Tapi ratu Ester, demi menyelamatkan bangsanya, bangsa Yahudi yang terancam hendak dimusnahkan oleh persekongkolan Haman, memberanikan diri untuk melanggar undang-undang itu. Inilah kata-kata Ester:
>> Ester 4:16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan
berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari
lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-
dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk
menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau
terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
Demikian Ester, biarlah demikian juga saya. Meskipun saya disebut sebagai pelanggar privacy, tidak sopan, pelanggar undang-undang IT dan undang-undang memberitakan Injil, biarlah semua itu saya pikul. Biarlah itu saya tanggung dan saya pertanggungjawabkan.
Kalau di hutan banyak madu, biarlah saya ke hutan untuk mendapatkan madu. Kalau penjara dan kuburan memberikan kemuliaan bagi saya, biarlah saya ke penjara maupun ke kuburan. Itu bukan masalah bagi saya. Mr. Elisa.
Jika saya mati takkan ada seorangpun yang akan menangisinya. Musuh-musuh saya akan tertawa terbahak-bahak. Bahkan ALLAH, YESUS, para malaikat dan para nabi akan tertawa ngakak. Mereka gembira sekali. Mereka bangga dengan kematian saya. Sebuah kematian yang TERHORMAT, dari pada sebuah kehidupan yang penuh pengkhianatan.
"sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." Perkataan ini saya telan ke dalam jiwa saya dan biarlah menyusup masuk ke tulang sumsum saya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar