Sabtu, 02 Oktober 2010

Benarkah Polisi Jadi Backing penyebaran Buku Porno milik PT. Bintang Ilmu?

Kalau Polisi jadi backing penyebaran buku porno yang dilakukan PT. Bintang Ilmu, wah ya sangat sulit menindak pelaku penyebaran pornografi secara besar2an dan terlihat cukup legal ini.
Ini sudah jelas kejahatan / pidana.. Tunggu apalagi pak polisi???
Kalau tidak segera ditindak, nanti korps kepolisian bisa dituduh dengan sengaja membiarkan terjadinya penyebaran porngrafi lho..
malah salah2 bisa dituduh sebagai backing sehingga penyebaran pornografi kepada generasi muda Indonesia meluas.

Penyebaran pornografi jelas tindak pidana
Maka polisi tidak boleh ragu menyita buku2 porno tersebut.
Kalau sampai sekarang sama sekali tidak ada penyitaan buku2 porno yang dikirim ke sekolah2 di Pekalongan  jawa Tengah itu tentunya menimbulkan tanda tanya besar.

Setelah menyita polisi harus memeriksa pelakunya.
Dari situ lalu diurut, siapa yang mengirim buku2 porno itu kepada agen PT. Bintang Ilmu di Pekalongan.
Karena buku2 porno itu yang mengirim adalah kantor pusat PT. Bintang Ilmu di Jakarta, maka polisi harusnya tidak takut untuk memeriksa kantor pusat PT. Bintang Ilmu di jakarta itu. dan menggeledah tempat penyimpanan serta gudang2 yang dipakai oleh PT. Bintang Ilmu untuk menyimpan atau menyembunyikan buku2 porno itu.

Karena dalam berita di Global TV pada satu sekolah saja terdapat bertumpuk kardus yang berisi buku porno. padahal dalam berita disebut sedikitnya yang ditemukan di pekalongan, distribusi buku porno oleh PT. Bintang Ilmu  sedikitnya ada di 10 SD.

Sayangnya temuan ini hanya diambil jalan keluar bahwa agen PT. Bintang Ilmu itu harus menarik peredaran buku porno dari Sekolah2. Harusnya buku2 porno itu disita dan dijadikan barang bukti.
Kenapa hal ini tidak dilakukan??? Kenapa Polisi seolah membiarkan pelaku penyebaran pornografi itu menghilangkan barang bukti???

Padahal seharusnya dengan segera memeriksa pelaku di pekalongan dan menyita buku2 porno itu sebagai barang bukti, maka penyelidikan dan penyidikan segera bisa dilakukan.
lalu dengan itu bisa membongkar sindikat besar produsen dan distributor buku porno kelas kakap.
Karena sudah jelas bahwa pengirim adalah kantor pusat PT. Bintang Ilmu, seharusnya segera memeriksa dan menggeledah tempat penyimpanan atau gudang yang dipakai untuk menyembunyikan buku2 porno itu.

Tapi polisi malah seolah membiarkan atau memberi kesempatan kepada pelaku untuk menarik barang dari sekolah dan menyembunyikannya. Dan memberi kesempatan kepada Gudang2 Pt. Bintang ilmu untuk memindah atau menyembunyikan buku2 porno itu ke tempat lain.

Dan sekarang masalah sudah beres. Artinya karena buku2 porno sudah ditarik dari sekolah2 di pekalongan (padahal penyebarannya bisa jadi tidak hanya di pekalongan, bahkan mungkin sebelumnya tersebar banyak di sekolah2 di Indonesia).. maka tidak ada bukti lagi.
Dan karena sudah sempat ketahuan, maka bisa jadi PT. Bintang Ilmu memindahkan buku2 porno itu dari Gudang2nya dan menyembunyikannya ke tempat lain...
karenanya Polisi bisa beralasan, kurang cukup bukti...
Berita di Global TV yang memperlihatkan bertumpuk2 kardus berisi buku2 porno yang dikirim ke sekolah untuk menjadi buku perpustakaan SD,  itu hanya menjadi berita..
lalu hilang ditelan waktu....

kalau memang polisi ingin membuktikan dirinya bersih... tentunya harus ada tindakan konkret... masyarakat menunggu


Dari: <t_sejati@...>
Topik: Apakah Polisi jadi backing???: Bintang Ilmu Suplai Buku & CD Porno ke SD
Kepada: jurnalisme@..., media_nusantara@..., mayapadaprana@..., detikhot@..., mediacare@...
Tanggal: Jumat, 30 Januari, 2009, 7:19 AM

Polisi harus segera bertindak
Masyarakat akan heran jika Mabes Polri tidak bertindak.
Karena alamat kantor dari perusahaan ini kan jelas
dari sana bisa ditanyakan dimana gudang2nya yang dipakai untuk menyimpan produk2nya sebelum disuplai pada agen perusahaan ini didaerah.
Jadi sangat aneh jika nanti beralasan masih melacak gudangnya yang belum diketahui.

Jadi jangan hanya kemudian agen dari perusahaan ini yang didaerah saja yang ditindak, karena mereka hanya mengedarkan, tapi harus ditindak sumbernya.

Tapi kelihatannya mungkin memang pemilik PT. Bintang Ilmu ini sangat kuat, sehingga Polisi takut untuk menindak produksi dan penyebaran buku porno yang omsetnya hampir diseluruh Indonesia ini.
sehingga nantinya bisa saja dengan jalan keluar bahwa jika buku porno diganti/ditarik dari sekolah, persoalan sudah beres.  

Jadi masyarakat tidak usah berharap, bahwa nanti ada penyelidikan atau sampai memeriksa perusahaan ini. Paling bagus, nanti hanya agen didaerah yang dikorbankan. atau malah2 diselamatkan juga, dengan alasan buku porno sudah ditarik dari peredaran.

Secara riil bisa dilihat, betapa dengan jumlah sedemikian banyak, tidak ada upaya sama sekali dari Polisi. Bahkan terkesan memberi waktu pada para pelaku untu menghilangkan atau menyembunyikan barang bukti yang lebih besar. yakni di gudang penyimpanan milik PT. Bintang Ilmu.

Nanti kalau barang sudah disembunyikan ditempat lain, baru mungkin polisi seolah2 baru menyelidiki.

Kesimpulannya, ada kerjasama antara aparat dengan perusahaan yang menyebarkan buku porno ke sekolah2 hampir diseluruh Indonesia ini. Ya mungkin saja seperti film2 itu, tapi menjadi nyata di Indonesia, bahwa Polisi maupun aparat negara lainnya hanya jadi anjing2 peliharaan dari cukong2 yang mencoba merusak moral bangsa ini, agar generasi mudanya hancur. Agar bangsa ini hancur. Sebab kalau bangsa ini hancur, mereka bisa terus menerus menguras dan memperbudak bangsa ini

Dari: Robert Sianturi <sianturi1972@...>
Tanggal: Jumat, 23 Januari, 2009, 4:19 AM

Tindakan dari orang yang tidak punya perasaan sebagai warga negara Republik Indonesia ini jelas sudah sangat KURANG AJAR, MELANGGAR ETIKA, MELANGGAR HUKUM dan kelihatan sekali bahwa mereka berniat MENGHANCURKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
Warga negara mana sih sang pelaku ini????

Aparat harus bertindak tegas....
Jika tidak, maka rakyat akan berpendapat bahwa birokrasi pemerintah, aparat negara, pejabat tinggi negara dsb itu adalah antek orang asing

secara hukum jelas, bahwa tindakan ini bertentangan dengan undang undang, apalagi UU Pornografi, Kitab Undang Undang Hukum pidana (KUHP) dsb
Menyebarkan buku dan CD porno untuk dikonsumsi anak didik yang masih kecil..
bayangkan anak SD dicekoki bacaan porno dan film porno????

Yang memprihatinkan... Penyebaran pornografi ini, mengajari anak2 kita yang  masih SD agar berbuat mesum ini dibiayai oleh uang negara.

Jika aparat tidak bertindak tegas dan tidak menghukum pelakunya (sebaiknya juga aktor intelektualnya yang tidak pernah tersentuh dan besar kemungkinan bisa lari keluar negeri karena seluruh keluarganya mungkin sudah ada disana), hal ini bisa memancing reaksi keras dari sebagian masyarakat, bisa menimbulkan anarkisme. Saya tidak bisa membayangkan jika misalnya Front Pembela Islam (FPI) ataupun yang lainnya lalu mengacak2 sekolah, menyerbu kantor, menyerbu gudang penyimpanan buku porno yang dikatakan sebagai produk sampingan/ produk unggulan dari perusahaan tersebut.
Hal ini hanya akan menimbulkan keributan dan kekacauan yang tidak berujung-pangkal.
Hal ini malah tidak menyentuh masalah yang sebenarnya...

Untuk itu, kepada aparat, segera bertindaklah...
Jangan sampai masyarakat menjadi apatis atau karena sudah sangat skeptis lalu mudah terpancing kepada amarah, anarkisme,  premanisme, bakar2an dsb.
Atau muncul sindiran, kenapa judi sulit diberantas.. karena backingnya aparat
kenapa korban narkoba meningkat.. karena pengedarnya banyak yang aparat
kenapa maksiat meningkat.. karena untuk suguhan pejabat


Dari: Bambang Tribuono <bambuono@...>
Topik: [warga] Tangkap!!!: Korupsi Dana Pendidikan: Bintang Ilmu Group Suplai Buku & CD Porno ke SD
Tanggal: Kamis, 22 Januari, 2009, 4:49 PM

                                               Tangkap!!!!!
karena sudah jelas masalahnya, bahwa penyebaran pornografi kepada anak2 sekolah dasar itu bertujuan untuk menghancurkan bangsa.
Apalagi selain merusak moral bangsa juga menguras dana rakyat.

Sudah jelas ini pelakunya yakni Wimpi Ibrahim pasti punya kewarganegaraan lain selain mungkin masih juga memegang kewarganegaraan Indonesia

Selain tindakannya memang sangat merusak dunia pendidikan di Indonesia, merusak moral anak didik, ditambah fakta bahwa kakak kandung Wimpi  sudah melarikan diri keluar negeri setelah menguras trilyunan rupiah dana pendidikan dan mengemplang pajak ratusan milyar rupiah,
dan yang didapat anak didik adalah kertas rongsokan yang hanya laku dijual kilo-an, karena merupakan buku terbitan tahun 1980an dan alat peraga sisa dari tahun tahun lama, apalagi di berbagai media sudah jelas bahwa agen2 Bintang Ilmu  ternyata mensuplai komputer bekas, hanya diberi chasing baru. Sehingga beberapa agen mereka kini menjadi tersangka, tapi pimpinannya bebas, malah bisa memerintah aparat hukum untuk memaksa dunia pendidikan, mulai dinas pendidikan sampai sekolah agar tunduk pada Bintang Ilmu dan harus memakai produk bintang Ilmu.

Untuk itu harus diusut dengan tuntas, karena terbukti bahwa Bintang Ilmu group pernah bersama oknum2 pimpinan aparat hukum  dan oknum pejabat departemen pendidikan nasional yang mendapat surat tugas resmi dari atasannya, mengumpulkan seluruh kepala dinas pendidikan kabupaten dan kota di beberapa propinsi.

Dimana oknum2 pimpinan aparat hukum mengancam dengan ancaman hukum jika dinas pendidikan dan sekolah jika tidak memakai produk dari Bintang Ilmu.

Sedangkan oknum dari departemen pendidikan nasional yang ikut hadir, selalu meng-amini pidato dan pengarahan dari pimpinan Bintang Ilmu Group diberbagai forum itu yang selalu menyatakan, bahwa Departemen pendidikan nasional sudah secara resmi hanya menunjuk 1 agen/distributor tunggal kepada PT. Bintang Ilmu yang boleh memasok produk peningkatan mutu untuk pendidikan di Indonesia. Hal ini terbukti dalam forum2 tersebut oleh para personel Bintang Ilmu Group, diedarkan katalog yang menyebut bahwa Bintang Ilmu Group adalah merupakan agen tunggal dari penyaluran produk peningkatan mutu pendidikan melalui DAK Pendidikan

Karena nama Direktur jendral dan direktur dari Departemen Pendidikan Nasional selalu disebut, otomatis para kepala dinas pendidikan kota dan kabupaten segan. Ditambah rasa takut, karena hadirnya oknum pimpinan aparat hukum yang menakut2i

Jika tidak ada tindakan dari aparat terkait ataupun tindakan dari pemerintah kepada orang yang merupakan pengkhianat dan penghancur bangsa ini, artinya memang negara ini dikendalikan oleh mafia. Dimana seluruh pejabat birokrasi maupun aparat hukumnya ternyata merupakan anak buah atau antek2 para penjahat.
Artinya ini sama dengan jaman sebelum kemerdekaan, bangsa ini dijajah bangsa asing yakni belanda/kompeni. penjajahan bisa sedemikian kuat karena dulu kompeni dibantu oleh antek2nya yang sangat setia.

Maka wajar terjadi krisis lapindo, ternyata rakyat menjerit tapi penyebab bencana tetap ongkang2 kaki jadi menteri, malah dana APBN atau uang rakyat digunakan pemerintah untuk mensubsidi perusahaan sang menteri agar tidak rugi/bangkrut.
maka wajar terjadi krisis minyak tanah dan gas elpiji, rakyat repot tidak karuan, tapi pelaku tetap menjabat sebagai pejabat tinggi negara sambil tersenyum lebar....
maka wajar terjadi krisis pupuk, rakyat sedih karena gagal panen dan sawah hancur, tapi pejabat tingginya pada departemen yang bersangkutan malah tambah kaya, karena sebenarnya, dia yang membuat situasi untuk mengeruk keuntungan



Tanggal: Kamis, 22 Januari, 2009, 5:21 AM

                       Berita dari Radio Kota Batik Pekalongan
dibawah ini menunjukkan betapa Bintang Ilmu Group yang sering kali mengaku sebagai satu satunya perusahaan yang mendapat tugas resmi dari Departemen Pendidikan untuk mengadakan produk untuk peningkatan mutu pendidikan melalui Program Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan, ternyata untuk menutupi kecurangannya, karena sebenarnya mereka tidak memiliki jumlah barang yang sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh Departemen pendidikan, mereka mensuplai seolah olah jumlah dan spesifikasinya sudah benar.

Tapi ternyata didalamnya lalu dicampur dengan barang lain, mungkin karena pegawainya bingung mau diisi apa, barang yang memang mereka tidak bisa memproduksi itu, lalu diisi majalah.. eh terselip majalah porno yang merupakan salah satu produk unggulan mereka.

Juga CD pembelajaran beberapa mata pelajaran maupun CD sistem pendidikan yang ditetapkan spesifikasi oleh departemen pendidikan, ternyata Bintang Ilmu Group hanya menampilkan kemasan CD yang bagus. tapi setelah CD itu dibuka/ dipakai oleh sekolah ternyata isinya hanya berupa gambar slide, untuk menutupi kekurangannya yang dibuat  memenuhi ketentuan hanya pembukaannya saja. Tapi isinya tidak sesuai..

Malah banyak yang CDnya kosong atau berisi film. hanya kemasannya saja yang dicetak sebagai CD pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu dan CD sistem pendidikan. Setelah dibuka ternyata kosong, malah ada yang isinya gambar iklan kecantikan yang tentunya dengan pose syurr.


Karena adanya buku dan CD porno tersebut, harusnya aparat memeriksa dengan teliti seluruh barang Bintang Ilmu Group yang disuplai oleh dinas pendidikan se Indonesia ke sekolah2
Karena dengan pengakuan dari Direktur Bintang Ilmu dalam berita yang lalu bahwa mereka ini menjalankan tugas sebagai satu-satunya penyedia barang peningkatan mutu pendidikan yang diperbolehkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, dikuatirkan seluruh produk porno ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia


Wah benar benar penipu dan memperbodoh serta merusak bangsa...
juga korupsi, karena CD yang benar itu harganya ratusan ribu rupiah, karena memang benar2 bisa membuat siswa kreatif dan sebagainya.. . eh diisi CD yang berisi seperti itu.. dimana harganya jika dipasar hanya 10 ribu rupiah

Untuk itu Semoga aparat benar2 tegas, terhadap pembodohan bangsa dan tindakan perampokan dana pendidikan oleh orang2 yang ternyata memang tidak peduli pada masa depan bangsa ini.

karena sudah terungkap di daerah yang lain, Tapi tidak ada tindakan yang tegas. malah Adik kandung dari pelaku yang sudah lari keluar negeri, Yakni Wimpi Ibrahim bisa mendikte aparat hukum untuk mengumpulkan para kepala dinas untuk memaksa sekolah agar harus memesan produk kepada Bintang Ilmu Group. malah dengan ancaman jika tidak memakai produk Bintang Ilmu Group akan dikejar2 oleh aparat

RADIO KOTA BATIK PEKALONGAN

Rabu, 2009 Januari 21    Buku Bantuan SD Bergambar Porno Akan Di Tarik    

- Walikota Pekalongan Basyir Ahmad di dampingi Kabag Humas tengah menjelaskan kepada sejumlah wartawan mengenai buku ajar bergambar seronok diruang kerjanya

PEKALONGAN – Walikota Pekalongan Basyir Ahmad telah meminta kepada kepada penerbit maupun dinas pendidikan untuk mencabut buku ajar untuk perpustakaan SD yang di nilai bisa merusak moral anak SD.

Hal ini di lakukan menyusul temuan Komisi III DPRD Kota Pekalongan setelah mendapat laporan dari Gerakan Rakyat Anti Korupsi Indonesia (Gerak Indonesia), yang kemudian menemukan buku dengan gambar seronok tersebut di SD Tirto III.

Menurut Walikota buku tersebut merupakan proyek pengadaan Sarana Prasarana (Sarpras) melalui Program DAK Pendidikan tahun anggaran 2008 lewat penerbit/agen dengan initial PT. A yang merupakan anggota konsorsium Bintang Ilmu. Pihaknya telah meminta Dinas Pendidikan untuk segera mengecek dan melaporkan temuan ini kesejumlah sekolah dasar yang telah menerima buku ini.

“ Kita memang prihatin, saya telah panggil penerbit maupun dinas, kalau dalam SPEKnya buku tersebut untuk guru, namun karena gambarnya seronok dengan pakain minim sekali dan tempatnya di Perpustakaan, hingga mudah di jangkau siswa ini,” tandasnya.

Walikota Basyir Ahmad menambahkan pihaknya meminta semua sekolah SD, SMP dan SMA untuk melakukan evaluasi terhadap buku-buku yang ada di perpustakaan maupun buku paket bantuan pemerintah.

“ Mulai besok (kamis 22/1) pihak penerbit talah menyatakan kesangupanya untuk menarik dan menganti buku tersebut,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan setempat Suryani SH Mhum, juga meminta kepada Dinas Pendidikan untuk tidak lagi ceroboh dalam menerima bantuan buku-buku ajar. Karena akan berdampak pada moral dan perilaku anak didik.

“ Ya inilah kalau dunia pendidikan kita lemah, terutama untuk alat-alat peraga termasuk buku yang tidak diseleksi secara cermat dengan mempertimbangkan dari aspek isi, tampilan, termasuk covernya. Gimana nantinya kalau anak-anak SD harus dilihatkan seperti itu,” ungkapnya. (Tim Reporter RKB)
 
    Diposkan oleh infopekalongan   di 18:39