Kamis, 02 Agustus 2012

Re: [M_S] Saatnya kalibrasi hari.

 

Mas Ridwan, ini sama sampeyan loh ya :-), kalau "kedengaran" yg lain nanti dituduh ingkarus sunnah lagi :-).
Andaikan Rasulullah tidak pernah pernah memerintahkan puasa sunnah 3 hari di pertengahan bulan, fenomena "siang terus" tetap ada kan ? Tidak usah mengacu pada hadits Rasul mengenai itupun orang tetap bisa tahu pada akhirnya kalau ada fenomena tsb. Bisa atau tidak nya fenomena "siang terus" digunakan untuk cross check tgl 1 awal bulan, nggak tergantung dengan hadits tersebut toh ? :-)
Btw, mengenai Pak Gus Pur, secara pribadi beliau condong pada kriteria ijtimak qablal Al Ghurub (only) loh, dan konon :-) hasil pengamatan terhadap purnama yg beliau lakukan di pantai kenjeran mengarah ke kriteria tersebut.

Tulisan Pak Tono and Pak Agus yg sampeyan singgung, biarlah diklarifikasi oleh YBS :-)

Btw lagi,
Saya dan semuanya pasti setuju dengan sampeyan, bahwa pengamatan/penelitian harus dilakukan terus menerus untuk seluruh bulan. Kalau dikembangkan lebih jauh lagi, Saya ingin menanyakan mengenai pola keteraturan dalam suatu periode siklus tertentu, apakah bisa digunakan sebagai metode pendekatan untuk memecahkan masalah keakuratan penentuan awal bulan, InsyaAllah di next email, biar email ini nggak jadi terlalu panjang.

Wassalam


From: "A.R.T. Nugraha" <art.nugraha@gmail.com>
Sender: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Date: Fri, 3 Aug 2012 11:06:39 +0900
To: <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
ReplyTo: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Subject: Re: [M_S] Saatnya kalibrasi hari.

 

tulisan pak tono salah satunya di sini:
http://cis-saksono.blogspot.jp/2011/07/assww-beberapa-waktu-lalu-ada-seorang.html

inti pertanyaan saya dari awal adalah, bagaimana cara membuktikannya bahwa "kalibrasi" atau "cross check" ini valid untuk seluruh bulan dalam kalender hijriyyah?

satu contoh "kebetulan" saja tidak cukup untuk menjadi bukti bahwa "siang terus" di 3 hari pertengahan akan menjadi standar kebenaran awal bulan.
sebaliknya, satu contoh "kesalahan" saja sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa "siang terus" tidak bisa menjadi standar kebenaran awal bulan.

awal-awal bulan (tanggal 1) di masa rasulullah jika kita telusuri kemungkinan besarnya ditentukan ketika tinggi hilal sudah "mudah dilihat", yaitu lebih dari 7 atau 8 derajat. lantas bagaimana mungkin kriteria WH jadi "benar" dengan "kalibrasi" ayyamul bidh tersebut padahal hilal posisi rendah sudah menjadi awal bulan? hadits puasa 13, 14, 15 itu kan munculnya di masa rasul, bukan di masa kita, ya toh?

kali ini saya minta pencerahannya juga. :)

-ridwan-

2012/8/3 <mhdkusnadi@gmail.com>
 

Mas Ridwan, kebetulan menyinggung masalah purnama, sampeyan sudah menyinggung nya di blog sampeyan Masalah itu. Tetapi ada metode lain yg pernah disinggung Pak Tono, yg perlu untuk di analisa lebih jauh. Bukan purnamanya yg dilihat, tetapi fenomena "siang terus" (sebelum matahari terbenam bulan sudah muncul ) di 3 hari pertengahan bulan, tidak perduli si bunder kepleng nya (purnama penuh) muncul nya kapan. Apakah itu sama saja, tidak membuktikan apapun, mengenai keakuratan penentuan awal bulan ? Mohon pencerahannya :-)
Saya belum sempat lagi melihat file nya Pak Tono yg diposting di milis ini tahun lalu, barangkali ada rekan yg bisa memposting ulang, atau Pak Tono kersa menerangkan lagi


__._,_.___
Recent Activity:
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar