Senin, 03 Oktober 2011

Re: [M_S] Fw: Re: [ RHI ] Akhirnya Muhammadiyah Bersepakat Penyatuan Kalender Hijriyah Indonesia

Nuwun koreksi mas agus, 

Indikator "seberapa banyak publikasi dia di jurnal internasional" bagi otoritas keilmiahan memang masih perlu "on many circumstances" tapi gak lagi mutlak. Yang lebih penting adalah sejauh mana pemikiran/ide/konsep/ucapan/tanggapan seseorang berbasis data & argumen ilmiah (orang sekolahan lebih paham ttg ini kan), bukan berbasis emosi/suka-suka/wangsit/politis-jabatan/interest/bayaran/pembisik....

* Jurnal2 internasional tak lepas dari ideologi. Sy paham ini pd jurnal2 ttg energi: ada jurnal yg bervisi nggenah "the world is finite", tp ada jg jurnal2 kapitalistik/neoklasik yg bervisi ajaib "the world is flat" - no limit to economic growth because there is no depletion of energy+resources & no pollution. Kan kalau mau habis bisa nyerbu+invasi sana -sini :-(( Visi/ideologi pd jurnal2 ilmu sosial lbh bervarian.

* Sifat jurnal lebih tertutup & lebih terbatas kecepatan interaktipnya. Pada internet, jk ada situs/upload ngilmiah yg ceroboh/teledor/"mrucut"/keseleo lidah/salah cetak, biasanya langsung diberi masukan/dikritik atau bahkan dihajar.

* Jurnal & para pengasuh+peer reviewersnya perlu duit agak gede jg untuk hidup, karena itu banyakkk jurnal yg bernaung di bawah penerbit2 besar atau cukup besar. Sdh umumlah bahwa penerbit2 internasional besar & cukup besar berada di bawah kendali ....ssst....bintang david atau tuan2 besar kapitalis dunia (istilahnya pak kwik kg: captains of industries). Para ilmuwan yg berjiwa aktivis umumnya mangkal/ngetem/siap action di internet.

* FYI, tulisan masuk pd jurnal2 perlu 3-6 bulan untuk diteliti/di"petani" para peer reviewers, pd internet langsung deh rame. Pd beberapa kasus (urgen) sdh terbukti sifat instan Net ini bermanfaat/menolong, misal outbreak penyakit2 epidemis, penanganan insiden/disaster lain

* Kini ada internet yg dpt memberikan pengetahuan & ilmu (pengetahuan yg metodologis) bagi siapa pun dg kecerdasan yg memadai, berbakat & berminat ngilmiah, cukup waktu+duit, serta mau capek/jungkir balik bongkar2 net - gak cukup cuma browse beberapa halaman serach atau beberapa websites.

* Jd, fungsi jurnal ilmiah pd otoritas keilmiahan tak lg fungsi/gating "AND", tp cuma "OR". Benar, masih cukup dominan tp gak lg (relatip) mutlak.

* Jd, rakyat spt sy, dhuafa lg, kini bisa ngilmiah lho :)) Makanya sering2 share yg manfaat.

* Mungkin masih ada lg, atau ada koreksi, sy jauh lbh sering buka2 net drpd baca jurnal.

tabik,
wien

 

--- On Mon, 3/10/11, Agus Purwanto <purwanto_phys@yahoo.com> wrote:

From: Agus Purwanto <purwanto_phys@yahoo.com>
Subject: Re: [M_S] Fw: Re: [ RHI ] Akhirnya Muhammadiyah Bersepakat Penyatuan Kalender Hijriyah Indonesia
To: "Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com" <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
Received: Monday, 3 October, 2011, 12:04 AM

pak Ton,
sebagai scientist, gak perlu ditanya berapa kali dia jadi ketua LAPAN
tetapi seberapa banyak publikasi dia di jurnal internasional
makin banyak seharusnya makin tenang dan kalem
terlebih dia juga produk sakura, Kyoto daigaku
 
pertanyaan berapa kali menjabat jadi ketua LAPAN malah bisa menyesatkan
perlu diingat pula, di negeri ini pejabat tidak identik dengan otoritas ilmiah
khususnya dalam dunia eksakta loh
kecenderungannya, makin berbobot secara ilmiah justru makin jauh dari jabatan
sebaliknya, makin pandir seseorang justru makin dekat dengan jabatan
 
Btw,
Suara Muhammadiyah no 19 bahas tuntas Politisasi Idul Fitri
Tulisan Thomas Jamaluddin dimuat ulang di SM diikuti jawaban Prof Syamsul Anwar sebagau ketua MTT PP
 
salam
 
 
Agus Purwanto
LaFTiFA ITS
http://purwanto-laftifa.blogspot.com
http://ayatayatsemesta.wordpress.com
From: Tono Saksono <tsaksono@gmail.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Sunday, October 2, 2011 10:35 PM
Subject: Re: [M_S] Fw: Re: [ RHI ] Akhirnya Muhammadiyah Bersepakat Penyatuan Kalender Hijriyah Indonesia
 
AssWW,

Semula ketika saya menerima forward tulisan tentang Muhammadiyah yg ahirnya dapat menerima imkan rukyat, saya agak heran. Bagaimana mungkin di tengah semakin runtuhnya kepercayaan masyarakat atas kredibilitas imkan rukyat atas penetapan Iedul Fitri 1432H lalu, kok malah Muhammaidyah menerima imkan rukyat? Padahal semakin banyak orang awam atau bahkan yg secara tradisional sebagai pendukung rukyatpun yg semakin tak percaya dengan imkan rukyat. Para pengurus DKM di masjid kami di Bekasi, hampir semua sudah tidak berpuasa pada 30 Agustus lalu, meskipun dalam rangka melayani kebanyakan umat Islam yg masih menyerahkan keputusan sholat Iedul Fitri pada pemerintah, maka penyelenggaraan sholat Ied pada 31 Agustusnya. Jad memang berita itu sangat aneh.
 
Sekarang, semakin jelaslah bahwa berita itu hanya isapan jempol. Saya melihat fenomena Thomas Jamaludin ini sangat luar biasa.
Dengan entengnya dan tanpa penyesalan dia mengatakan orang lain ahli hisab karbitan. 

Dengan entengnya dia melecehkan Muhammadiyah, sebuah organisasi besar yg telah berjasa ikut mencerdaskan bangsa ini bahkan jauh sebelum republik ini ada. Padahal, bahkan institusi tempat dia bekerja, LAPAN pun, saya kira akan berpikir puluhan kali untuk melecehkan Muhammadiyah. Organisasi ini terlalu besar dan terlalu terhormat. Bagaimana mungkin TJ berani melakukan ini? Mungkin dia merasa bahkan lebih besar dari institusinya? Cuma nasib saja yg membedakan dia dari Stephen Hawking? Boleh ada yg tahu, telah berapa kalikah sebetulnya TJ ini jadi Ketua LAPAN?

Wassalam,
TS
2011/9/29 pranoto hidaya rusmin <pranotohr@yahoo.com.sg>
Sy kira dg dua kali klarifikasi dari Prof. Susiknan, bagi yg ikut mencermati... kebenarannya sdh terbuka.

Kita tunggu klarifikasi dari Prof. TJ, semoga sj ada keberanian untuk mengaku salah.
Masih manusia...wajar berbuat salah. Yg penting jangan diulangi lg.


Salam
PHR
--- On Thu, 29/9/11, Amir Udin <ustadz_millennia@yahoo.com> wrote:

From: Amir Udin <ustadz_millennia@yahoo.com>
Subject: Re: [M_S] Fw: Re: [ RHI ] Akhirnya Muhammadiyah Bersepakat Penyatuan Kalender Hijriyah Indonesia
To: "Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com" <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
Date: Thursday, 29 September, 2011, 11:41 AM
Salam
gelar prof.nya layak diganti menjadi PROV-okator  
He-he, setuju Uda ...
Salam
Amir
From: Harman_i <harmanirawan@gmail.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 29, 2011 9:38 AM
Subject: Re: [M_S] Fw: Re: [ RHI ] Akhirnya Muhammadiyah Bersepakat Penyatuan Kalender Hijriyah Indonesia
 
makin panas nih.

Susiknan Azhari, on 29 September 2011 at 07:50 said:
Saya mendapat undangan mewakili kampus tercinta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan pada saat pembahasan draft saya sampaikan jangan sampai dipolitisir karena wakil Muhammadiyah tidak ada yang ikut dalam keputusan. Pak Thomas boleh tanya kepada semua tim perumus bahwa poin satu dan dua sifatnya "darurat". Yang harus dilakukan sekarang adalah semua keputusan segera ditindaklanjuti. Jika hal itu tidak dilakukan jangan salahkan pihak lain. Disinilah kejujuran akademik harus dijunjung bersama. Sebetulnya kalau pak Thomas mengikuti hingga akhir tentu persoalannya lebih jelas dan memahami apa yang terjadi di lapangan. Keputusan dibuat ada latar belakangnya. Kalau yang dibaca hanya normatif akibatnya kesalahan memahami sangat dimungkinkan. Oleh karena itu marilah kita bangun kebersamaan dengan penuh kejujuran. Insya Allah kalau kita mulai dengan tulus ikhlas tanpa memojokkan pihak lain. Kalender Islam yang bisa diterima semua pihak segera terwujud. Amin
gelar prof.nya layak diganti menjadi PROV-okator  
2011/9/29 Noval Akt <noval_akt@yahoo.co.id>
 
Wah....wah....benar2 scandalous si Thomas ini, kalau apa yang disampaikan Prof. Suzikman benar. Wassalam, Noval
-- htt://cis-saksono.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar