MENDADAK K-POP
Badai Korea di Televisi Kita
Sebuah Diskusi Publik Remotivi
bekerjasama dengan
Universitas Paramadina
bekerjasama dengan
Universitas Paramadina
"Global Village" merupakan istilah dari Marshal McLuhan yang digunakan untuk menggambarkan semakin kecilnya dunia yang dilipat oleh teknologi komunikasi. Seiring dengan itu, informasi pun kian homogen dan terpusat pada episentrum-episentrum kekuasaan, seperti Hollywood dalam dunia hiburan dan CNN serta Reuters dalam dunia jurnalistik. Hampir dapat dipetakan bahwa industri hiburan dan informasi hanya berkisar dalam pusaran yang pusatnya berada di Amerika dan Eropa.
Tumbuh suburnya Internet di negara-negara berkembang telah memberi kesempatan bagi arus budaya yang berada di pinggiran untuk mengambil tempat dalam diskursus kebudayaaan global. Apa yang terjadi dengan budaya Korea saat ini adalah contohnya. Berawal dari Internet, kini produk budaya Korea (K-Pop) juga mulai memasuki ruang publik lewat televisi. Berbeda dengan konsumen Internet yang terbatas, televisi telah menjadi sarana konsumsi publik yang jauh lebih luas.
Internet dan televisi kini berkolaborasi dalam membentuk budaya populer. Apa yang berkembang di dunia maya, direproduksi menjadi berita dan bahan konsumsi di televisi. Begitu pula sebaliknya. Satu di antara yang menandakan ekpansi K-Pop dalam televisi nasional adalah maraknya sinetron bersemangat Korea (kalau tidak boleh disebut jiplakan). Tidak hanya itu, belakangan kita juga disuguhi program musik yang berasal dari Korea atau pun artis yang dengan bangga menyatakan dirinya sebagai pengagum budaya Korea.
Tingginya tingkat terpaan televisi dan Internet telah melahirkan gejala kebudayaan dalam masyarakat, ditandai dengan munculnya komunitas-komunitas pecinta kebudayaan (lebih tepatnya: konsumen produk) Korea. Dalam kondisi seperti ini kita patut bertanya: di mana identitas TV nasional? Lebih jauh lagi, di mana lokalitas mendapat tempat di TV kita? Dan pada akhirnya, apakah selamanya masyarakat Indonesia akan jadi konsumen abadi kebudayaan pop, ataukah masih ada peluang yang lain?
Acara Diskusi Publik Remotivi ini digelar pada:
Hari/Tanggal: Rabu, 29 Februari 2012
Waktu : Pk. 13.00 WIB
Tempat : Ruang Granada, Universitas Paramadina
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96-97
Mampang, Jakarta Selatan
Pembicara :
Waktu : Pk. 13.00 WIB
Tempat : Ruang Granada, Universitas Paramadina
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96-97
Mampang, Jakarta Selatan
Pembicara :
- AG. Eka Wenats Wuryanta (Pengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina)
- Budi Suwarna (Wartawan KOMPAS)
Diskusi ini didanai oleh Yayasan Tifa, bersifat gratis dan terbuka untuk umum
Narahubung: 0813-1561-4331 | 08-999-826-221 | 0815-892-7792
Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan advokasi yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik.
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar