Minggu, 20 November 2011

[PersIndonesia] Dunia Musik Kita Sedang Bunuh Diri (Remy Soetansyah)

 


From: TVJunkiest <naratamatv@yahoo.com>
Date: Sunday, November 20, 2011, 9:14 PM

 

Dunia Musik Kita Sedang Bunuh Diri.

Akhir2 ini, mengikuti acara2 musik di tv, tampaknya pencipta2 besarpun sedang menurun daya cengkramnya. Lagu2 mereka terasa datar kehilangan greget. Ini makin memprihatinkan. Apalagi ditengah ambruknya bisnis RBT yg kata seseorang pembesar label besar, penjualan RBT bukan ini turun dengan drastis, sampai 90%.
Dengan de3mikian seluruh artis kita hanya bisa mengharap rupiah hanya dari kontrak2 perfor. Dan sialnya job manggung sekarang sudah mulai dikuasai oleh artis2 asing yang dibeli dengan harga yang sangat mahal. Dan tiket dijual dengan sangat tinggi. Bandingkan: tiket artis asing perlembar dijual seharga 25 juta rupiah, sementasa show2 artis lokal di daerah masih banyak yang digratiskan, alias penonton tidak perlu membayar.

Inilah gerbang kehancuran musik Indonesia?
Kendati terselip pula beberapa keoptimisan seperti adanya pihak yang timbul semangatnya melihat ekmungkinan penjualan phisik punya peluang yang baik. Terutama sejak penjaualan CD beberapa artis bisa laku dengan jumlah yg baik digerai KFC dan menyusul dengan kehadiran Indo Mart yg mulai dengan menjual atribute KLa Project yang dalam dua minggu terjual sebanyak 30 ribu CD. Bayangan dengan kondisi sebelumnya, CD Iwan Fals seorang penyanyi besar Indonesia, sangat ngos ngosan untuk menjual CDnya sampai di angka 5 ribu buah.
Apa yang akan terjadi dalam waktu dekat? Sulit diterka, selain musik secara ekonomis akan makin porak-poranda. Dan untuk kembali sehat, mungkin diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun. Itu baru untuk sehat, bukan stabil. Untuk bisa kembali ke masa jaya industri musik Indonesia di bawah tahun 90an. Sebagai ilustrasi. Penjualan kaset tertinggi terjadi pada sekitar 1996, dimana kaset album rekaman dan kaset kosong dalam sebulan terjual sebanyak 50 sampai (ketika itu almah Nike Ardilla adalah artis penjual kaset terbaik )100 ribu buah perbulan. Dan selepas tahun itu, para pembajak menjadi mesin penghancur kocek musisi dan pekerja musik ambrol, sampai hari ini blm tertolong. Dan pada 2000 kita agak terbantu dengan adanya sistem RBT yg didalpat dari sistem bisnis di Korea itu. Tapi ternyata itu berlaku sesaat saja, sekitar 10 tahun, dan sedihnya, pe ghancurnya adalah orang musik yang serakah.

apakah ini tandanya dunia musik kita sedang bunuh diri?
(remy soetansyah)

__._,_.___
Recent Activity:
Indonesia Japan Economic Monthly http://jief.biz/news/
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar