Jumat, 21 Maret 2014

Renungan & Mengheningkan Cipta Untuk Nusantara

surat dari warga nusantara:
Renungan & Mengheningkan Cipta Untuk Nusantara
Agar Bangsa Ini Berhenti Doakan Yang Jelek2 Untuk Dirinya Sendiri?
Ada apa dengan fenomena gubernur DKI, Jokowi? kenapa saat dia jadi capres pada heboh? ada yang gugat ke pengadilan, ada yang hujat dengan kata2 kotor, ada yang bakar fotonya, ada ulama yang sampai berdoa pada Tuhan agar jokowi disambar petir biar tidak jadi capres

Ada yang bilang lari dari tangungjawab karena masih jadi gubernur kok maju capres, sehingga jokowi dikategorikan manusia munafik dan calon penghuni neraka.
Padahal saat gubernur Jawa Barat, Aher calonkan jadi capres, kenapa kader PKS yang  hujat jokowi sebagai orang munafik tadi tidak bicara hal yang sama pada Aher yang jadi capres dari PKS?

Kenapa tidak ada yang protes pada mendagri yang saat diangkat jadi menteri masih jadi gubernur Sumatra Barat?
Kenapa tidak heboh saat Dahlan Iskan yang masih jadi menteri juga calonkan diri jadi capres?
Meski tidak seheboh fenomena Jokowi, tetapi tetap saja banyak hujatan ditujukan pada para pemimpin seperti pada Aher, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, SBY dll, bahkan terkesan sudah bukan sekedar menyerang & menghujat para pemimpin negeri, tapi malah sudah memperolok2 negeri & bangsa sendiri.

Kenapa semua menghujat & mendoakan jelek warga, bangsa & negara sendiri?
kenapa tidqk berdoa yqng baik untuk warga, bangsa & negara sendiri?

Tapi tidak ada yang protes & melawan, saat kita sangat dilecehkan oleh bangsa lain dalam kehidupan sehari2. Hal kecil saja, di Indonesia misalnya jika anda punya uang dollar, anda harus menjaganya tetap mulus, agar uang itu tetap laku ditukar/dipergunakan. Jika ada tekukan/goresan/kusut sedikit saja, maka nilai tukar akan turun, atau malah dollar andfa dianggap tidak berlaku.

Itu hanya di Indonesia, bahwa anda harus sangat menghormati uang kertas dollar, seperti menjaga sebuah pusaka, gak boleh ada cela sedikitpun. Padahal di negara lain, perlakuan uang dollar seperti uang kertas biasa. kadang ada tekukan, bahkan sampai lusuh dll, tetap berlaku.

Padahal jika kita renungkan, pernahkah kita menghormati/ memperlakukan kitab suci kita, seperti memperlakukan uang kertas dollar Amerika itu?. Tidak boleh ada tekukan, kalau menaruh harus sangat hati2 agar jangan sampai ada peluang kusut/ tergores/ ter-tekuk sedikitpun?
Itu bisa saja diartikan, bahwa kita tanpa sadar diarahkan (malah bisa jadi mengarahkan diri) untuk menghormati uang kertas dollar Amerika dll melebihi hormat kita pada Tuhan.

Untuk itu marilah kita berhenti saling menghujat, mendoakan jelek dll bagi warga, bangsa & negara ini. Karena bisa jadi negeri ini terpuruk akibat doa jelek dari warganya sendiri. Marilah dalam kebersamaan, kita bekerja & berdoa yang baik untuk warga, bangsa & negara ini. Agar kita menjadi bangsa yang besar.

Soal pemilihan pemimpin, anggap saja seperti kontes, pertandingan dll. Suporter mendukung tim favoritnya dengan bergembira ria... Karena kontes, pertandingan dll pada hakikatnya adalah merupakan hiburan utk masyarakat. Dan pertandingan akan menghasilkan sebuah tim yang baik dimasa depan yang diharap bisa bersaing di dunia internasional.

Hal ini bisa seperti perumpamaan, apa jadinya jika dalam pertandingan sepakbola, mulai tingkat paling bawah saja, para pemain yang harusnya punya potensi sudah ditackling sampai cacat.
Apa jadinya jika dalam pertandingan mulai tingkat paling bawah, hakim dll sudah bermain kotor, sehingga tim nasional kehilangan peluang untuk mendapatkan pemain2 yang baik dan kehilangan tim2 yang baik serta kehilangan kesempatan meningkatkan kualitas.
Bagaimana tim nasional bisa berkiprah dikancah internasional?

Optimislah, bahwa bangsa ini bisa bangkit dan menjadi besar, jika kita berbuat, berusaha & berdoa yang baik untuk warga, bangsa & negeri ini. Jika kita terus berkutat pada hujatan, doa jelek, tindakan tercela dll, maka jangan heran.. banyak kutu2, hama & penyakit yang berdatangan & akan terus menghisap kehidupan warga, masyarakat & negeri ini

salam
PN - Persaudaraan Nusantara

Robby A I


Tidak ada komentar:

Posting Komentar