Jumat, 23 Desember 2011

[PPI-UTHM] Copas dari milis tetangga

 


 
http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami
----- Forwarded Message -----
From: Gatot Hari Priowirjanto <gatotpriowirjanto@gmail.com>
To: "ikatanguruindonesia@yahoogroups.com" <ikatanguruindonesia@yahoogroups.com>
Cc: "ikatanguruindonesia@yahoogroups.com" <ikatanguruindonesia@yahoogroups.com>
Sent: Friday, December 23, 2011 6:05 PM
Subject: [Maju,Cerdas&Kompetitif] Re: [IGI] Oot-Di Bawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi

 
info yg bagus sekali, tinggal bgmn kita membalik darinramalan orangnperancis ini menjadi tidak betul dgn tindakan nyata, gmn p SD dan bu Nina?. kita buat dan perkuat jaringan yG ada utk saling membeli produk2. dalam negeri....kalau dulu ada slogan aku cintamproduk indonesia...

sekarang ? kita siapkan generasi muda yg militan melawan kemiskinan...yg dinbina oleh IGI atau sinergi dgn siapapun utk  merubah nasib bangsa kita...jangannmudah dinagitasi,mdi cerainberaikan,mdan jangan mudahnmenyerah...semangat ...gambaru...

aku saeneng slogan nya habe..revolusi putih melawan kebodohan...dan melawan ketidak mampuan...

gatothp

Sent from my iPad

On Dec 24, 2011, at 8:40 AM, nina_feyruzi@yahoo.com wrote:

 


--- On Fri, 12/23/11, nina_feyruzi@yahoo.com <nina_feyruzi@yahoo.com> wrote:

From: nina_feyruzi@yahoo.com <nina_feyruzi@yahoo.com>
Subject: Re: [IGI] Oot-Di Bawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi
To: ikatanguruindonesia@yahoogroups.com
Date: Friday, December 23, 2011, 5:19 PM

 
Ini barangkali sedikit OOT.

Kemarin, ketika acara rapotan tiba, saya mengobrol lama sekali dengan salah satu orang tua murid saya di SMA 3 Jakarta. Beliau salah satu ekonom terkenal negeri ini. Awalnya obrolan berkisar seputar anaknya yang cerdas math dan sains dan berkeinginan untuk masuk teknik tetapi dilarang oleh Bapaknya yang ekonom ini. Bapaknya sedikit "memaksa" anaknya itu masuk ekonomi saja. Nah, saya yg guru sedikit "sok" bertanya alasannya.

Menurut si Bapak, ini upayanya menyelamatkan keluarganya. Merujuk dari suatu riset yang sedang ramai dibicarakan saat ini di dunia luar sana, orang sudah memperkirakan bahwa Indonesia akan terpuruk habis2an dalam waktu yang tidak lama lagi mengingat hutang luar negeri kita yang sudah 3x lipat saat ini. Ada masa dimana nanti, para pemberi hutang sudah tidak mau meminjamkan lagi kepada kita. Sementara yang kita lakukan saat ini adalah impor, imporn dan impor. Uang yg kita pinjam dari luar negeri seharusnya untuk produksi, yang kita lakukan justru membeli dari luar negeri. Indonesia memang digembar-gemborkan sebagai negara yg dengan pasar yg baik, tetapi untuk impor. Orang dari luar negeri menjual berbagai produk dan pasti laku di sini. Apakah kita lalu menghasilkan sesuatu untuk kita jual? Tidak.

Lalu apa hubungannya dengan anaknya yang dilarang masuk teknik? Menurutnya, akibat banyak impor tadi, industri lokal mati, termasuk industri yang mengandalkan teknologi di Indonesia. Misalnya, desain gedung2 bertingkat di Jakarta itu sebetulnya desain beli dari luar negeri, karena jatuhnya lebih murah. Lalu, mesin2 apapun juga desainnya dari luar negeri, karena lebih murah. Pesawat yang dulu kita sempat produksi di Nurtanio (walaupun belum sempurna) sekarang sudah tidak produksi lagi. Tidak diberi kesempatan untuk produksi dan membuktikan diri untuk menjadi lebih baik. Mati. Satu2nya yang kelak berkembang baik adalah kedokteran dan ekonomi. Karena pada akhirnya orang selalu ada yang sakit dan akibat berbagai masalah keuangan orang "lari" menjadi pedagang.

Menurut riset yang dikemukakan oleh orang Prancis tadi, ah, saya lupa nama yang disebutkan oleh si Bapak tadi, Indonesia akan habis. Masa dimana orang saling bunuh karena lapar. Ada dua opsi, bangkit dari keterpurukan maka Indonesia akan berjaya, atau habis. Nah, menurut si orang Prancis ini, Indonesia akan habis. Karena sifat dasar orang Indonesia yang sebenarnya saling iri. Dengki, tidak mau berbagi dan cari selamat sendiri. Gampang dihasut. Dan ini sudah terlihat sekarang, banyak hal dihancurkan untuk hal2 yang remeh temeh. Dan itu sebetulnya pemerintah Indonesia tau. Tetapi mereka tidak melakukan upaya penyelamatan. Si Orang Prancis ini melakukan riset atas permintaan negaranya, pemerintahnya untuk kepentingan investasi di Indonesia. Apakah Indonesia aman atau tidak.

Terus terang, saya ngeri. Sedih. Campur aduk setelah ngobrol dengan si Bapak. Dan menurutnya, orang2 kaya negeri ini sebenarnya sudah siap2 untuk pergi menyelamatkan diri. Hmmmmm...kasian negeriku yah, kalau sampai benar2 terjadi.

Salam,

Nina
Powered by NinaBerry®

From: "Ahmad Rizali" <ahmad.rizali@igi.or.id>
Date: Tue, 20 Dec 2011 02:37:29 +0000
Subject: [IGI] Oot-Di Bawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi

 
Selasa, 20/12/2011 08:16 WIB

Di Bawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi

Andi Saputra - detikNews

FOTO: Foto: Ilustrasi

Jakarta - Waktu beranjak petang. Puluhan eksekutif muda lalu lalang berkejaran dengan waktu. Di sebuah ujung jalan, 2 pemulung yang tidak lulus SMP duduk tertegun.

"Istirahat dulu. Sudah muter seharian," kata Koko (14) saat berbincang dengan detikcom, Senin, (19/12/2011).

Koko dan temannya, Rio (13) melepas lelah di bayangan gedung bertingkat untuk menghindari terik matahari. Dia duduk terpekur di petigaan Jalan Jenderal Sudirman menuju arah Sudirman Central Business Distric (SCBD). Tidak jauh dari layar lebar yang menampilkan berbagai iklan kelas premium tersebut. Mereka menghela napas panjang.

"Belum makan dari pagi. Biasanya sore baru makan, setelah menjual hasil mulung ke pengepul di Tanah Abang," cerita Koko.

Mereka berdua setiap pagi berangkat dari Bogor menggunakan KRL di atap kereta. Setelah sampai di Manggarai, keduanya saling memburu barang bekas yang bisa mereka pulung sepanjang Manggarai- Setiabudi-Tanah Abang. "Ibu saya juga mulung di Bogor. Kalau ayah sudah tidak tahu dimana," kisah Koko.

Dalam sehari, mereka bisa menjual hasil pulunganya antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Barang bekas yang mereka cari adalah botol plastik atau kertas bekas. Jika sedang beruntung, kadang bisa mengantongi Rp 50 ribu. "Cuma lulus SD. SMP tidak selesai, tidak punya uang," jawab keduanya yang mengenakan pakaian lusuh dan compang-camping di sana-sini.

Waktu terus beranjak, dan mereka masih menghela napas mencari sisa tenaga untuk meneruskan pekerjannya. Tiba-tiba salah seorang pekerja menghampiri mereka. "Kamu sudah makan belum," tanya seorang karyawan, Ubaidillah (35) yang dibalas dengan gelengan kepala. Mendapati gelengan kepala tersebut, Ubaidillah buru-buru merogoh koceknya dan mengulurkan sejumah uang.

Seperti dilansir Asian Development Bank (ADB), angka pertambahan orang miskin di Indonesia, dalam 3 tahun terakhir, melonjak tajam. Berdasarkan data tersebut orang miskin di Indonesia bertambah 2,7 juta orang.

"Kalkulasi terbaru, menunjukan penduduk miskin meningkat 2,7 juta orang pada tiga tahun terakhir," kata Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro beberap waktu lalu.

Angka kemiskinan Indonesia, menurutnya, paling tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. "Dan lebih memalukan lagi, pertambahan kemiskinan ekstrem ini adalah satu-satunya pengecualian di Asia Tenggara. Jangan dibandingkan dengan Thailand atau Malaysia, Indonesia bahkan tertinggal dari Kamboja dan Laos dalam mengurangi kemiskinan," terangnya

wasalam
Ahmad Rizali
http://ahmadrizali.com


__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar