee di tempat lain, manusia sekarang mau meninggalkan paham ketuhanan monoteisme dan kembali kepada paham ketuhanan pantheisme, manusia akan mampu untuk tumbuh bersama-sama di dalam suatu keluarga  tunggal.   Dr Toynbee merujuk kepada  konsep  Hindu "vasudaiva kutumbakam", semua mahluk adalah satu keluarga.  Kalau meninggalkan tuhan yang bermukim di langit ketujuh atau di luar semesta, untuk berpaling kepada Tuhan yang ada di bumi bahkan di dalam hati, masih dirasa sulit, seandainya para pemeluk monoteisme atau agama langit itu, menghentikan pengajaran apartheid agama – tentang orang yang diselamatkan vs orang yang dikutuk, orang beriman vs orang kafir - kepada anak-anak mereka, umat manusia akan mampu tumbuh sebagai satu  masyarakat warga bertetangga baik yang saling mengormati satu sama lain. Satu langkah menuju satu keluarga tunggal.
 
Hindu dan ilmu pengetahuan.  
Pertentangan  ilmu pengetahuan dan agama umum terjadi di dalam agama-agama rumpun Yahudi yang memberi label tinggi kepada dirinya: agama langit. Bertrand Russell, filsuf Inggris modern menyatakan, agama Kristen berperang dengan semua bidang ilmu pengetahuan dan  kalah. Pertentangan semacam itu  tidak ditemukan di dalam agama Hindu.
Andrew Thomas, seorang pionir UFO dari Australia menulis: "Seribu tahun sebelum citra kekanak-kanakan tentang  bumi digambar oleh Cosmas Indicopleustes seorang sarjana penjelajah dari abad keenam, di dalam topografi Kristennya, para filsuf Hindu mempunyai ide berbeda dan jauh lebih tepat mengenai bentuk  bumi.
Sampai paruh  kedua  abad 19 para sarjana  dan para pendeta Kristen Barat berpikir bahwa bumi hanya 4000 ribu tahun usianya. Namun   Pustaka Hindu kuno,  memperkirakan Hari Brahma, jangka hidup dari alam semesta kita, menjadi 4.32 milyar tahun. Angka ini dekat dengan perkiraan para astronom kita,  yang menghitungnya menjadi sekitar 4.6 milyar tahun."
Dr. Carl Sagan ahli astronomi AS terkenal, di dalam bukunya, Cosmos (1980) menjelaskan: "Agama Hindu   adalah satu-satunya agama besar dunia yang mempersembahkan gagasan bahwa Alam Semesta mengalami kelahiran dan kematian tak terukur, tak terbatas. Ia  adalah satu-satunya agama di  mana skala waktunya sesuai dengan skala waktu kosmologi ilmiah modern. Siklusnya berjalan dari hari siang dan malam biasa kita ke suatu siang dan malam Brahma, 8.64 milyar tahun panjangnya. Lebih panjang dibanding usia Bumi atau Matahari dan sekitar separuh waktu sejak Dentuman Besar (Big Bang). Dan masih ada banyak skala waktu yang lebih panjang."
Einstein menjelaskan bahwa: "Ketika aku membaca Bhagavad-Gita dan merenung tentang bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini yang lainnya nampak demikian berlebih-lebihan."
"Kita berhutang   banyak kepada orang India yang mengajarkan kita bagaimana   menghitung, tanpa itu penemuan yang bermanfaat ilmiah tidak mungkin dilakukan."
Marilah kita juga ingat periode kreatif pemikiran filsafat India berakhir dengan invasi Islam, dan tidak mungkin untuk mengatakan bagaimana jalan pemikiran India atau apa yang akan dicapai oleh pemikiran India seandainya ia telah berkembang dengan bebas. ....Apakah yang akan terjadi seandai Eropa dijajah oleh Islam, dan India dibiarkan berkembang atas kemauannya sendiri, tak seorang pun tahu. Arah selanjutnya dari peristiwa-peristiwa mungkin telah berjalan sebaliknya. Barat mungkin sekarang sedang bangkit dari periode panjang supernaturalisme abad pertengahan, bersemangat untuk mengejar India, empat atau lima abad lebih maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan para filsuf Barat mungkin sekarang mengingatkan koleganya para filsuf India  - terserap dalam positivisme logis, pragmatisme dan evolusi naturalisme – bahwa ada beberapa rahasia tentang hidup kerohanian yang telah diperlihara oleh Barat yang India harus pelajari. (Bernard Phillips: "Radhakrishnan Critique of Naturalisme", dalam "The Philosophy Of Sarvepalli Radhakrishnan",  edited by Paul Arthur Schilpp,   hal 121 – 122).       
           
Kutipan pendapat para tokoh dicukupkan dulu sampai di sini. Anda akan dapat membaca lebih banyak lagi di dalam buku ini. Buku ini merupakan terjemahan dari buku A Tribute to Hinduism yang ditulis oleh Sushama Londhe. Para tokoh yang dikutip pendapatnya di dalam buku aslinya dikelompokkan ke dalam kategori:   Filsuf, Penulis, Sejarahwan, Pemikir Politik, Indolog, Guru, Ilmuwan, Penyair, Sarjana, Kehidupan Spritual, Artis dan Industrialis.
            Jumlah mereka ratusan, baik yang berasal dari Barat maupun Timur, yang beragama Hindu maupun yang non Hindu. Dalam buku ini hanya dimuat pendapat sebagian  tokoh Barat, yang memiliki nama besar di bidangnya, dan bukan Hindu. Ini menunjukkan pendapat yang lebih obyektif tentang agama Hindu. Oleh karena itu, sekalipun George Harrison, adalah tokoh Barat yang mempunyai nama besar di bidang seni, tetapi karena ia sudah menjadi Hindu secara formal, tidak dimasukkan di dalam buku ini. Demikian juga dengan Dr David Frawley (Pandit Vamadewa Sastti, Dr Frank Gaetano Morales, Ph.D (Sri Dhaarma Prawartaka), Alain Danielou (Shiv Saran),  industrialis  Dr Richard Alpert (Ram Das).  Alfred B. Ford  (Ambarish Das)  cucu dari Henry Ford (pendiri industri Ford Motor Company), pemusik rock Sting dan bintang film Julia Roberts. Pendapat mereka akan  akan dimasukkan dalam buku kedua, yang memuat pendapat para tokoh dari dunia Timur, Hindu maupun bukan Hindu.
 
Bekasi,  16 Mei 2011.
Ngakan Putu Putra
 
 
Daftar isi
 
 
Pengantar editor
Pengantar penulis
Pengantar Dr Subhas Kak
 
 
1. Filsuf 
2. Penulis 
3. Sejarahwan 
4. Pemikir Politik
5. Indologis
6. Guru
7. Ilmuwan 
8. Penyair
9. Sarjana 
10. Spiritual  
11. Artis
12. Industrialis  
13. epilog 
 

 
 


__._,_.___
Recent Activity:
Untuk menghentikan keanggotaan, mohon kirimkan email kosong kepada:
babadbali-unsubscribe@yahoogroups.com

MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar