Senin, 13 Agustus 2012

«PPDi» Pemujaan MoU

 

Opini / Serambi
Pemujaan MoU
Selasa, 19 Juni 2012 09:42 WIB

Oleh Otto Syamsuddin Ishak

PILKADA ada yang telah usai, tuntas satu putaran. Ada yang masih berlangsung dan yang akan dilangsungkan di kabupaten/kota. Satu nasihat penting, terutama bagi yang akan berkampanye, adalah pujalah MoU, maka anda akan menang!

Saya tidak mengetahui, apakah "Ikrar Lamteh" mengalami pemujaan oleh generasi waktu itu, sebagaimana yang terjadi di masa sekarang? Bahkan bila ingin menjadi bagian dari golongan yang berkuasa, misalnya, apakah lazim untuk turut meneriakkan "Ikrar Lamteh"?

Fenomena sekarang ini melayangkan pikiran ke masa Orde Baru. Setiap orang, jika tak ingin termasuk ke dalam golongan politik "mentimun bengkok", maka harus meneriakkan kesaktian Pancasila. Lalu, mereka harus ikut penataran yang dikemas dalam aneka paket. Setiap 1 Oktober ikut serta dalam ritual di Lubang Buaya, bahkan kesertaan di sini dapat mendongkrak citra politik diri.

Kenyataannya, setelah tiga dasawarsa rezim yang terus menerus "memuja kesaktian Pancasila" itu bisa rubuh juga. Kesaktian, rupa-rupanya, ada batasnya juga. Di manakah batas-batasnya itu? 

Ketika rezim Orde Baru jatuh, maka banyak ilmuwan sosial yang menuliskan Peristiwa 1965 dengan fakta yang bertolak belakang dengan konstruksi sejarah politik formal. Singkatnya, perebutan kekuasaan pada 1965 itu adalah pembunuhan atas pembunuhan. 

Para jenderal dibunuh oleh serdadu militer atas perintah jenderal yang mengatasnamakan jenderal lain, lalu dibunuh lagi atas perintah jenderal. Lalu, tiga bulan kemudian, pembunuhan massal merebak ke seluruh Indonesia, bahkan setelah dirasuki spirit keagamaan yang antikomunis. Jadi, mereka hendak mengatakan bahwa pemujaan itu dilakukan atas dasar sejarah yang palsu. 

Jika demikian apa kaitannya dengan Pancasila? Apakah semua tindakan itu mencerminkan pemikiran dan tindakan yang Pancasilais? Mungkin --ini agak mistis-- justru karena pemujaan yang palsu itulah, maka rezim jatuh, sekalipun kesadaran yang palsu itu masih mengidap di benak sebagian orang yang bernafsu untuk membangun citra diri yang nasionalistis. 

Namun, batas-batas sosial yang lebih realistis terletak pada penderitaan politik yang terus berkelanjutan, moral yang semakin korup dan krisis ekonomi yang akut. Penderitaan politik muncul dalam bentuk penindasan dan ketidakadilan hukum. Korupsi menimbulkan krisis kepercayaan. Dan, krisis ekonomi menciptakan manusia lapar yang nekad. Apalagi, generasi baru tanpa memiliki beban sejarah yang berdarah.

Mengkonstruksi  kesadaran sejarah
Lalu, apakah pemujaan terhadap MoU itu akan berkembang sebagaimana pemujaan terhadap kesaktian Pancasila? Ada monumen, tanggal dan upacaranya yang khidmat, serta penataran, selain teriakan-teriakan di masa kampanye pemilukada di Aceh.

Pernik-pernik untuk mengkonstruksi kesadaran sejarah demikian sangatlah penting. Pasalnya, kian hari hadir sebuah generasi di luar konflik, bahkan di luar MoU. Suatu saat mereka akan bertanya: Apakah yang "orang tua" itu teriakkan? Kok rasanya heboh sekali. MoU? Apa itu MoU? Kok seperti nama pelatih sepakbola di Spanyol?

Membangun sebuah monumen MoU relatif mudah. Namun, bagaimana isi museum MoU itu? Naskah MoU sudah pasti sebagai bagian sentral dalam museum MoU. Kita bisa membayangkan, ada sebuah peti kaca tahan peluru, dengan cahaya yang cukup, menyorot naskah MoU. Lalu, ada foto-foto yang menjelaskan person-person yang terlibat dalam perundingan. Tapi karena Hasan Tiro tak terlibat dalam perundingan, maka ada foto beliau yang berlatar belakang gedung di samping bangunan di mana perundingan berlangsung.

Tentu, perlu dibuat diorama untuk mempermudah generasi baru menyerap MoU. Sebuah prototipe tiga dimensi yang menggambarkan proses perundingan, utamanya prosesi penandatanganan MoU.

Apakah selain foto-foto AMM, perlu juga dibuatkan diorama yang menjelaskan kerja-kerja mereka? Utamanya, selain foto-foto, adalah diorama prosesi pemotongan senjata. Puncaknya, adalah upacara pemotongan senjata terakhir di Blang Padang, yang mana dihadiri oleh semua panglima wilayah di panggung kehormatan. Sekaligus menjelaskan puncak keutuhan GAM, yang kini telah terfragmentasi ke dalam sejumlah kafilah.

Di Museum juga terdapat ruang-ruang penataran tentang MoU dengan sejumlah paket-paketnya. Kafilah pemuda-pemudi, siswa-siswi, guru-guru, perempuan-lelaki, para pegawai, anggota ormas dan partai politik secara bergelombang mengikuti penataran. Gelombang peserta penataran angkatan pertama, adalah yang paling bersyukur, karena para penatarnya adalah para pelaku sejarah MoU itu sendiri.

Bahkan Martti Ahtisaari akan didatangkan langsung oleh Pemerintah Aceh. Sebelum membuka penataran, maka ia akan turut serta dalam upacara "kesaktian MoU" bersama para tokoh MoU dan veteran gerilyawan seluruhnya yang berkenan hadir. Ketika memberi materi MoU, Martti Ahtisaari menjelaskan apa mudaratnya konflik, dan apa pula syafaatnya perdamaian sehingga jelas di mana letaknya kesaktian MoU. 

Tiba-tiba, seorang siswi berjilbab mengacungkan jarinya, lalu bertanya: "Tadi Mister mengatakan ada konflik sebelum MoU ada. Biasanya, dalam konflik ada pelanggaran hak asasi manusia. Tapi mengapa tidak ada monumen dan dioramanya di kompleks ini?"

Martti Ahtisaari agak tersentak. Namun sebagai seorang perunding kelas dunia, ia menjawab dengan tenangnya. "Soal pembangunan monumen dan museum MoU, tentunya menjadi tanggung jawab Pemerintah Aceh. Saya tidak terlibat dalam urusan-urusan domestik kenegerian Aceh ini."

Butuh keberanian
Kalau perihal pelanggaran HAM, saya bisa menjawabnya, begini: "Satu di antara sekian kerumitan hidup yang kita alami adalah, yang berhubungan dengan masa silam kita. Hati-hati dengan soal ini. Dengan segala respek saya pada pemerintahan sekarang, banyak sekali kemajuan yang telah dicapainya. Namun, jangan kita larut dengan kesedihan masa lalu."

"Kita tak akan mungkin memasukkan ini dalam draft tertulis sebab sangat sensitif. Ini tidak berarti kita bahwa kita hapuskan pembicaraan tentang ini. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kita harus bersihkan karpet dari agenda ini. Inilah yang kita maksudkan itikad baik. Tentu saja memang selalu mengecewakan dan tidak memuaskan. Kita butuh keberanian menghadapi ini. Singkatnya, masalah HAM adalah masalah masa depan."

Martti Ahtisaari menutup sesi penataran dengan mengatakan: "Ini saatnya kita makan siang." Para siswa berkemas, dan setelah bersalaman dengan Martti Ahtisaari, mereka berebut keluar. Menabrak pintu. Braaak! (Saya pun terjatuh ke karpet dan basah oleh sirup merah yang tumpah dari gelas. Di samping ada buku Damai di Aceh karangan Hamid Awaluddin, yang terbuka, persis di halaman percakapan Martti Ahtisaari).

* Otto Syamsuddin Ishak, Sosiolog.

Editor : bakri



 
   
The perpetrators of gross human rights abuses and countless crimes against humanity during three decades of conflict have not yet been held accountable. This is in a very stark contrast to other peace efforts done in other parts of the world such as in former Yugoslavia, Burundi-Rwanda, Cosovo-Albania, West Africa, Congo-Kinshasa etc, where all those responsible for humanitarian crimes have been brought to justice.DROP DAN BA Algodjo2-Jawa u Mahkamah Internasional !
   

Genocide in Liberia
 
Former Liberian president Charles Taylor, April 2006, has flown from Freetown to the Netherlands where he will stand trial for war crimes (AFP/File)
=====



''You name any human rights violations, Aceh has it. If anybody wants to research human rights violation, Aceh would be a perfect place to go.'' Debra Yatim, The Nation, Bangkok, October 14, 1999

Geonocide in Bosnia
 

Trial of Slobodan Milosevic in Den Haag



Salah saboh cell teumpat tinggai Charles Taylor dan Milosovic di den Haag.
(Pakon bgs atjeh han keumah geuba algojo2 jawa keuno?)
 
Genocide in Acheh
 


Drop dan ba u Mahkamah International !

Wiranto Cs
 
Drop dan ba u Mahkamah International !

SBY Cs
 
 
 

A family returns to its burned-out house 
by Indonesian military

 
A mass grave has been unearthed
"The darkest chapter in Indonesia's history" Grim evidence of the army's campaign against separatism in Aceh is only now being uncovered. Only now can the real grieving begin. The BBC's Jonathan Head: 


 
One of the sixty burned-alive Achehnese 
civilians by Indonesian army in the village of Lancok, Syamtalira Bayu, North Acheh, on 19/03/2002 

 
Investigators have found a number of mass graves in Acheh committed by the Indonesian regime 
 

Indonesian troops shot dead up to 60 peopleand wounded 10 last Friday in two villagesin Beutong Ateuh of West Aceh. And the bodies were thrown into an abandoned wel
''Name any human rights violations, Aceh has it. If anybody wants to research human rights violation, Aceh would be a perfect place to go.'' Debra Yatim, The Nation, Bangkok, October 14, 1999
 
2-7 Achehnese killed everyday by
Indonesian Colonialism Regime 

 
 
 


Jenazah Mukhtar(24) satpam kantor Dinas Sosial Prov NAD,yang meninggalakibat penganiayaan oknum polisi, diciumi ibu kandungnya sesaat sebelum dikafankan di rumah duka Desa Puni Mata Ie, Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar, Jumat (27/10/2006). SERAMBI /MANSHAR

Family and colleagues mourn a farmer as he
is prepared for burial.

Massacred in KNPI Lhokseumawe, 60 civilians were brutally butchered by Indonesian Occupation Forces


Massacred in Simpang KKA, 250 villagers were brutally butchered by Indonesian Occupation Forces 


The Victims tortures before they kills


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh
 
Local police chief Said Huseini said three "separatist rebels" were shot dead Saturday on the outskirts of the provincial capital Banda Aceh. A civilian was killed in the crossfire, he said. 

 
MASYARAKAT ACEH BERBARING DI TANAH PADA SAAT TNI AD MELEPASKAN TEMBAKAN PERINGATAN PADA RIBUAN PENGUNJUK RASA DI LHOKSEUMAWE, PROPINSI ACEH 21 APRIL 1999. DUA ORANG PENDUDUK TEWAS SETELAH POLISSI DAN TENTARA MEMBUBARKAN UNJUK RASA RIBUAN PELAJAR SEKOLAH YANG MEMINTA DILEPASKANNYA 300 ORANG PELAJAR YANG TERTANGKAP SAAT UNJUK RASA MENDUKUNG KEMERDEKAAN ACEH BEBERAPA HARI SEBELUMNYA. (en/str: REUTERS)

 
Seorang ibu menangis setelah anak kandungnya dibunuh 
secara sangat kejam dan keji oleh babi jawa

 
Seorang anak dan ibunya kembali kerumah yang baru saja dibakar oleh anjing jawa

Setelah dibunuh Anjing TNI menyuruh masyarakat kampung untuk mengambilnya 
 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh, Kamis, 9 Augustus 2001, Avdelning 4, PT Bumi Flora, Desa Alue Rambôt, Kec. Bandar Alam Aceh Timur

 
 

  
  
  
  

Pihak keluarga, sejak awal tidak setuju otopsi dilakukan. Karena dari awal kejadian mereka sudah bawa korban ke rumah sakit. "Jadi, mengapa setelah sampai dua bulan kemudian baru diotopsi. Ini pun dipaksa," kata Yusuf, abang Muslem. Se-usai otopsi. "Kami melihat, meski ada tuntutan tapi tidak ada proses. Apalagi, kami masyarakat awam. Kalau pun ada hukum, yang pegang hukum nggak adil," tambahnya.
 




The wife and children of an Acehnese farmer 
killed by Indonesian soldiers

Just In One Day, Over 100 Unarmed Achehnese Civilianswere Unlawfully Killed by TNI 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh
KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh 


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh 


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh

Men in Aceh are questioned by 
Indonesian soldiers

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap Bangsa Aceh 

 
BABI-BABI JAWA MENGADAKAN PEMERIKSAN KEPADA SETIAP KENDARAAN YANG AKAN MENUJU KOTA BANDA ACEH TEMPAT DI ADAKANNYA SIDANG RAYA RAKYAT ACEH UNTUK KEDAMAIAN, 10 NOVEMBER 2000. TINDAKAN KERAS APARAT KEPADA MASYARAKAT YANG AKAN MENGHADIRI SIDANG ITU MENGAKIBATKAN BELASAN ORANG MENINGGAL DUNIA. (AP Photo/Ismael) 

 
Seorang student berdiri didepan rumah sekolahnya yang baru saja dibakar hangus oleh anjing-anjing TNI
 
Salah seorang masyarakat biasa yg 
dibunuh secara begitu keji dan kejam oleh babi dan anjing jawa-TNI di Kecamatan Nilam, Aceh Utara

 
 
 
 

Press Release
 
To News Editors
July 21, 1999
For Immediate Release
ACEH REBEL LEADER CALLS INDONESIAN RULE ABSURD
In a rare interview from his exile in Sweden, the leader of the movement fighting for independence in Indonesia's northernmost province of Aceh, Hasan di Tiro, says Indonesia has no right to govern Aceh. The exclusive interview with the FAR EASTERN ECONOMIC REVIEW appears in its July 29 issue, published Thursday, July 22.
The uncompromising di Tiro calls Indonesia another name for the Dutch East Indies with new rulers, Javanese instead of Dutch. Di Tiro, who declared Aceh's independence in 1976 but fled to Sweden three years later, dismisses Indonesia's new autonomy legislation as irrelevant. The notion of Indonesia is absurd, he says. He also ridicules the Bahasa Indonesia language as "pidgin Malay" and calls the Javanese "barbaric and uncivilized."
Di Tiro puts the overall strength of separatist forces operating in Aceh at around 5,000. Asked what sort of message would he send to a new Indonesian government, perhaps one headed by Megawati Sukarnoputri whose party won the largest number of votes in June's parliamentary elections, Di Tiro says: "No message. They're all the same. Uneducated fools."
The REVIEW obtained the interview amid mounting concern that Aceh may be posing a serious challenge to Indonesian unity. The REVIEW reports Indonesian military concerns that outside support makes Aceh's rebels much more dangerous than the ragtag, poorly armed independence fighters of East Timor and Irian Jaya.
Two battalions of troops--backed by 1,700 paramilitary police from Jakarta--have renewed operations in Aceh response to a wave of ambushes, assassinations and arson attacks in recent weeks. In one of the worst incidents so far, guerrillas killed five soldiers and wounded 20 in a July 19 ambush on a military convoy. More than 70,000 refugees have scattered across Aceh.

For further information, please contact:
Michael Vatikiotis
Far Eastern Economic Review
Tel 852 2508 4420
Fax 852 2503 1530 
 

The death of the charismatic Syafii, 54, his wife Fatimah alias Aisyah and five bodyguards were killed in the head and chest on Tuesday during fierce battle. Indonesia accused of treachery over Syafii's killing. (AT) 
 
The remains of great and charismatic Abdullah Syafei (L), 54, his wife Fatimah alias Aisyah (R) were taken to their house after verification of identities by his brother Zakaria at Sigli hospital on 24 January 2002. Abdullah Syafei was the Free Acheh Movement (GAM)' s War Commander who was killed by Indonesian troops on 22 January. GAM has accused Indonesian military of treachery over Syafii's killing. (AT) 

Dari awai
 







 

Almarhum Sjahid Jafar Siddiq Hamzah, murdered by Indonesian regime 

"KEBIADABAN KAFIR indonesia jawa tidak akan kita maafkan oleh kita Bangsa Aceh.
 Lihat dalam foto, bagaimana kafir laknat penjajah indonesia jawa membunuh anak2 Bangsa Aceh di depan ibu2 mereka yang telah tua. Kemudian kafir laknat indonesia jawa itu telah mengikat tangan2 ibu mereka.....Demi Allah, kita Bangsa Aceh wajib terus memerangi kafir laknat penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila. KITA BANGSA ACEH JANGAN SEKALI-KALI PATAH SEMANGAT dalam memerangi kafir laknat indonesia jawa yang biadab itu.
Wassalam, 
Puteh Sarong 



Sampoë uroë njoe
 









*Pada hakikatnya OTONOMI buat aceh hanyalah pengekalan status kita sebagai bangsa terjajah"
*Pada hakikatnya OTONOMI buat aceh hanyalah pengekalan status kita sebagai bangsa terjajah"

Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan peusah nanggroe atjèh keu djawa!"
 
http://www.youtube.com/watch?v=Gbjb04wKWow&feature=related  

Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan peusah nanggroe atjèh keu djawa!" 

 
Zaini Abdullah menyanyi Lagu Indonesia Raya  (buka video file)

Attachment(s) from Acheh Watch
1 of 1 File(s)






__._,_.___
Recent Activity:
------------------------------------------------------------------
                       TIADA KATA SEINDAH `MERDEKA`
------------------------------------------------------------------
Ubahlah nasib bangsa kita, jangan jadikan anak cucu kita sebagai mangsa dari keterlambatan kita bertindak pada hari ini.

Mailing bebas => Meukra-subscribe@yahoogroups.com
-untuk membuat posting kirimkan ke: PPDi@yahoogroup.com

**************************************************************
-Beritahu rakan anda untuk menyertai egroups ini dengan hanya menghantar email kosong ke: PPDi-subscribe@egroups.com
               : Meukra-subscribe@yahoogroups.com
**************************************************************
FOR THE LATEST NEWS link to us: http://PPDi.cjb.net/
                          http://groups.yahoo.com/group/PPDi/messages

ALL ADVERTISERS THAT HAVE NOTHING TO DO WITH condemning indon WILL BE BANNED WITHOUT WARNING!!!
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar