Kamis, 02 Agustus 2012

[M_S] Kultwit Tentang Rohingya

 

Kendati Fahri Hamzah ini merupakan sosok kontroversial, namun kultwit nya tentang Rohingya , patut dibaca.
sekaligus 3 artikel dari Wikinesia.
Thanks a lot atas infonya ya Mas Satriyo.
Jazaakalloohu Khoiron.

dan ane pribadi berharap, kita tetap bantu muslim myanmar dgn moril dan materil.
serta tetap menjaga kerukunan beragama , khususnya dgn umat Budha.
jangan memperluas konflik di sana , ke wilayah Indonesia.

di sisi lain, ini menarik....kekerasan bisa dilakukan oleh siapa pun, apa pun atribut keyakinannya.
kita mafhum, agama Budha menekankan belas kasih dan karma. 
Bahkan dari yg saya pelajari, juga cerita Papa saya yg pernah mengkaji Budha secara intensif....
ajaran Budha lebih pengasih ketimbang Kristiani yg sering menjual jargon ajaran kasih dan keselamatan.
bahkan bhiksu nya tdk diperkenankan membunuh makhluk hidup.
tdk diperkenankan makan produk hewani, harus vegetarian.

namun entah bagaimana, atribut agama Budha ternyata belum bisa membantu mengerem tindak kekerasan/intimidasi thd minoritas muslim khususnya dari etnis Rohingya.
dan agama Budha mayoritas pula di Srilanka (dari etnis Sinhala kalau tdk salah ingat).
namun di Srilanka, timbul perang dahsyat bertahun-tahun thd etnis Tamil yg beragama Hindhu.
akar peperangan, diduga karena tindak diskriminasi mayoritas thd minoritas.

ini renungan utk kita semua.
terlebih utk muallaf, jangan minder dgn agama Islam.
jangan gentar dgn pernyataan Islam identik dgn kekerasan.
Fakta berbicara, agama apa pun , bahkan atheis sekali pun, bisa melakukan kekerasan.
karena bicara kekerasan, bicara hawa nafsu yg dikombinasikan dgn kebencian dan klop dgn bisikan setan.

Wassalam - Nugon
 
Kebanyakan sumber permasalahan adalah cara berkomunikasi!!!  
http://nugon19.multiply.com/journal

-=-=-=-


Re: [INSISTS] Lagi, Tentang Fahri Hamzah

Ini yg saya dapat dari ikhwanesia:

kali ini ikhwanesia akan menghadirkan kultwit dari Fahri Hamzah dengan menggunakan hashtag#Rohingya. dalam kepedulian kita bersama atas penderitaan yang dialami saudara kita di myanmar, yaitu etnis muslim Rohingya.

sebelum pemberitaan tentang aksi kekerasan terhadap etnis rohingya, mereka sudah beberapa kali "manusia perahu" dari myanmar ini terdampar di Aceh. mereka menceritakan bahwa dinegerinya tidak aman untuk muslim, merekapun diterima dengan baik di aceh dan dilayani seperti saudara sendiri.

etnis rohingya ini dalam penampungannya di Aceh juga meminta perlindungan dari Ulama Aceh  dan baca juga cerita mereka menangisketika akan dipindahkan dari aceh

dalam hal ini Fahri Hamzah menguraikan 20 tweetnya tentang #Rohingya

1.Menjelang berbuka kita mendengar lengkingan tangis #Rohingnya, suatu suku Muslim di Myanmar. 

2.Aku tidak percaya kekejaman ini karena Budha, agama mayoritas 90-an % penduduk negeri Burma ini.

3.Ini pasti karena politik: negara dalam kendali militer yang kejam. Respresi juga menjadi derita rakyat umum. #Rohingnya 

4.Orang2 berjenjata dan hanya mengerti baris berbaris ini ingin tetap berkuasa dengan kejam. #Rohingnya 

5.Aku teringat jendral Aung San. Dia dibunuh karena ingin memberikan kemerdekaan kepada rakyat. #Rohingnya 

6. Su kyi, tidak melihat ayahnya dibantai. Tapi hujan peluru dari senapan yang menyalak membangunkannya dari tidur. #Rohingnya 

7. Dan kini, aung san suu kyi memimpin partai terbesar, mimpi ayahnya sedang dilaksanakan. #Rohingnya 

8.Maka, aku ingin menitipkan nasib muslim #Rohingnya kepada suu kyi. Bisakah ini kuharapkan? 

9.Meski jenderal Thein Sein masih memimpin, aku tak akan berharap padanya. Tangannya berlumuran darah #Rohingnya 

10. Apakah ini artinya kita tidak akan berharap pada saudara sendiri? Kitalah saudara #Rohingnya terbesar di dunia. 

11.Aku pernah mengusulkan agar pencari suaka diatur dalam UU imigrasi, semua partai menolak. #Rohingnya 

12.Padahal, meski kita baru memulai, kita adalah harapan ummat manusia bagi kebebasan. Indonesia adalah masa depan #Rohingnya juga. 

13.Sementara itu, sebelum Suu mengendalikan penuh. Marilah kita semua di Indonesia membela #Rohingnya.  

14.Aku berharap kepada saudaraku yg beragama Budha di Indonesia. Agar mereka menulis notabagi keselamatan #Rohingnya 

15.Aku ingin Thein Sein diberi peringatan secara jujur bahwa apa yg sdh dia rintis bersama Suu kyi dapat kehilangan makna #Rohingnya 

16. Sekian. (Nanti kita lanjutkan). 

16.Kita lanjutkan 5 point. Tentang apa yg bisa kita perbuat terhadap derita #Rohingnya. Banyak sekali. 

17.Tentu aksi masyarakat sipil telah kita lakukan tp aksi negara kita perlukan. Apakah negara sebesar Indonesia tdk berguna bagi #Rohingnya 

18.Menlu apalagi @presidenSBY yg mengaku sebagai champion demokrasi di kawasan ini. Hentikanlah derita #Rohingnya jgn sibuk berseminar. 

19.#Rohingnya kita itu kini juga sebagiannya menyebar sebagai manusia perahu dan pengungsi: india, bangladesh, malaysi, thailand, dll. 

20.Pemerintah dan oposisi Myanmar harus mengakui #Rohingnya sebagai warga sipil yg harus diselamatkan. (Sekian).

demikianlah kultwit dari @Fahrihamzah , semoga bermanfaat. :)


-=-=-=-



MASIH ingat dengan 'manusia perahu' asal Rohingya yang terdampar di Aceh beberapa waktu lalu? kini, di saat derita mereka belum berakhir dan terus mengalami penindasan, dua surat ucapan terima kasih mereka kirimkan kepada masyarakat Aceh atas bantuan yang telah diberikan ketika mereka terdampar di daerah ini.

Satu surat atas nama Partai Arakan National Congress (ANC) dan satu surat dari Asosiasi Rakyat Rohingya Birma di Uni Emirat Arab  dikirimkan ke markas pusat Jamaah Muslimin (Hizbullah) di Cileungsi Bogor dan ditembuskan khusus ke redaksi Serambi Indonesia.

Jamaah Muslimin (Hizbullah) melalui perwakilannya di Aceh, bersama-sama masyarakat pernah ambil bagian dalam misi kemanusiaan menyantuni muslim Rohingya.

Berikut salah satu surat (telah diterjemahkan-red) yang dikirim khusus berkenaan ucapan terima kasih mereka untuk masyarakat Aceh.

Assalamu 'alaikum wr.wb.
Kami, Partai Arakan National Congress (ANC) dari Arakan, sebuah partai politik Arakan yang dibentuk oleh etnis Rohingya asal Arakan, bertujuan mencari keadilan, hak-hak asasi manusia, demokrasi dan kebebasan bagi kaum Rohingya dan seluruh rakyat Arakan. 

Kami berterima kasih kepada seluruh umara dan makmum Jamaah Muslimin (Hizbullah) Indonesia atas rasa persaudaraan dan kebaikannya kepada manusia perahu Rohingya yang kehilangan hak-haknya, yang pernah terdampar di Indonesia. 

Kami berterima kasih dan menyampaikan penghargaan dan syukur  sepenuh hati kepada semua saudara-saudari, organisasi, kelompok dari Aceh atas simpati mereka, membantu dan kebaikan persaudaraan yang ditujukkan kepada manusia perahu Rohingya yang tertindas yang terdampar dalam perjalanan keimanan mereka menuju tanah yang penuh berkah, di suatu tempat di dunia yang kejam ini.


Kami, kaum minoritas Rohingya asal Arakan yang dizalimi oleh penguasa rezim militer Burma.

Kami tidak mendapat pertolongan di mana-mana, di dalam, maupun di luar tanah air kami dan hanya saudara saudari muslim Indonesia yang kami lihat ada secercah cahaya harapan dan mengungkapkan persaudaraan kemanusiaan pada kami, yang kami cari selamanya.     

Kami sungguh melihat dan yakin bahwa sebagai negeri muslim terbesar di bumi ini dan sebagai negara demokrasi yang bersemangat di kalangan dunia Islam, Indonesia dengan rakyatnya akan memimpin kami menuju tatanan dunia yang setara, adil dan bebas bagi segenap manusia dan seluruh ummat Islam.

Indonesia dan rakyatnya memiliki moral, misi kemanusiaan dan islami serta bertanggungjawab untuk memimpin ummat ke arah yang lebih bersatu lebih mulia, lebih adil, untuk seluruh umat manusia yang lebih baik secara umum dan umat Islam secara umum pula. 

Kami semua akan bersama kalian, dalam perjalanan menuju penegakan kesatuan Islam yang lebih nyata, persaudaraan Islam dan menuju umat yang lebih bermartabat, kuat dan terhormat.

Terimakasih. 
Salam Hormat, Saudara Sesama Muslim, 
Imum Ahmed
ANC Party of Arakan
Cell Ph: +966-563665802
Email: anc_arakan@yahoo.com

 sebelum pemberitaan tentang aksi kekerasan terhadap etnis rohingya hangat dimedia, mereka sudah beberapa kali "manusia perahu" dari myanmar ini terdampar di Aceh. mereka menceritakan bahwa dinegerinya tidak aman untuk muslim, merekapun diterima dengan baik di aceh dan dilayani seperti saudara sendiri.
etnis rohingya ini dalam penampungannya di Aceh juga meminta perlindungan dari Ulama Aceh  dan baca juga cerita mereka menangis ketika akan dipindahkan dari aceh




Sebanyak 54 etnis Rohingya asal Myanmar di penampungan sementara Kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe meminta perlindungan para ulama Aceh, agar mereka bisa menetap di Aceh selamanya. 

Bahkan para pengungsi yang kerap juga dipanggil manusia perahu ini siap dijadikan budak, asal tidak dipulangkan ke negara asalnya. Mereka takut akan dibunuh tentara Myanmar,saat ini masih memerangi muslim dari etnis minoritas tersebut.

"Di Myanmar kami tidak bisa shalat, karena mesjid dijaga tentara. Kami juga tidak bisa mencari nafkah, makanya anak-anak kami kelaparan. Tidak ada pendidikan dan diusir oleh pemerintah keluar dari Myanmar dengan alasan kami bukan bagian dari penduduk negara itu," ujar Anwar Husen salah seorang pengungsi kepada Rakyat Aceh (Group JPNN) kemarin dengan bahasa Arab Urdu bercampur bahasa isyarat, Jumat (3/2).
 

Oleh sebab itu ia dan semua pengungsi telah sepakat meminta perlindungan muslim Aceh terutama para ulama agar bisa menerima mereka untuk menetap di Aceh. Bahkan mereka siap dijadikan pekerja kasar dengan upah kecil asalkan tidak dipulangkan ke Myanmar, karena semua orang Aceh muslim pastinya mereka bisa hidup lebih layak walau dalam keadaan miskin.
 

Selama di penampungan sejak ditemukan nelayan Dewantara terombang ambing di laut lepas, Anwar mengaku senang karena mendapat perlakuan layak dari pemerintah dan masyarakat. Ia merasa seperti terlepas dari ketakutan selama ini ia alami bersama rekan-rekan pengungsi lainnya. Kondisi ini membuat ia ingin tinggal selamanya di Aceh.
 

Menanggapi permintaan etnis Rohingya tersebut, Ketua Majelis Permusywaratan Ulama (MPU) Aceh   Tgk H Muslim Ibrahim MA saat dihubungi Rakyat  Aceh kemarin  mengaku  belum bisa memberikan komentar. Pasalnya, keberadaan pengungsi menyangkut dengan status kewarganegaraan selain itu permintaan tersebut harus disampaikan secara resmi yang diajukan ke pemerintah dan bukan kepada ulama.
 

"Kalau memang sudah dibahas dalam forum resmi, maka para ulama hanya sebatas memberikan pendapat, jadi untuk sementara saya tidak bisa berkomentar lebih," pungkasnya.
 

Sementara itu sejumlah perwakilan masyarakat  Desa Beuluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Jumat pagi kemarin mengunjungi pengungsi Myanmar. Kedatangan mereka untuk bersilaturrahmi dengan para pengungsi, sekaligus ingin melihat kondisi warga asing tersebut paska diselamatkan para nelayan desa Beuleuka Teubai tiga hari lalu. 
(sjm)





Ibarat paduan suara, ke-53 migran Myanmar yang selama ini ditampung di bekas gedung Kantor Imigrasi Punteut, Kecamatan Blangmangat, Kota Lhokseumawe, menangis serempak, Rabu (22/2) pagi. Malah ada yang muntah sambil meronta-ronta. Mereka tampak tak rela dibawa menjauh dari tanah Aceh.

Fragmen duka itulah yang terlihat kemarin saat 53 "manusia perahu" asal Myanmar dipindahkan dari penampungan sementara di kawasan Punteut Lhokseumawe ke Rumah Detensi Imigrasi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Mereka diangkut naik dua bus Pelangi di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian, TNI, dan petugas Imigrasi Lhokseumawe.

Migran Myanmar yang semula berjumlah 55 orang itu mulai ditampung di kantor tersebut sejak 1 Februari 2011 setelah nelayan Bluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, menemukan mereka hanyut kemudian terdampar di perairan setempat. Namun, dua di antaranya lari dari tempat penampungan. Muhammad Nizam kabur pada 8 Februari tengah malam, disusul Karimullah pada 15 Februari 2012 malam. 

Amatan Serambi pagi kemarin, di penampungan sementara yang berjarak 13 kilometer dari Kota Lhokseumawe itu, para warga Myanmar diberi baju seragam kuning plus kartu identitas yang digantungkan di leher masing-masing. Sebelum diberangkatkan, mereka disuruh duduk dua baris memanjang saling berhadapan di bekas kantor imigrasi itu. 

Suara tangis mendadak pecah ketika dua Bus Pelangi memasuki pekarangan kantor imigrasi siap untuk mengangkut mereka. Sambil tetap menangis, para migran itu menadahkan kedua tangannya, seperti orang berdoa. Suasana mengharu biru. Bahkan mata Irawan, Kasi Wasdaki Imigrasi Kelas IIA Kantor Lhokseumawe yang berada di ruangan itu, berkaca-kaca. Demikian pula mata staf International Organization for Migration (IOM) dan dan Kabag Ops Polres Lhokseumawe, AKP Prasetyo. Semua mereka terharu melihat 53 warga Myanamr itu menangis tersedu sedan menjelang dibawa ke bus. 

Bahkan ketika petugas imigrasi membawa mereka satu per satu ke luar ruangan untuk masuk bus, seorang di antaranya meronta-ronta sampai muntah-muntah dalam tangisnya.

Mereka memeluk erat petugas imigrasi, maupun staf IOM yang berada di ruangan itu saat mereka hendak naik dua bus. Meski sudah berada di dalam bus, warga Myanmar itu masih saja menangis terisak-isak.

Kemudian, setelah semuanya masuk, bus itu pun melaju ke arah Sumatera Utara untuk seterusnya ke Kepulauan Riau. Dikawal oleh sepuluh polisi, dua TNI, sembilan petugas imigrasi, dan seorang tenaga medis. 

Sebagaimana diberitakan terdahulu, nelayan Bluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara menemukan 55 warga negara Myanmar hanyut dan kemudian terdampar di perairan setempat, Rabu (1/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Manusia perahu itu mengaku lari dari negara mereka untuk menghindari imbas dari kecamuk perang. (c37) 





Kecaman terhadap aksi kekerasan yang menimpa umat muslim Rohingya di Myanmar, terus berdatangan. Bukan hanya dari umat Islam, tapi kalangan tokoh Budha di Aceh juga menyatakan akan segera mengirimkan surat kepada Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) agar mengirimkan nota protes dan mendesak junta militer Myanmar menghentikan aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya. 

"Kita di sini (umat Budha di Aceh -red) tidak punya bhiksu dan tidak ada perwakilan Walubi. Jadi, kita harus duduk dulu dengan tokoh lain untuk kemudian mengirimkan surat desakan kepada Walubi Pusat," kata Yuswar SE, tokoh masyarakat Budha dan Tionghoa Aceh, kepada Serambi di Banda Aceh, Senin (30/7).

Pernyataan ini diungkap Yuswar di depan Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Aceh, Safaruddin SH yang mendesak agar masyarakat Budha di Aceh ikut memberikan tekanan kepada komunitas Budha di Myanmar untuk melindungi umat Islam yang merupakan kelompok minoritas di sana. 

"Dari beberapa situs berita ditulis bhiksu Budha ikut memboikot bantuan kemanusiaan untuk muslim Rohingya, makanya kita mau meminta agar umat Budha di Aceh ikut mendesak komunitas Budha di sana, agar melindungi muslim seperti kita melindungi mereka di sini," kata Safaruddin. 

Terkait hal ini, Yuswar yang menjabat Ketua Dewan Pengawas Yayasan Buddha Banda Aceh menyatakan keprihatinan dan penyesalan terhadap tragedi pembantaian etnis muslim Rohingya oleh junta militer Myanmar. Ia berharap dunia bisa segera bersikap sehingga aksi kekerasan ini tidak merembet ke daerah lain dan tidak menimbulkan kekerasan yang bermuatan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). 

"Kami berharap kita tidak menggeneralisir aksi kekerasan di Myanmar dengan umat Budha. Karena kekerasan di Myanmar itu dilakukan oleh penguasa junta militer. Apa yang terjadi di sana, latar belakangnya, dan kondisinya bagaimana, kita juga tidak tahu pasti," ujar Yuswar. 

Selain menjabat Ketua Dewan Pengawas Yayasan Buddha Banda Aceh, Yuswar juga menjabat Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti, Dewan Oebasihat Vihara Budha Sakyamuni Banda Aceh, serta aktif di berbagai organisasi massa dan relawan kemanusiaan, seperti Pemuda Pancasila, Perbasi, KONI, Orari, dan PMI.

Menurut Yuswar, Aceh patut menjadi contoh bagi toleransi kehidupan umat beragama. "Terus terang, sepanjang sejarah Aceh belum pernah ada konflik antaragama. Kita harap akan terus seperti ini. Selama ini kita hidup rukun, karena toleransi beragama di Aceh sangat baik," ujarnya.  

Menurut Yuswar, saat ini diperkirakan jumlah umat Budha di Aceh sekitar 3.500 orang, Sebanyak 2.500 orang di antaranya bermukim di Banda Aceh. "Selama ini kita hidup sangat rukun dengan masyarakat Aceh yang 99 persen muslim," ujarnya. 

Sebelumnya, Tim Pembela Muslim (TPM) Aceh mendesak Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Myanmar yang dipimpin oleh junta militer. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kata Safaruddin, sudah sepantasnya Indonesia berada di garda terdepan untuk membela hak-hak asasi masyarakat muslim Rohingya. 

"Apalagi tragedi kemanusiaan ini dilakukan oleh salah satu negara Asean, maka sudah sepantasnya Indonesia menunjukkan kewibawaannya di depan negara-negara Asean lainnya. Presiden SBY harus menutup Kedubes RI di Myanmar dan mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia. Pemerintah RI juga memberikan perlindungan bagi muslim Rohingnya," kata dia.

Untuk memperkuat daya tawar dan sebagai bentuk keprihatian, kata Safaruddin, Pemerintah Aceh seharusnya menutup sementara Vihara Budha di Banda Aceh, sampai umat Budha di Myanmar memberikan kedamaian dan jaminan hak asasi bagi muslim Rohingya di Myanmar. 

Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Banda Aceh, Mulyadi Nurdin Lc dalam siaran pers kepada Serambi kemarin, mendesak Pemerintah Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia dan negara penting di Asean, agar proaktif melakukan aksi nyata mengusut tindakan militer Myanmar. 

"Tindakan pembantaian tersebut telah melanggar nilai universal tentang hak asasi manusia dan merusak citra Asean yang selama ini dikenal aman dan menghargai perbedaan etnis dan agama," kata Mulyadi.

Mulyadi Nurdin juga menyayangkan sikap diam lembaga-lembaga HAM di Indonesia dalam kasus pembantaian etnis muslim Myanmar. "Biasanya mereka vokal terhadap isu di dalam negeri. Tapi kenapa diam seribu bahasa terhadap isu HAM di Myanmar, padahal HAM itu bersifat universal, tanpa batas negara," ujarnya.



__._,_.___
Recent Activity:
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar