Kalau dari AQ...mengarahkan ke perhitungan konjungsi-durasi.
Dari sains juga akan berawal dari definisi siklus sinodik, tidak mungkin definisi hilal.
Dari hadits, dg adanya penjelasan yg dilakukan oleh Ibnu Umar dan hadits umat ummi, jelas membuktikan adanya metode hisab walau sederhana pd saat itu dan arah hisab yang ingin dituju, yg pd saat itu belum dpt dilakukan.
Kalau ada hadits2 yg mengungkapkan bahwa pada saat itu sudah dipahami bahwa siklus bulan itu diawali dan diakhiri pd kondisi konjungsi, yg pd saat itu memang belum dpt dihitung, ini mrp bukti kuat di mana bukan RH yg dituju untuk pembuatan kalender. RH hanyalah metode yg digunakan untuk masa itu saja, krn keterbatasan kemampuan masyarakatnya.
Salam
From: pranoto hidaya rusmin <pranotohr@yahoo.com.sg>
To: "Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com" <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, 9 August 2012, 16:52
Subject: [M_S] hadits umat ummi & konjungsi
GusPur...mohon penjelasannya atas pernyataan ini
"saya pribadi lebih percaya alias meyakini konsep ini yang akan dihitung seandainya dulu Rasul saw dan para sahabat tidak ummiy, bukan menghitung visibilitas yang variatif."
apakah ada informasi lagi, sehingga dpt dipastikan bahwa maksud tidak dpt menghitung pd hadits umat ummi tsb adl tidak dpt menghitung konjungsi?
pertanyaan ini jg berkaitan
apakah pd waktu itu sdh disadari bahwa siklus sinodik bulan, yg dijaadikan acuan penanggalan itu, berawal dan berakhir pd konjungsi?
Kalau dari tafsir Ath Thabary, pada saat itu sdh dipahami Yasin 40 mengungkapkan keberadaan mthr di belakang bulan (yang satu di belakang yg lain).
namun, apakah waktu itu sdh disadari bahwa pada kondisi inilah siklus sinodik berawal dan berakhir?
kalau ada bukti2 yg valid, menjadikan pernyataan GusPur di atas bukan spekulasi.
Mohon pencerahannya.
Terima kasih sebelumnya.
Salam
From: Agus Purwanto <purwanto_phys@yahoo.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 4 August 2012, 7:40
Subject: Re: [M_S] pedoman hisab muhammadiyah halaman 24
itu yang pernah saya istilahkan dengan hilal teoritis atau hilal matematis
"saya pribadi lebih percaya alias meyakini konsep ini yang akan dihitung seandainya dulu Rasul saw dan para sahabat tidak ummiy, bukan menghitung visibilitas yang variatif."
apakah ada informasi lagi, sehingga dpt dipastikan bahwa maksud tidak dpt menghitung pd hadits umat ummi tsb adl tidak dpt menghitung konjungsi?
pertanyaan ini jg berkaitan
apakah pd waktu itu sdh disadari bahwa siklus sinodik bulan, yg dijaadikan acuan penanggalan itu, berawal dan berakhir pd konjungsi?
Kalau dari tafsir Ath Thabary, pada saat itu sdh dipahami Yasin 40 mengungkapkan keberadaan mthr di belakang bulan (yang satu di belakang yg lain).
namun, apakah waktu itu sdh disadari bahwa pada kondisi inilah siklus sinodik berawal dan berakhir?
kalau ada bukti2 yg valid, menjadikan pernyataan GusPur di atas bukan spekulasi.
Mohon pencerahannya.
Terima kasih sebelumnya.
Salam
From: Agus Purwanto <purwanto_phys@yahoo.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 4 August 2012, 7:40
Subject: Re: [M_S] pedoman hisab muhammadiyah halaman 24
itu yang pernah saya istilahkan dengan hilal teoritis atau hilal matematis
yaitu adanya bagian Bulan yang kena sinar Matahari dan menghadap Bumi
meski secara umum tidak dapat dilihat dari Bumi
saya pribadi lebih percaya alias meyakini konsep ini yang akan dihitung seandainya dulu Rasul saw dan para sahabat tidak ummiy, bukan menghitung visibilitas yang variatif.
konjungsi lalu digabung dengan waktu maghrib
jadilah yang sekarang dikenal sebagai ijtimak qabla alghurub
salam
__._,_.___
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).
----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH
No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
(zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
(zakat) 00.91539400 - (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
( Zakat) 009.0033333 - (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
(zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
(Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
(zakat) 3001111110 - (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
(zakat) 2.700.002888 - (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
(zakat) 0230-01.001403.30-9 - (infaq) 0230-01.001404.30-5
Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444
DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505
b. Bantuan kemanusiaan ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505
Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN
email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).
----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH
No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
(zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
(zakat) 00.91539400 - (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
( Zakat) 009.0033333 - (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
(zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
(Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
(zakat) 3001111110 - (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
(zakat) 2.700.002888 - (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
(zakat) 0230-01.001403.30-9 - (infaq) 0230-01.001404.30-5
Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444
DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505
b. Bantuan kemanusiaan ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505
Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN
email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar