Selasa, 07 Agustus 2012

[inti-net] Beda Asal Negara Beda Cara Berbagi

 

Beda Asal Negara Beda Cara Berbagi
Wardah Fazriyati | Rabu, 8 Agustus 2012

KOMPAS.com - Studi Western Union yang berjudul "Traditions of Ramadan by Global Citizens of Muslim Faith" menunjukkan ekspatriat memiliki kebiasaan berbeda saat Ramadhan dibandingkan saat berada di negeri sendiri, termasuk dalam kegiatan berbagi dan menjalankan kewajiban berzakat.

Studi yang berlangsung Juli 2012 dan melibatkan hampir 550 imigran Muslim dari 11 kebangsaan yang tinggal di 12 negara ini mengungkapkan kalangan ekspatriat lebih taat dalam beribadah dan menjalankan tradisi Ramadhan. Salah satu hasil studinya, sebagian besar responden, 94 persen, menjalankan tradisi berbagi dan memberi selama Ramadhan.

Mengenai kewajiban berzakat, studi ini menunjukkan 65 persen responden memiliki kecenderungan berbagi kepada orang-orang yang dikenal, di dalam dan di luar negeri. Sementara, secara keseluruhan, bentuk pemberian yang paling umum pada bulan Ramadhan adalah uang tunai (92 persen), pakaian (40 persen), makanan (36 persen) dan barang-barang lainnya (21 persen).

Meski begitu, beda asal negara, pilihan penerima zakat dan donasi, serta jenis sumbangannya, juga berbeda.

Umat Muslim dari Arab lebih cenderung untuk berbagi dengan orang yang mereka kenal di negara mereka sendiri (42 persen) dibandingkan yang berada dari luar negeri (29 persen). Sedangkan Muslim non-Arab menunjukkan fakta sebaliknya. Mereka lebih memilih berbagi dengan kerabat di dalam negeri (49 persen) dan 56 persen berbagi dengan kerabat di luar negeri.

Muslim dari Timur Tengah dan Amerika Serikat lebih cenderung memenuhi kewajiban zakat dengan memberi sumbangan. Sebanyak 53 persen ekspatriat dari Timur Tengah melakukan hal ini, dan 54 persen Muslim dari Amerika Serikat melakukan hal yang sama. Sementara, di luar Timur Tengah, berbagi dengan memberi pakaian lebih populer (53 persen).

"Uang tunai sangat fleksibel dan nyaman untuk diberikan, baik kepada kerabat setempat di dalam negeri ataupun untuk membantu orang lain di luar negeri, itulah alasan mengapa pilihan ini menjadi favorit," tutur Drina Yue, Managing Director dan Senior Vice President, Western Union, Asia Pacific, dalam siaran persnya.

Studi ini juga menunjukkan bahwa mayoritas Muslim terus membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk keluarga di kampung halaman maupun komunitas baru tempat mereka tinggal dan bekerja, dengan memenuhi kewajiban zakat.

Editor : Kistyarini

Menjadi Lebih Taat di Negeri Orang
Penulis : Wardah Fazriyati | Rabu, 8 Agustus 2012

KOMPAS.com - Meski jauh dari kampung halaman dan keluarga besar, masyarakat Muslim yang tinggal dan bekerja di luar negeri, lebih aktif menjalankan tradisi budaya dan taat menjalankan perintah agama saat Ramadhan, dibandingkan saat berada di negaranya.

Demikian hasil studi terbaru Western Union (layanan pembayaran global), terhadap hampir 550 imigran Muslim dari 11 kebangsaan yang tinggal di 12 negara. Studi Western Union yang berjudul "Traditions of Ramadan by Global Citizens of Muslim Faith" itu dilakukan pada Juli 2012 oleh The Nielsen Company.

Mereka berasal berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Mesir, Yordania, Lebanon, Maroko dan Tunisia serta negara-negara Asia Selatan seperti Bangladesh, India, Indonesia, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka.

Para imigran tersebut tinggal di Bahrain, Qatar, Kuwait, Oman, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Malaysia dan Singapura, Inggris, Jerman dan Perancis, dan Amerika Serikat.

Menurut Drina Yue, Managing Director dan Senior Vice President, Western Union, Asia Pacific, terjadi perubahan perilaku ketika seseorang tiba di negara baru.

"Hidup di negara lain seringkali membawa pengaruh budaya yang berbeda, seiring dengan munculnya tuntutan dari pekerjaan yang baru ataupun yang sifatnya pribadi. Warga Muslim global menjunjung tinggi berbagai tradisi Islam dan bahkan semakin taat beribadah selama bulan suci Ramadhan," ungkapnya dalam siaran pers.

Lima puluh persen responden mengatakan mereka semakin taat berpuasa, dan 41 persen lainnya mengatakan mereka lebih banyak berbagi dan memberi.

Secara keseluruhan, puasa (96 persen), berbagi dan memberi (94 persen), shalat (89 persen) adalah jenis ibadah yang paling banyak dijalankan selama bulan Ramadhan. Dua dari lima responden mengatakan bahwa rasa cinta dari keluarga dan teman, serta dedikasi dalam bekerja adalah faktor utama yang mendorong mereka untuk lebih taat berpuasa, shalat, berbagi dan memberi.

Studi itu menunjukkan, 75 persen responden rajin membaca Al Quran saat di perantauan. Para responden mengatakan lebih berbuka puasa bersama daripada berbuka sendiri. Sebanyak 75 persen responden memilih berbuka bersama keluarga, 65 persen responden memiliki kebiasaan berbuka bersama teman.

Sementara dalam kegiatan berbagi, 89 persen responden memberi uang dengan berzakat. Sementara lima persen lainnya berbagi dengan cara memberikan hadiah berupa makanan dan pakaian.

Ada dua alasan utama kalangan ekspatriat lebih taat saat merantau di negeri orang. Alasan pertama terkait akses terhadap fasilitas keagamaan (62 persen). Kedua, 52 persen responden mengaku lebih taat saat Ramadhan karena pengaruh keluarga, orang terkasih, dan teman.

Editor :
Kistyarini

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
Gabung di milis INTI-net, kirim email ke : inti-net-subscribe@yahoogroups.com

Kunjungi situs INTI-net   
http://groups.yahoo.com/group/inti-net

Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
http://tionghoanets.blogspot.com/

Tulisan ini direlay di beberapa Blog :
http://jakartametronews.blogspot.com/
http://jakartapost.blogspot.com
http://indonesiaupdates.blogspot.com

*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*

CLICK Here to Claim your Bonus $10 FREE !
http://adv.justbeenpaid.com/?r=kQSQqbUGUh&p=jsstripler5
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar