Senin, 03 Oktober 2011

[PERS-Indonesia] PKI Makin Sakti, Pancasila Melemah?

 

 
 
 
 

PKI Makin Sakti, Pancasila Melemah?

OPINI | 30 September 2011 | 22:52 231 21 3 dari 4 Kompasianer menilai aktual

13073683681718114875

By. Julianto Simanjuntak**

Jika dulu ada Partai Komunis Indonesia ikut meramaikan tatanan politik negara kira, sekarang seolah bangkit "Partai Korupsi Indonesia". "PKI" yang satu ini dampak sosial, hukum dan ekonominya lebih buruk dan jahat dari PKI di jaman Ir. Soekarno.

"Partai" ini berkembang, terrpelihara dengan baik, dihormati dan tumbuh subur di mana-mana. "Kelompok Koruptor" mendapatkan perlakuan istimewa, baik di kantor pejabat hingga di penjara. Di penjarapun dapat kamar sekelas bintang 5 plus (kamar mewah, plus ijin jalan jalan ke luar negri).

Di Indonesia ini aneh bin ajaib, percaya boleh tidak, Tersangka korupsipun masih bisa jadi pejabat tinggi di kementrian, meski dikasi embel-embel.

Anggota "Partai" ini, nampaknya tidak punya lembaga tetapi melembaga. Tidak terstruktur tapi sangat teratur. Tidak punya pemimpin, tapi punya panutan, bahkan pelindung. Bayangkan, ada tersangka korupsi mau diperiksa polisi (katanya) harus pake ijin.

Anggota "partai" Tidak "membunuh" dengan senjata, tetapi dengan kuasa. Tampak sopan, tetapi menzholimi orang yang tidak bersalah. Tidak memukul dengan tangan, tetapi tega membayar "pembunuh bayaran."

Menurut hemat saya "partai" ini lebih lihai dari bandar Narkoba kelas dunia. Pengaruh "partai" ini membuat setiap orang yang dekat padanya menjadi teler. Mabuk uang dan mabuk kekuasaan, hingga lupa sedang berbuat kejahatan.

Ironisnya Pancasila seperti tidak ada kekuatannya mencegah korupsi. Para koruptor makin sakti, bergentayangan di seluruh negri, kekuatannya makin menjadi-jadi. Sebab didalangi pejabat tinggi. Lewat berjayanya korupsi maka Sila kelima Pancasila, makin jauh dari harapan. Apakah kesaktiannya hanya untuk menumpas PKI, tetapi tak berdaya menumpas para koruptor berdasi? Ironis.

Mungkin ini sebabnya Citra pemerintahan SBY makin menurun. Apalagi sejak koruptor tertangkap itu dekat dengan istana dan kekuasaan. Sebut saja M. Nazaruddin, Mantan Bendahara Partai Demokrat, dan sebagian masih dalam penyidikan.

Ada beberapa Kasus besar lainnya seperti: kasus Bank Century, mafia pemilu, kasus Lapindo, dan kasus mafia Pajak. Ada kasus suap Miranda, kasus Nunun, kasus Neneng, kasus Kemenakertrans, kasus Banggar, dll. Drama politik korupsi dan suap benar-benar membuat rakyat dibuat capek, linglung, bingung dan pusing. Sebab isunya diduga sudah menyentuh Panglima Pemberantas korupsi, yakni dua pimpinan KPK. Terakhir yang paling heboh dugaan keterlibatan anggota banggar di kasus korupsi kemenakertrans, dan juga karena "nyanyian" Nazaruddin.

__._,_.___
Recent Activity:
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Milis Pers Indonesia
Powered by : http://www.GagasMedia.com
GagasMedia.Com Komunitas Penulis Indonesia
Publish Tulisan Anda Disini !

Khusus Iklan Jual-Beli HP/PDA
Ratusan Game/Software HP Gratis
http://www.mallponsel.com

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar