BENARKAH YESUS MATI DISALIB? >> Lihat lampiran file JAWABAN SAYA: lanjutan. 1. Salib tidak mematikan; Salib adalah cara kerajaan Romawi menghukum mati secara perlahan-lahan. Jadi kalau YESUS disalibkan selama 3 jam, seharusnya memang belum mati. Hal itu dibuktikan dari 2 orang penjahat yang disalibkan bersama YESUS masih belum mati sehingga kaki mereka dipatahkan. Orang-orang Katolik Filipina mempraktekkan penyaliban itu dan memang tidak pernah ada kematian dalam jangka waktu 3 jam penyaliban.
>> Yohanes 19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
Tapi kita perlu memperhitungkan juga tekanan psikologis YESUS sebagai orang yang tidak bersalah yang dihukum. DIA ditinggalkan oleh semua murid-muridNYA. Dan ketika di taman Getsemani, DIA stress berat hingga meneteskan keringat darah. YESUS mengalami pergumulan yang berat untuk menghadapi kematianNYA itu. Secara fisik DIA juga sudah kehabisan tenaga oleh memanggul kayu salibNYA yang berat.
>> Lukas 22:41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: 22:42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." 22:43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. 22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
YESUS dihadapkan pada pilihan untuk menuruti kehendakNYA sendiri atau menuruti kehendak BAPANYA. Saking luar biasanya penderitaan itu sampai-sampai ALLAH mengutus malaikat untuk memberikan kekuatan kepadaNYA.
>> Lukas 22:63 Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli- Nya. 22:64 Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?" 22:65 Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya.
Dipukul dan dihina habis-habisan.
>> Yohanes 19:17 Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
>> Matius 27:32 Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
YESUS memikul salib mulai dari rumah Pilatus hingga ke luar kota baru digantikan oleh Simon dari Kirene.
>> Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Jelas sekali bahwa YESUS mengalami keputus-asaan. Ditolak dunia dan seolah-olah ALLAH tidak peduli pada penderitaanNYA.
>> Yohanes 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
>> Yesaya 53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. – Baca selengkapnya pasal ini.
Karena itu sangat logis kalau YESUS lebih cepat mati dari pada secara umumnya. Berikutnya;
>> Bukankah kematian itu di tangan BAPANYA sendiri[ALLAH]? Mengapa kita mesti heran jika ALLAH campur tangan mempercepat kematianNYA?
>> Kalau kita bisa menerima kelahiran ajaibNYA, mengapa kita kesulitan menerima kematian ajaibNYA? Semuanya di tangan ALLAH. Karena itu tidak ada hal yang mustahil.
>> Mengapa anda meragukan Al Qur'an – kitab suci anda sendiri?
>> QS. 3:55 "Hai ISA, sesungguhnya AKU akan menyampaikan kamu kepada ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKU serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir."
>> QS. 5:117 "Maka setelah ENGKAU wafatkan aku, ENGKAU-lah yang mengawasi mereka."
>> QS. 19:33 "Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku DILAHIRKAN, pada hari aku MENINGGAL dan pada hari aku DIBANGKITKAN HIDUP KEMBALI."
2. Apakah orang mati bisa mengeluarkan air dan darah? http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=13429 Di Golgota, pergelangan tangan (bukan telapak tangan) dan kakinya dipaku pada kayu palang dan dinaikkan pada salib (hanya palangnya yang dinaikkan, bukan mendirikan seluruh salib seperti gambar-gambar jalan salib) yang tingginya hanya dua meter (berbeda dengan gambar-gambar jalan salib: salib tinggi sekali). Dalam posisi tergantung dengan tangan lurus serong ke atas, seseorang akan sulit bernafas sehingga ia harus mendorong badannya ke atas condong kanan (karena jika condong ke kiri jantung akan tertekan). Dalam posisi seperti ini orang akan cepat mati. Setelah wafat, dada kanan manusia kain kafan ditusuk dengan tombak sehingga terluka dengan ukuran 5 cm x 1,5 cm. Tusukan ini menembus sesuatu (diduga rongga kantong jantung) sehingga darah dan air kemudian menyembur (bukan mengalir) dari luka tersebut. Kantong jantung (pericardium) Yesus penuh air dan darah diduga karena jantung Yesus pecah dan juga pendarahan dalam ketika Yesus jatuh dan tertimpa kayu palang. Menurut penelitian medis, diduga manuisia kain kafan wafat lebih cepat bukan karena disalibkan, namun karena proses penyiksaan yang dialami sebelum penyaliban. Para ilmuwan sependapat bahwa Yesus mati karena jantungya pecah. Sesaat sebelum meninggal Yesus berteriak dengan suara nyaring. Teriakan ini diduga disebabkan oleh rasa amat sangat sakit yang karena jantung-Nya pecah. Yesus kemudian menundukkan kepala untuk menyerahkan rohnya kepada Bapa. Proses ini menunjukkan bahwa Yesus masih sadar sampai kematian datang. http://kuasauntukberubah.com/questionsoflife/tough7.html
Terdapat bukti yang kukuh dalam kesaksian Yohanes, salah seorang pengikut Yesus dalam Yohanes 19:24-25. Yohanes memberikan kesaksian bahawa selepas Yesus disalibkan, "Tetapi salah seorang askar menusuk rusuk Yesus dengan tombak, dan pada ketika itu juga keluarlah darah dan air" Yohanes 19:34. Hal ini sungguh menghairankan Yohanes sehingga dia terdorong untuk menulis bahawa "... orang yang telah melihat kejadian ini memberikan kesaksiannya, supaya kamu pun percaya. Kesaksiannya benar dan dia tahu bahawa apa yang dikatakannya benar" Yohanes 19:35.
3. TUBUH KEBANGKITAN YESUS; Ketika bangkit, YESUS menyatakan DiriNYA masih terdiri dari darah dan daging, bukan ROH/hantu. Memang manusia diciptakan dalam keadaan darah dan daging[tubuh], bukan bentuk roh. Tapi tubuh yang dikenakan ketika bangkit berbeda dengan tubuh fana. Tubuh baru itu disebut sebagai tubuh kemuliaan.
>> 1Korintus 15:40 Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.
>> 1Korintus 15:43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
>> Maria dan murid-murid tidak bisa mengenali lagi sebagai YESUS yang mereka lihat sehari-hari karena wajah YESUS telah berubah.
>> Yohanes 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid- murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
YESUS bisa memasuki ruangan yang pintu-pintunya terkunci rapat.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN SAYA:
Hua..ha..ha... topiknya Ahmed Deedat? Sudah basi itu. Tapi nggak apa, akan saya jawab 1 dulu; Maria tidak lagi mengenali YESUS, bukan oleh karena YESUS menyamar, tapi karena YESUS tubuhNYA sudah diubah menurut tubuh asliNYA.
>> Yesaya 53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? 53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Wajah duniawi YESUS adalah tidak tampan. Tapi sebelum kematianNYA, YESUS sudah menunjukkan wajah asliNYA kepada murid-muridNYA;
>> Lukas 9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian- Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Wajah itulah yang dilihat oleh Yohanes di pulau Patmos ketika menerima wahyu
>> Wahyu 1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. 1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. 1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah- Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Karena itu selain Maria yang tidak mengenaliNYA, murid-murid yang lainpun tidak mengenaliNYA lagi setelah kebangkitanNYA;
>> Lukas 24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
Coba bandingkan dengan Muhammad, merubah wajah saja nggak bisa. Kalah sama artis-artis yang operasi plastik, 'kan?! - Hua..ha..ha.... sudahlah, pindah aja pada yang masih hidup. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx PEKAN SUCI http://id.wikipedia.org/wiki/Minggu_Suci
Pekan Suci atau Minggu Suci (bahasa Latin: Hebdomada Sancta, atau juga disebut Hebdomas Maior (Pekan/Minggu Besar); bahasa Yunani: Μεγάλη Εβδομάδα, /Megali Evdomada/ (Pekan/Minggu Besar)) dalam agama Kristen adalah satu pekan sejak Minggu Palma (juga disebut Minggu Sengsara) hingga Sabtu Suci/Sabtu Sepi/Sabtu Sunyi, yang kemudian diikuti dengan hari Paskah. [1] Istilah "Pekan Suci" lebih umum digunakan daripada "Minggu Suci", karena ada kerancuan antara "minggu" sebagai pekan dan "minggu" sebagai hari (sedangkan yang dimaksud di sini adalah "pekan", bukan hari Minggu).
Sejarah Pekan Suci dalam tahun Kristen adalah masa satu minggu tepat sebelum hari Paskah. Rujukan tertua terhadap kebiasaan untuk menandai minggu ini secara keseluruhan dengan perayaan-perayaan khusus ditemukan dalam Konstitusi Rasuli (ay. 18, 19), yang berasal dari paruhan yang belakangan dari abad ke-3 M. Dalam teks ini orang-orang Kristen diperintahkan untuk berpantang anggur dan daging selama hari-hari ini, sementara pada hari Jumat dan Sabtunya mereka berpuasa penuh. Dionisius Alexandrinus dalam surat kanoniknya (260 M), merujuk kepada keenam hari puasa itu dan menyiratkan bahwa pada masanya itu masyarakat telah terbiasa untuk melaksanakannya. Ada yang menyatakan bahwa perintah untuk berpantang melakukan kegiatan dalam masyarakat selama tujuh hari tepat sebelum Minggu Paskah dan juga tujuh hari sesudahnya berasal dari dari Konstantin. Namun, Codex Theodosianus, jelas memerintahkan bahwa semua tindakan yang berkaitan dengan hukum harus dihentikan dan pintu-pintu gedung pengadilan ditutup selama 15 hari itu (1. ii. tit. viii.). Tentang hari-hari tertentu dari "minggu yang besar" itu, yang pertama menjadi sangat menonjol sudah tentu adalah hari Jumat Agung. Berikutnya adalah Sabbatum Magnum (Sabtu Sunyi atau Malam Paskah) yang dirayakan oleh umat yang tidak tidur semalaman. Di kalangan gereja perdana hari ini dihubungkan dengan pengharapan akan advent yang kedua yang akan terjadi pada suatu Minggu Paskah. Encyclopedia Britannica, entri "Holy Week." Ada pula teks-teks lain yang merujuk kepada tradisi-tradisi Gereja Perdana; yang paling penting adalah Ziarah Etheria (juga dikenal sebagai Ziarah Egeria) yang memberikan uraian terinci tentang perayaan lengkap Pekan Suci di kalangan gereja perdana. Pekan Suci di FilipinaDi negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma ini, Pekan Suci, yang dikenal sebagai Semana Santa, diperlakukan sebagai salah satu dari festival keagamaan terpenting dari sepanjang tahun. Pada saat misa pada Minggu Palma, umat Katolik membawa "palaspas" atau daun-daun palma untuk diberkati oleh imam. Banyak orang Filipina yang membawa pulang palaspas itu setelah misa dan menempatkannya di atas pintu depan atau jendela, karena mereka percaya bahwa hal itu dapat mengusir roh-roh jahat. Senin Suci menandai awal Pabasa (arti harafiah, membaca) atau Pasyon, nyanyian maraton yang membawakan kisah kehidupan Yesus, penderitaan dan kematian nya, yang berlanjut siang dan malam, hingga dua hari lamanya. Sebuah tradisi Kamis Suci yang popular adalah Bisita Iglesia (Kunjungan ke Gereja), yang dilakukan dengan mengunjungi sebuah atau beberapa Gereja di mana umat berdoa Jalan Salib. Misa terakhir sebelum Paskah, yang juga merayakan hari Kamis Suci, biasanya juga mencakup pemeragaan Pencucian Kaki dari para Rasul; Misa ini diikuti dengan prosesi Sakramen Suci sebelum sakramen itu dibawa ke Altar Penyimpanan. Jumat Agung, sebuah hari raya nasional di Filipina, dirayakan dengan prosesi di jalan-jalan, Jalan Salib, peringatan Tujuh kata terakhir Yesus (Siete Palabras) dan sebuah drama penderitaan Yesus yang disebut Sinakulo. Di beberapa komunitas (yang paling terkenal di provinsi Pampanga), prosesi ini mencakup umat yang melakukan penyiksaan diri dank adalah bahkan menyalibkan diri mereka sendiri pada salib sebagai ungkapan pertobatan atau sebagai penggenapan panata (kaul yang tercapai dalam pengucapan syukur atau sebagai balasan atas permohonan atau doa yang dikabulkan). Setelah pukul tiga sore pada hari Jumat Agung (saat Yesus menurut tradisi diyakini telah meninggal), orang banyak dilarang membuat keramaian, mandi dianjurkan dan umat dianjurkan untuk bersikap khusyuk dalam sikap doa sepanjang Sabtu Hitam. Pagi Paskah ditandai dengan perayaan penuh suka cita, yang pertama adalah Salubong pada fajar, di mana patung-patung Yesus dan Maria yang besar dibawa dalam sebuah prosesi untuk saling bertemu, sambil membayangkan reuni pertama antara Yesus dengan ibundanya Maria setelah Kebangkitan Yesus. Hal ini diikuti oleh Misa Paskah yang penuh dengan suka cita. Sepanjang minggu, acara-acara televise yang serius disiarkan di semua saluran, khususnya film-film dengan tema keagamaan. Pada Triduum Paskah, biasanya hari raya umum, beberapa stasiun televise bahkan menghentikan siaran sama seklai hingga Sabtu Hitam dan toko-toko dan perusahaan-perusahaan menutup kegiatan hingga hari itu dalam kaitan dengan peringatan peristiwa yang khusyuk ini.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx KAIN KAFAN DARI TURIN, KISAH SENGSARA YESUS DAN KUASA ILAHI http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=13429 Kain kafan dari Turin merupakan salah satu misteri besar yang belum 100% terpecahkan oleh ilmu pengetahuan modern. Kain kafan ini merupakan salah satu peninggalan Yesus yang masih terawat. Penelitain Ilmiah Kain kafan dari Turin merupakan salah satu misteri dunia yang sampai saat ini belum terpecahkan. Sudah banyak penelitian yang dilakukan, meliputi sekitar 30 cabang ilmu pengetahuan. Dari 30 cabang bidang penelitian hanya satu bidang, yaitu uji Carbon-14, yang gagal membuktikan bahwa kain kafan dari Turin berasal dari jaman hidup Yesus. Namun dalam penelitian uji Carbon-14 kedua, kain kafan dari Turin mampu dibuktikan berasal dari jaman kehidupan Yesus. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana proses ilmiah yang terjadi sehingga gambar kain kafan dari Turin bisa tercipta. Menurut penelitian-penelitian tersebut gambar dalam kain kafan dari Turin diduga terkait erat dengan proses pemakaman Yesus. Menurut tradisi Yahudi, sebelum dimakamkan, jasad seseorang harus dimandikan tujuh kali, dicukur seluruh rambut yang ada pada tubuhnya, kemudian dalam makam jasad tersebut ditaburi rempah-rempah dalam jumlah banyak. Namun tradisi ini tak bisa dijalankan karena Yesus wafat hari Jumat 7 April tahun 30 Masehi jam 3 sore. Dan menurut perhitungan Yahudi, Jumat sore selepas jam 6 sudah dihitung sebagai hari Sabat. Dan jika mayat seseorang disimpan pada hari Sabat, diangap sebagai kenajisan. Rempah-rempah, keringat dan darah Yesus inilah yang diduga menyebabkan gambar dalam kain kafan dari Turin. Setelah Yesus bangkit, Petrus dan Yakobus mendapati kain kafan dalam keadaan kosong. Posisi kain kafan tersebut masih sama dengan ketika Yesus dimakamkan. (Tidak seperti yang dinyatakan dalam kisah Jalan Salib bahwa kain kafan terlipat.) Kesaksian ini menunjukkan bahwa kain kafan yang menutupi bagian atas tubuh Yesus turun mengempis menembus tubuh Yesus. Tiadanya tanda-tanda pengelupasan pada permukaan kain kafan mendukung hipotesis ini. Demikian juga dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada bercak darah yang terlacak pada permukaan kain kafan. Bulu-bulu kain pada permukaan kain kafan juga ditemukan kehilangan kadar air. Tidak diketahui apa yang menyebabkannya. Tiadanya jejak-jejak proses pembusukan pada permukaan kain kafan menunjukkan bahwa manusia kain kafan bangkit kurang dari 40 jam setelah wafat. Hanya ada satu kemungkinan penyebab terbentuknya gambar dalam kain kafan ini, yaitu dengan bantuan cahaya. Yang menjadi persoalan di dalam makam Yesus tidak ada cahaya yang bisa masuk. Para ahli menduga bahwa cahaya ini berasal dari tubuh Yesus sendiri. Cahaya ini dikaitkan dengan Yesus yang menerima kembali kemuliaan-Nya. Dipercaya bahwa sebelum dan sesudah kebangkitan Yesus, hanya ada satu peristiwa sejenis yang terjadi, yaitu peristiwa di Gunung Tabor. Siapa yang pertama kali mengambil kain kafan dari kubur Yesus, hingga saat ini belum terungkap. Kerahasiaan ini bisa dipahami karena menurut adat-istiadat mereka, yang menyimpan benda-benda dari kubur dianggap najis sehingga harus dihukum mati. Selain itu musuh-musuh pengikut Kristus juga ingin menghancurkan. Sehingga kain kafan ini harus berpindah-pindah dari satu tangan ke tangan lain. Kain kafan ini juga mengalami pemendekan sekitar satu meter karena banyak raja yang menginginkan relikwi Yesus. Menurut asalnya ada dua macam gambar yang terdapat pada kain kafan dari Turin. Pertama, gambar dari noda darah yang melekat pada kain kafan. Dan kedua, gambar yang tidak diketahui cara terbentuknya. Kedua gambar ini terpisah, tidak menyatu. Para ahli menduga noda darah menyebabkan kedua gambar tidak menyatu karena noda tersebut menghalangi cahaya yang diperkirakan sebagai penyebab terbentuknya gambar kedua. Penelitian pada kain kafan menunjukkan bahwa ada dua macam darah yang menodai kain tersebut. Keduanya adalah darah hidup (darah segar yang langsung menodai kain kafan) dan darah mati (darah beku yang menempel pada kain kafan sehingga bernoda). Pada penelitian terhadap komposisi darah tersebut ditemukan bahwa ada darah yang berasal dari pembuluh arteri dan dari pembuluh vena. Sedang temuan golongan darah AB, merupakan petunjuk kuat bahwa kain kafan tersebut pernah digunakan oleh Yesus karena sebagian besar orang Yahudi bergolongan darah AB. Dari gambar yang terdapat pada kain kafan dari Turin bisa dilacak jenis-jenis luka yang diderita oleh manusia kain kafan. Pertama, luka cambuk (flagrum taxillatum). Luka cambuk berukuran kecil berujud luka memar, luka iris dan luka cabik. Berdasarkan penelitian, terdapat 121 luka cambuk pada gambar kain kafan tersebut. Jumlah ini jauh lebih besar dari angka 40 yang ditetapkan oleh hukum Roma. Luka-luka ini diarahkan pada bagian-bagian yang tepat sehingga tidak akan menyebabkan terhukum mati secara langsung. Karena jika terhukum terbukti mati oleh cambukan, maka algojo yang mengeksekusi akan dihukum mati. Menurut hukum Roma, ada tiga bentuk hukuman, yaitu hukum mati dengan cambukan, hukum mati dengan penyaliban dimana didahului dengan pencambukkan sebanyak 20 kali, dan hukum cambuk sebagai pelajaran agar jera. Pilatus menyatakan bahwa ia hanya akan mencambuki Yesus sebagai pelajaran, setelah itu dilepaskan. Temuan-temuan ini memperkuat dugaan konspirasi untuk membunuh manusia kain kafan. Kedua, luka pemahkotaan duri. Pemahkotaan duri tidak dikenal dalam tradisi Roma. Diduga kuat pemahkotaan ini adalah budaya Timur Tengah, karena saat itu tentara Roma adalah tentara bayaran, kecuali untuk perwira-perwiranya. Tentara yang ditempatkan di Palestina berasal dari orang-orang Arab. Dan di Arab, tradisi pemhakotaan duri memang ada. Duri-duri yang dianyam sehingga menutupi seluruh kepala ini sangat tajam, mudah patah dan getahnya mengandung racun. Sehingga jika duri ini ditancapkan pada kepala sampai patah, akan terasa sakit sekali. Dari gambar pada kain kafan, terhitung ada lebih dari 50 luka di kepala. Ketiga, kata-kata "Ecce homo." Pilatus hanya mengatakan demikian tentang Yesus karena Yesus kelihatan sangat menjijikkan. Keempat, manusia kain kafan memanggul kayu palang (bukan salib seperti terjemahan Injil di Indonesia) yang sangat kasar. Kayu ini diikatkan pada tangan (supaya yang bersangkutan tidak membuangnya) dengan posisi sisi kanan lebih tinggi dari sisi kiri. Posisi ini disebabkan oleh dua hal, yaitu jalan yang sempit dan karena ujung kayu palang sisi kiri diikatkan dengan kaki kiri. Pengikatan pada kaki ini diperlukan agar yang bersangkutan tidak lari. Dalam hukum Roma, jika vonis telah dijatuhkan, maka proses peradilan telah selesai. Jika terpidana mampu meloloskan diri, ia bebas dari hukuman dan tak bisa diadili kembali (nebis in idem). Jika terpidana mampu meloloskan diri, maka prajurit yang bertugas harus mempertanggungjawakannya dengan hukuman. Oleh karena itu semua penjahat yang telah dipidana dibuat supaya tak mampu meloloskan diri. Ketika itu Yesus disalibkan bersama dua penjahat lain. Yesus berjalan pada posisi paling belakang di mana kayu palang ujung kanan diikatkan pada kayu palang penjahat lain. Jika salah satu penjahat jatuh, maka lainnya juga akan terjatuh. Akibatnya, pada kain kafan terlihat wajah yang penuh luka. Karena Yesus kelihatan kepayahan, maka tentara memaksa Simon membantu memanggulkan kayu palang Yesus. Simon sebenarnya tidak mau, karena menolong penjahat oleh adat setempat dianggap sama jahatnya. Saat itu jarak mereka dengan Golgota (Golgota adalah bukit kecil dengan tinggi sekitar 20 meter, bukan gunung seperti dalam Injil terjemahan bahasa Indonesia), sekitar 50 meter dari 500 meter jarak keseluruhan Golgota-rumah Pilatus. Karena terlihat kepayahan, Yesus kemudian dipapah (berbeda dengan Injil terjemahan bahasa Indonesia: Yesus masih mampu berjalan sendiri). Di Golgota, pergelangan tangan (bukan telapak tangan) dan kakinya dipaku pada kayu palang dan dinaikkan pada salib (hanya palangnya yang dinaikkan, bukan mendirikan seluruh salib seperti gambar-gambar jalan salib) yang tingginya hanya dua meter (berbeda dengan gambar-gambar jalan salib: salib tinggi sekali). Dalam posisi tergantung dengan tangan lurus serong ke atas, seseorang akan sulit bernafas sehingga ia harus mendorong badannya ke atas condong kanan (karena jika condong ke kiri jantung akan tertekan). Dalam posisi seperti ini orang akan cepat mati. Setelah wafat, dada kanan manusia kain kafan ditusuk dengan tombak sehingga terluka dengan ukuran 5 cm x 1,5 cm. Tusukan ini menembus sesuatu (diduga rongga kantong jantung) sehingga darah dan air kemudian menyembur (bukan mengalir) dari luka tersebut. Kantong jantung (pericardium) Yesus penuh air dan darah diduga karena jantung Yesus pecah dan juga pendarahan dalam ketika Yesus jatuh dan tertimpa kayu palang. Menurut penelitian medis, diduga manuisia kain kafan wafat lebih cepat bukan karena disalibkan, namun karena proses penyiksaan yang dialami sebelum penyaliban. Para ilmuwan sependapat bahwa Yesus mati karena jantungya pecah. Sesaat sebelum meninggal Yesus berteriak dengan suara nyaring. Teriakan ini diduga disebabkan oleh rasa amat sangat sakit yang karena jantung-Nya pecah. Yesus kemudian menundukkan kepala untuk menyerahkan rohnya kepada Bapa. Proses ini menunjukkan bahwa Yesus masih sadar sampai kematian datang. Jalan Salib sendiri muncul saat Perang Salib. Saat itu orang-orang Katholik Eropa tak mampu datang ke tanah suci. Mereka kemudian membuat Jalan Salib sendiri di Eropa berdasar devosi-devosi. Akibatnya, perhentian-perhentian pada Jalan Salib tidak berdasar ilmu namun berdasar Devosi.
Kajian Teologis Seluruh hidup Yesus sebenarnya merupakan kisah sengsara. Karena sebenarnya ada empat level sengsara, yaitu sengsara sakramental, sengsara moral/spiritual, sengsara fisik dan sengsara aktual. Melalui Ekaresti Yesus rela dimakan dimanapun dan kapanpun. Kerelaan ini disebabkan oleh cinta Yesus kepada manusia. Sengsara sakramental ini masih berlangsung sampai sekarang. Sengsara moral/spiritual merupakan kesengsaraan yang paling berat. Dalam sengsara moral/spiritual Yesus difitnah, diserahkan dengan ciuman murid-Nya, ditolak oleh rakyat, ditelanjangi dan dianggap sebagai penjahat. Melalui kain kafan kita bisa melihat seberapa jauh manusia bisa melakukan penyiksaan fisik. Dan Yesus tidak membalasnya. Sedang melalui kesengsaraan aktual kita diajak memahami bahwa kesengsaraan yang kita ciptakan kepada sesama akan membuat Kristus menderita. Mengapa Yesus sengsara? Apakah karena ciuman Yudas, apakah karena persekongkolan imam kepala, apakah karena pilatus? Tidak. Yesus sengsara karena dikehendaki oleh Allah. Jika ada orang yang terlibat secara negatif, itu merupakan persoalan lain. Yesus sengsara karena Allah lebih mencintai manusia dari pada Putra-Nya. Dalam kisah sengsara menurut Injil, Yesus diserahkan untuk menderita. Namun Yesus juga rela menyerahkan dirinya karena cinta yang besar kepada manusia. Melalui jalan kesengsaraan inilah Yesus mencapai kemuliaan. Pesan yang ingin disampaikan Yesus adalah siapa yang ingin mulia harus sengsara. Sengsara adalah jalan satu-satunya menuju kemuliaan ini. Kita diajak untuk terlibat dalam kesengsaraan ini. Namun penderitaan ini tak perlu dicari. Karena penderitaan ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Penderitaan hadir ketika manusia ambil bagian dalam keselamatan sesamanya. Kita juga bisa menjadi silih bagi orang lain. Melalui silih ini manusia membantu sesamanya mencapai keselamatan. Tuhan telah mencintai kita. Maka sudah menjadi tugas kita untuk mencintai sesama. Caranya dengan berkorban demi keselamatan orang berdosa. Dengan memurnikan hidup kita, maka kita akan jauh dari dosa. Paulus dari Salib, pendiri Kongregasi Pasionis, menyatakan bahwa sengsara Yesus tak bisa dihilangkan dari iman manusia. Dengan merenungkan, meresapi, menghayati dan mewartakan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, hidup moral orang Kristen tetap terjaga. Melalui proses ini kita akan sampai pada pemahaman bahwa sengsara Yesus merupakan karya terbesar Tuhan, karena membutuhkan pengorbanan. Dalam sengsara, akan timbul pasio, yaitu sebuah keinginan besar yang tak bisa lagi dibendung. Oleh karena itu, melalui sengsara Yesus manusia diajak untuk bersikap memoria, yaitu menghadirkan cinta-Nya dalam hidup manusia. Adakah Yesus mati dan hidup semula?http://kuasauntukberubah.com/questionsoflife/tough7.html Apakah kepercayaan orang Kristian?
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx TULIS MAS TAWANG: Kronologis penyaliban Yesus |
Attachment(s) from Mumet Kon
1 of 1 File(s)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar