Senin, 28 April 2014

Dugaan Korupsi Dana Pendidikan Sumenep Dilaporkan LSM Wiraraja

Dugaan Korupsi Dana Pendidikan Sumenep Dilaporkan LSM Wiraraja
Diduga Melibatkan Produsen Peraga Pendidikan Duta Nusantara & Penerbit SPKN


LSM Wiraraja Bersatu Sumenep, melaporkan dugaan korupsi dana pendidikan bernilai milyaran Rupiah kepada Bupati Sumenep dan beberapa instansi terkait.

Didik koordinator Wiraraja Bersatu menyatakan, dugaan korupsi dana pendidikan itu meliputi antara lain:

1.
Pengadaan Alat Peraga Tingkat SD, yang bisa dilihat di LPSE Sumenep dengan kode pengadaan: 496248, senilai  Rp 4,83 milyar

Dalam pengadaan ini, Alat peraga yang dikirim adalah dari produsen Duta Nusantara. dimana alat peraga dari produsen ini dibeberapa daerah, diantaranya di kabupaten Pesawaran, Lampung & di kabupaten Bolaang Mongondow, pejabat & rekanan yang mengirim produk ini telah mendapat vonis dari pengadilan tipikor, karena produk yang dikirim tidak memenuhi spesifikasi (jumlah & kualitas) tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan kemendiknas (juknis), sehingga terjadi mark-up harga.
Putusan pengadilan tipikor (tindak pidana korupsi) tentang produk produsen peraga pendidikan Duta Nusantara ini bisa dilihat pada
putusan pengadilan tipikor Tanjung Karang, Lampung dalam nomor perkara 06/Pid.TK/2013/PN.TK dan putusan pengadilan tipikor Menado, Sulawesi Utara dalam nomor perkara 04/Pid.Sus/2012/PN.Mdo

Juga putusan LPSE propinsi Sumatra Barat pada pengadaan di kabupaten Agam Sumatra Barat, sebagai mana lpse.sumbarprov.go.id pada paket 69 pengadaan alat peraga pendidikan SD, senilai Rp. 2,753 milyar, menyebutkan bahwa produk ini tidak dipilih, karena setelah dicek langsung dan hasil inspeksi oleh panitia pengadaan di gudang produsen peraga PT Duta Nusantara, produk ini banyak yang  tidak sesuai dengan spesifikasi kemendiknas

Untuk itu patut dipertanyakan, karena penyedia barang yang tidak sesuai spesifikasi ini menawarkan harga yang sangat mahal. Kenapa jika barang yang disediakan tidak sesuai spesifikasi minimal dari kemetrian pendidikan dan dokumen pengadaan ini dipilih oleh pejabat dinas pendidikan sebagai penyedia barang dan dengan harga yang sangat mahal?

2.
Pengadaan Buku Perpustakaan SD yang bisa dilihat di LPSE kabupaten Sumenep dengan kode Pengadaan: 490248 senilai Rp 6,1 milyar

Perlu diperiksa, buku yang dikirim apakah jumlah & kualitasnya sudah sesuai dengan dokumen pengadaan, serta apakah penilaian memang dari pusat perbukuan & kurikulum. Karena ada dugaan jumlah buku & kualitasnya dikurangi. Jadi diduga barang hanya dikirim 80%, tapi laporan dibuat seolah barang yang dikirim adalah 100%, sehingga penyedia dibayar 100%

Selain itu yang tampak jelas adalah adanya dugaan pelanggaran UU nomor 5 tahun 1999 tentang Monopoli. Karena Penerbit Serikat Panca Karya Nusa (SPKN) selain memberikan dukungan & memberikan buku pada penyedia barang yang kemudian ditunjuk sebagai penyedia barang, ternyata Penerbit SPKN ini juga mengikuti proses pengadaan sebagai salah satu  calon penyedia barang pada pekerjaan ini, sebagaimana bisa dilihat pada LPSE Sumenep pada harga penawaran paket pekerjaan ini.

Selain ada dugaan persekongkolan horisontal antar penyedia barang, dengan diketahuinya hal ini oleh panitia pengadaan dan pejabat pembuat komitmen (PPK) dari dinas pendidikan kabupaten Sumenep, tapi dibiarkan saja, maka ada dugaan terjadi pula persekongkolan vertikal. Dimana hal ini selain dilarang oleh UU nomor 5 tahun 1999 tentang monopoli, juga dilarang oleh Perpres yang mengatur pengadaan yang tertuang pada dokumen pengadaan dalam bab Pakta Integritas.
Untuk itu, perlu diselidiki, kenapa persekongkolan ini dibiarkan terjadi. Ada apakah dibalik itu?

LSM Wiraraja Bersatu, berharap Bupati Sumenep dan instansi terkait menyelidiki hal ini.




Minggu, 27 April 2014

Suami Ketua KPU Jember Jadi Caleg & Jadi Tim Sukses Beberapa Caleg Dari Berbagai Partai

Bagaimana Pemilu 2014 bisa Jujur & adil kalau begini? Ini baru satu daerah yang ketahuan, yang belum ketahuan?. Makanya kok marak info tentang ketidak-beresan penyelenggaraan pemilu 2014 di seluruh Indonesia dengan berbagai variasi modusnya.

Suami Ketua KPU Jember Jadi Caleg & Jadi Tim Sukses Beberapa Caleg Dari Berbagai Partai

Ditengah hiruk pikuk dugaan kecurangan pada pelaksanaan pemilu legislatif 2014 & dugaan kecurangan pada proses rekapitulasi suara di Jember, Jawa Timur. Dimana pada proses itu banyak protes dari partai politik maupun dari calon anggota legislatif yang menuding KPU jember beserta jajarannya telah melakukan penggelembungan suara partai politik atau caleg tertentu, tapi protes tersebut tidak digubris dan proses tahapan pemilu terus berjalan.

Terbukalah sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Dimana suami dari ketua KPU Jember ternyata menjadi caleg. Dimana ada dugaan kesengajaan dengan tidak menjadikan suaminya itu sebagai caleg yang terpilih, untuk membentuk citra bahwa meski suaminya ketua KPU tapi tidak bisa terpilih, tapi suami ketua KPU tersebut ternyata juga menjadi tim sukses dari beberapa caleg, bukan dari satu partai saja. Tapi menjadi tim sukses dari beberapa caleg dari beberapa partai.

Citra positif itu diperlukan, karena sebentar lagi ketua KPU Jember akan habis masa jabatannya pada bulan Mei 2014, dan yang bersangkutan tidak akan lagi mendaftar jadi komisioner KPU di Jember, selain karena sudah menjadi anggota KPU selama 10 tahun (2 periode), yang bersangkutan sekarang sedang menjalani rangkaian test sebagai  calon komisioner Komisi Informasi (KI) propinsi Jatim.

Padahal dalam peraturan untuk rekruitmen komisioner di KI Jatim, ada persyaratan bahwa para peserta seleksi calon anggota KI Jatim, sedang tidak menjabat sebagai anggota komisioner lembaga negara lainnya dll, tapi entahlah kenapa yang bersangkutan bisa lolos test tahap awal dan sekarang tinggal menjalani test tahap akhir, yakni menjalani fit & proper test di DPRD Jawa Timur, yang akan berlangsung setelah selesainya rekapitulasi suara pemilu legislatif, yakni sekitar bulan April – Mei 2014 ini

Minggu, 13 April 2014

Di Makasar, Caleg & Massa PKS Sweeping Warga Kompleks Perumahan Yang Tak Memilihnya

Di Makasar, Caleg & Massa PKS Sweeping Warga Kompleks Perumahan Yang Tak Memilihnya
Idrus, caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) III Kota Makassar  meliputi Kecamatan Biringkanayya dan  Tamalanrea  berang  lantaran suara yang dia peroleh di TPS tempat tinggalnya jauh dari harapan.

Padahal ia sudah mewakafkan sebagian tanahnya untuk jalan umum. Itu belum  pengeluaran lain yang dia berikan pada masa sosialisasi.  Ujung-ujungnya, warga kompleks di Kelurahan Pai Kecamatan Biringkanayya itu jadi sasaran "sweeping" si Caleg bersama tim suksesnya .

Jelang magrib hingga malam hari sehari setelah pemilihan,  Idrus  menghadang setiap warga di depan pintu gerbang kompleks perumahan tempat dia tinggal. Di situ ada enam  perumahan yang saling berdekatan.

Idrus tidak sendiri. Ia ditemani massa pendukungnya. Dia menahan beberapa warga kompleks yang melintas. Dari informasi dari pihak kepolisian  menang tidak sempat terjadi ada kontak fisik. Namun warga merasa risih dengan prilaku caleg gagal ini.

 "Ada beberapa orang yang dia tahan saat melintas.  Semuanya ditanyai  kenapa tidak memilih dia,'' jelas Mustakim, warga Perumahan Adijiwa.

Ia mengaku keberadaan Idrus dengan beberapa pemuda di daerah itu tidak seperti biasanya. Dia sepertinya menyesal  karena  hanya sedikit warga yang memilih di pada pemilu lalu.

''Baru ada kejadian seperti itu, Kalau tidak terpilih yang sudah. Berarti ini bukan rezeki. Jangan menggangghu orang lewaat dong. Kalau tidak mau gagal jangan jadi Caleg,'' cetus  Iksan, warga lainnya.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Endi Sutendi    mengaku Idrus dan pendukungnya langsung diamankan malam itu juga oleh anggota Intelkam Polda Sulsel dan  anggota Polsek Biringkanayya.



Selasa, 08 April 2014

KPU Jatim Siap Menangkan PAN & Muhammadiyah di Jatim

KPU Jatim Siap Menangkan PAN & Muhammadiyah di Jatim
Serta Siapkan Aksi Balas Dendam Anas pada SBY

http://www.kpujatim.go.id/templates/kpu_jtm/images/s5_logo.png
KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jawa Timur (Jatim) yang baru, diduga akan tidak netral pada pemilu 2014 ini. Hal ini karena ketua tim seleksi (timsel) pemilihan anggota KPU Jatim, yakni Prof. Aribowo diduga juga tidak netral, karena anaknya menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PAN (Partai Amanat Nasional) dari daerah pemilihan (dapil) 1 Jatim,  yakni Sidoarjo & Surabaya.

Selain itu anggota timsel yang lain juga diambilkan mayoritas dari dosen Universitas Muhamadiyah. Sehingga makin kental aroma bahwa dalam seleksi untuk anggota KPU Jatim sudah mengarah untuk memilih orang tertentu. Ini tentunya menimbulkan pertanyaan masyarakat, apakah memang kualitas universitas Muhammadiyah Sidoarjo lebih baik daripada ITS, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, dll

Ini bisa dilihat kemudian menjelang pengumuman 20 besar calon anggota KPU Jatim, akhirnya ujian seleksi dan hasil test psikologi nilai & hasilnya tidak diumumkan pada publik. Ketua timsel Aribowo beralasan bahwa nilai test ujian & hasil test psikologi adalah tidak boleh diumumkan, karena itu merupakan aturan dari KPU pusat. Maka dengan itu Aribowo mengabaikan protes dari masyarakat yang ingin nilai test diumumkan pada publik.

Sudah bisa diduga saat 20 besar calon anggota KPU Jatim diumumkan, selain hanya 1 calon wanita yang lolos (dan jelas akan menjadi angota KPU Jatim, karena tidak ada lagi calon wanita lain yang menjadi saingannya), juga 19 nama lainnya mayoritas diisi oleh orang2 dekat dari timsel. Dimana mayoritas diisi oleh orang Muhamadiyah, HMI yang pro Anas Urbaningrum. Sedangkan diluar itu orang yang diloloskan memang dipilih yang tidak akan bersaing pada proses seleksi berikutnya.

Sedangkan tokoh2 wanita lain seperti Sayekti yang pengurus KPU incumbent, yang juga tokoh HMI, Nuning Rodiyah, mantan pengurus KPP (Komisi Pelayanan Publik) yang juga tokoh HMI tidak diloloskan. Satu2nya calon wanita yang diloloskan dalam 20 besar adalah Dewita Hayu Shinta, seorang staff ahli anggota DPR RI dan kebetulan rumahnya adalah tetangga Anas Urbaningrum. Dengan hanya 1 calon wanita yang lolos 20 besar dan ditengah protes bahwa kenapa minim sekali calon anggota KPU yang wanita, maka bisa dipastikan 1 calon wanita ini akan melenggang menjadi anggota KPU.

Kenapa calon wanita Sayekti & Nuning Rodiyah yang tokoh HMI juga tidak diloloskan, dalam 20 besar oleh timsel? padahal Sayekti adalah incumbent KPU Jatim yang tidak ada masalah, demikian juga Nuning Rodiyah, prestasinya cukup banyak? Didudga hal ini adalah selain mereka aktivis HMI yang tidak berbau Muhammadiyah & tidak pro Anas, juga jika diloloskan pada seleksi berikutnya, maka bisa menjadi pesaing dari  Dewita Hayu Shinta. Selain itu mereka tidak bisa didikte oleh tim-sel yang keluarganya ternyata menjadi caleg dari PAN dll

Apalagi calon yang melamar menjadi KPU yang punya latar belakang lain. Seperti  Andry Dewanto, warga NU yang merupakan ketua KPU Incumbent, sejak dini sudah digugurkan, demikian pula Najib Hamid yang walaupun merupakan pengurus Muhammadiyah, akan tetapi karena dianggap  tidak mau condong ke PAN juga digugurkan. Sehingga pada proses lolosnya 10 besar, orang2nya tim sel hanya didampingi oleh pesaing yang akan tidak bisa bersaing. Sehingga 10 besar menyisakan orang2nya tim sel dan hanya diselingi oleh 2 incumbent KPU yakni Agung Nugroho & Agus Mahfud meski juga dari Muhamadiyah tapi karena bersikap netral tidak mau condong pada PAN & Kubu Anas, yang jelas tidak akan lolos pada seleksi tahap akhir, selain karena jelas tidak disukai oleh ketua KPU RI, juga punya alasan pernah bermasalah dengan DKPP karena dianggap membela Soekarwo, Gubernur jatim yang merupakan orang SBY.

Dengan semboyan dari timsel bahwa KPU Jatim harus dipegang oleh orang yang berasal dari organisasi keagamaan, dengan alasan agar bisa menghasilkan pemimpin yang baik, maka mereka yang pernah aktif di organisasi seperti AMPI, Pancamarga, Menwa, LSM dll tapi tidak pernah aktif di organisasi keagamaan, otomatis langsung gugur, tanpa pernah tahu hasil test-nya. Dan menurut tim-sel, organisasi keagamaan yang masih dianggap lurus dalam akidah adalah Muhammadiyah. Sedangkan NU (Nahdatul Ulama) oleh timsel dianggap orangnya kurang mampu, meskipun Jatim adalah mayoritas warganya adalah NU. Aribowo di lingkungan Universitas Airlangga memang dikenal oleh koleganya berpandangan agak sektarian & mau menang sendiri.

Sehingga terpilihlah 5 anggota KPU yang jelas merupakan orang yang akan menjalankan program dari timsel, yakni memenangkan atau menjadikan keluarga dari timsel, diantaranya anak Arbowo, ketua timsel yang menjadi caleg dari PAN dam  teman2 Anas seperti Priyo Budi Santoso caleg Golkar, Taufik Hidayat caleg Golkar, Ikhsan Mojo caleg Demokrat, dll.

Karena desakan NU Jatim, barulah 1 orang anggota KPU diambilkan dari NU, yakni Gogot, itupun dipilih NU yang tidak kental NUnya, akan tetapi lebih deat dengan orang2 Anas. Sehingga seperti Alimin calon dari NU, yang merupakan ketua KPU gresik yang lebih cerdas, digugurkan dan tidak lolos 10 besar.

Setelah 10 besar ditetapkan oleh timsel, maka otomatis kewenangan untk menyeleksi dari 10 orang itu menjadi memang ada ditangan KPU pusat. Tapi KPU pusat tidak diberi pilihan lain, karena calon yang bagus2 sudah digugurkan sebelum sampai 10 besar. Otomatis semua calon KPU jago dari timsel cuma bersaing dengan orang yang tidak mungkin terpilih diantaranya adalah 2 orang  incumbent yakni Agung & Agus, yang memang tidak disukai oleh ketua KPU RI, karena pernah dianggap berseberangan sikapnya dengan sikap ketua KPU RI

Entahlah konspirasi apa yang akan dibuat pada proses ini. Apakah akan memenangkan PAN, atau bisa menambah jumlah kursi PAN dari dapil di Jatim dengan mayoritas anggota KPU, yakni 4 dari 5 KPU Jatim adalah dari Muhamadiyah yang merupakan cikal bakal PAN & HMI pro Anas, atau ada aroma akan ada balas dendam dari kubu Anas pada SBY, dalam rangka menggembosi pendukung SBY dan menaikkan teman2 Anas di DPR RI untuk nantinya akan menyerang kubu SBY atau lawan politik Anas.

Apakah dalam proses ini yang bisa disalahkan karena tidak netral hanya tim seleksi? Padahal tim seleksi ini adalah bentukan dari KPU RI. Dengan proses ini bisa menimbulkan dugaan bahwa KPU RI dalam menentukan KPU Propinsi sudah tidak netral & tidak obyektif. Dan nantinya KPU propinsi dalam menentukan KPU kota/kabupaten apakah bisa obyektif & netral?

Yang jelas, ada etika yang dilanggar. Dimana keluarga dari tim seleksi anggota KPU Jatim ternyata jadi caleg dari partai tertentu & anggota KPU Jatim yang terpilih ternyata merupakan staff ahli dari anggota DPR RI. Otomatis sudah aktif dalam kegiatan partai tertentu. Maka netralitas KPU pada pemilu 2014 bisa jadi diragukan

Dengan kewenangan tanpa batas dari KPU yang tanpa etika ini dan diduga tidak netral pada Pemilu Legislatif & pemilihan Presiden 2014 ini, akankah terjadi sesuatu pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara?
Ibarat permainan sepakbola, dimana wasit & hakim garis, serta pantia pertandingan sudah memihak atau bahkan merupakan pemilik klub tertentu, tentunya akan menyuguhkan permainan yang tidak elok dan bisa menyulut perkelahian & bisa menyebar menjadi kerusuhan.

Salah satu contoh kasus yang yang terbongkar oleh media massa misalnya, didaerah tertentu, ternyata diketemukan surat suara yang sudah tercoblos. Misalnya surat suara untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Malang diketemukan sudah tercoblos atas nama Agus Muslim, tokoh muda Muhammadiyah, mantan aktivis HMI teman akrab Anas, yang juga orang kepercayaan dari La Nyalla Mattaliti, ketua Kamar Dagang & Industri Jatim, sebagaimana berita Aktual.Co http://m.aktual.co/politik/165852pemilu-belum-dimulai-kpu-temukan-surat-suara-sudah-tercoblos . Ini yang ketahuan media massa. yang tidak ketahuan?

Ini bisa membuat apatis masyarakat, & menimbulkan pertanyaan, apa masih percaya bahwa pemilu adalah suara rakyat? jangan2 jual beli & manipulasi suara terjadi di tingkat penyelenggara? Maka dilihat saja, benarkah dugaan bahwa caleg yang tidak pernah dikenal atau bahkan caleg incuimbent yang tidak pernah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat akan mendapatkan suara yang cukup dengan cara ajaib untuk menghantar menuju kursi DPR



sumber:

1. http://www.lensaindonesia.com/2014/01/23/tim-seleksi-kpu-jatim-diadili-komisi-a.html
Tim Seleksi KPU Jatim diadili komisi A, karena meloloskan calon bermasalah

2. http://news.detik.com/read/2014/01/22/142142/2474881/475/tim-seleksi-komisoner-kpu-jatim-kembali-digoyang
Karena tidak netral, tim seleksi KPU Jatim kembali didemo

3. http://suarakawan.com/2014/01/24/pansel-nekad-seleksi-20-besar-calon-anggota-kpu-jatim/
Tak gubris protes masyarakat, tim sel KPU Jatim nekad seleksi 20 besar calon anggota KPU Jatim

4. http://m.beritajatim.com/menuju_pemilu_2014/196915/ketua_kpu_jatim_andry_dewanto_tak_lolos_seleksi.html
Ketua KPU Jatim tak lolos seleksi

5. http://daerah.sindonews.com/read/2014/01/22/23/828974/seleksi-komisioner-kpu-jatim-dituding-tak-transparan
Seleksi KPU jatim dituding tidak transparan

6. http://skalanews.com/berita/detail/165366/Merasa-Dicurangi-Peserta-Tes-Calon-Angg
Merasa dicurangi peserta test calon anggota KPU mengadu ke dewan

7. http://surabayapagi.com/index.php?read=Tidak-Lolos,-4-Calon-Anggota-KPU-Protes;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962f59133a7a37aa583fbfcd74bf8525361
4 calon anggota KPU jatim protes karena ada kecurangan pada proses seleksi

8. http://www.jurnal3.com/lira-jatim-buka-hasil-tes-seleksi-kpu-jatim-ke-publik/
LIRA mendesak agar hasil test KPU Jatim dibuka ke publik

9. http://www.lensaindonesia.com/2014/01/24/timsel-kpu-jatim-tak-akan-turuti-tuntutan-lira-jatim.html
Timsel KPU Jatim tidak mau buka hasil test calon anggota KPU Jatim, karena perintah KPU RI



Sumber: http://wargatumpat.blogspot.com/2014/04/pesisir-kpu-jatim-siap-menangkan-pan_8.html

Senin, 07 April 2014

Pejabat Pemkot Surabaya Lecehkan Kejaksaan Tinggi Jatim

JARAK - Jaringan Anti Korupsi
Pejabat Pemkot Surabaya Lecehkan Kejaksaan Tinggi Jatim
Mau Diperiksa Tim Pidana Khusus Korupsi, Noer Oemarijati Menghilang

Perilaku tidak sehat ditunjukkan oleh satu pejabat Pemkot Surabaya, sebab ketika mau dimintai keterangan oleh tim Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Jatim, pejabat yang diketahui bernama Noer Oemarijati selalu menghindar.

Beberapa kali tim Pidsus Kejati Jatim mendatangi kantor kepala Bagian (Kabag) Perlengkapan, namun tim pidsus menelan pil pahit sebab wanita berjilbab itu selalu tidak di kantor.

Rasa kecewa tim pidsus kejati Jatim ini, disampaikan M. Rohmadi, Kasidik Pidsus Kejati Jatim. Menurutnya, dua kali dirinya dan tim mendatangi kantor Noer Oemarijati. Namun, dua kali pula tim Pidsus, gagal menemuinya.

Padahal, kata Rohmadi, kedatangan ke kantor Noer Oemarijati dalam rangka mengumpulkan data (Puldata) dan pengumpulan Keterangan (Pulbaket). "Rabu (26/3) dan Kamis (27/3) kami ke kantor yang bersangkutan, tapi tidak pernah ditemui," ucap Rohmadi (28/3/2014).

Direncanakan tim pidsus Kejati Jatim akan kesana lagi pada Minggu depan. "Harus ketemu karena ini untuk pengumpulan data awal," ujarnya

Selasa, 01 April 2014

Suara PKS di Jatim Melonjak Hingga Dua Kali Lipat

Suara PKS di Jatim Melonjak Hingga Dua Kali Lipat
Suara PKS Di Jatim Melonjak Hingga Dua kali Lipat
Hasil survey internal dan eksternal Partai, PKS di Jawa Timur perolehan suara PKS meningkat hingga dua kali lipat.

Hammy Wahjunianto, Ketua DPW PKS Jatim, mengaku bangga dengan hasil kerja kader PKS yang terus meningkatkan kerja kerasnya. Alhasil perolehan suara PKS di Jatim terus meningkat tajam.

Hammy mengatakan, suara PKS di Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan. Hal tersebut berdasarkan hasil survei DPW dan lembaga survey. Dan hasil dari survey internal dan eksternal tidak jauh beda. DPR RI memperoleh 10-12 kursi. Demikian pula DPRD Provinsi mendapat 10-12 kursi. Untuk DPRD kab/kota bersifat variabel.

"Jika harapan itu diwujudkan, maka hasilnya melompat dua kali. Saya juga dapatkan input dari survei lain, hasilnya malah lebih baik,"
ucapnya. "Apabila nanti perolehan kursi PKS hasilnya berkurang atau tidak mendekati angka ini, maka bisa dipastikan ada kecurangan pada pelaksanaan Pemilu 2014", tegasnya.


Sumber: http://wargatumpat.blogspot.com/2014/04/pesisir-suara-pks-di-jatim-melonjak.html

Pejabat Pemkot Surabaya Lecehkan Kejaksaan Tinggi Jatim

Pejabat Pemkot Surabaya Lecehkan Kejaksaan Tinggi Jatim
Mau Diperiksa Tim Pidana Khusus Korupsi, Noer Oemarijati Menghilang
Mau Diperiksa Tim Pidsus, Noer Oemarijati Menghilang
Perilaku tidak sehat ditunjukkan oleh satu pejabat Pemkot Surabaya, sebab ketika mau dimintai keterangan oleh tim Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Jatim, pejabat yang diketahui Noer Oemarijati selalu menghindar.

Beberapa kali tim Pidsus Kejati Jatim mendatangi kantor kepala Bagian (Kabag) Perlengkapan, namun tim pidsus menelan pil pahit sebab wanita berjilbab itu selalu tidak di kantor.

Rasa kecewa tim pidsus kejati Jatim ini, disampaikan M. Rohmadi, Kasidik Pidsus Kejati Jatim. Menurutnya, dua kali dirinya dan tim mendatangi kantor Noer Oemarijati. Namun, dua kali pula tim Pidsus, gagal menemuinya.

Padahal, kata Rohmadi, kedatangan ke kantor Noer Oemarijati dalam rangka mengumpulkan data (Puldata) dan pengumpulan Keterangan (Pulbaket). "Rabu (26/3) dan Kamis (27/3) kami ke kantor yang bersangkutan, tapi tidak pernah ditemui," ucap Rohmadi (28/3/2014).

Direncanakan tim pidsus Kejati Jatim akan kesana lagi pada Minggu depan. "Harus ketemu karena ini untuk pengumpulan data awal," ujarnya.

Priyo Budi Santoso Siap Rebut Posisi Ketua Umum Golkar

Priyo Budi Santoso Siap Rebut Posisi Ketua Umum Golkar
Elektabilitas ARB Kalah Dengan PBS
Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) ada yang menarik di Partai Golkar. Capres Golkar Abu Rizal Bakrie atau ARB disebut kalah jauh dengan tokoh lain yang juga sama-sama dari Partai Golkar. Lalu siapa yang mampu menandingi bahkan mengalahkan ARB?

KaderPartai Golkar yang mampu mengalahkan sang Ketua Umum adalah Priyo Budi Santoso (PBS). Klaim kekalahan ARB ini berdasarkan hasil Survey yang dilakukan Pusat Kajian Pancasila, Hukum, dan Demokrasi (Puskaphdem) Universitas Negeri Semarang.

Lihat saja, Priyo Budi Santoso menempati urutan pertama dengan perolehan 18, 44%. Disusul posisi kedua yakni Jusuf Kalla (JK) dengan 17,33%, sedangkan ARB sebesar 16,42%,  Akbar Tandjung (11,74%),  Agung Laksono (3,94%), dan Ade Komarudin (1,1%).

Sedangkan untuk popularitas, ARB memang mengungguli beberapa tokoh Partai Golkar yang tersebut diatas. Tapi keunggulan ARB di level popularitas dianggap wajar, sebab belakangan ini ARB rajin beriklan.

Hasilnya surveynya, popularitas Aburizal Bakrie sebesar 91,28%, Priyo Budi Santoso (87,43%),  Akbar Tandjung (75,59%), Agung Laksono (38,8%), dan Ade Komaruddin (7,52%).

"Jika Ical lebih populer dari kader lain, itu sangat wajar karena dia adalah seorang ketua umum dan capres yang  sering muncul di iklan," papar Direktur Eksekutif Puskaphdem, Arief Hidayat di Hotel Grand Melia,  Jakarta, Senin (31/3/2014).

Namun, "Ical elektabilitasnya kalah dengan kader lain seperti Priyo dll," terang Arief.


Sumber: http://wargatumpat.blogspot.com/2014/04/pesisir-priyo-budi-santoso-siap-rebut.html