Selasa, 17 Januari 2012

[forumpembaca-kompas] ENSIKLOPEDI FAKTA ALKITAB

 

7. Orang Babel dan Orang Asyur
http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=151&res=almanac

Orang Babel dan orang Asyur menghuni daerah yang dikenal sebagai Mesopotamia (Yunani, "di antara dua Sungai"). Herodotus, seorang sejarawan kuno, memberi nama ini kepada dataran luas di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat, di antara berbatasan dengan Pegunungan Zagros dan di selatan dengan Teluk Persia. Alkitab menyebut beberapa kota Mesopotamia dan beberapa pemimpin penting Orang Babel dan orang Asyur. Sebenarnya, kedua kebudayaan ini yang pada akhirnya menyebabkan keruntuhan Israel dan Yehuda. Namun, selama berabad-abad sebelum pertempuran terakhir itu orang-orang Mesopotamia telah mempengaruhi kehidupan orang Israel.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=152&res=almanac

 Penduduk paling kuno di Mesopotamia yang diketahui mendiami bagian selatan dari kawasan yang sekarang adalah Irak. Orang-orang ini hanya disebut kaum "proto-Efrat" karena tidak ada istilah yang lebih baik. Kaum yang pertama-tama dapat diketahui identitasnya dari kelompok ini dikenali sebagai orang Sumer. Kebudayaan mereka sangat mempengaruhi seluruh Timur Dekat purba, termasuk orang Israel. Kata "Sinear" yang muncul beberapa kali di Perjanjian Lama, mengacu ke daerah yang meliputi tanah air bangsa Sumer.45 Orang Sumer bukan orang Semit, juga bukan orang Indo-Eropa. Bahasa mereka berbeda dengan bahasa lain mana pun, dari zaman purba atau modern.

Suatu waktu sesudah tahun 7000 sM orang Sumer mulai membangun kota-kota kecil sepanjang tepi Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Puing-puing dari komunitas-komunitas purba ini menunjukkan bahwa mereka adalah petani primitif.

Orang Sumer mengembangkan sebuah sistem pemerintahan kota praja, di mana kuil dewa setempat menjadi pusat kehidupan ekonomi, budaya, dan agama. Fungsi agama dan pemerintah begitu terintegrasi sehingga masyarakat-masyarakat purba ini telah dinamakan "negara keagamaan purba." Istilah ini menggambarkan kekunoan dan sifat beragama dari organisasi mereka.

Kota diperintah oleh sebuah dewan yang dipimpin oleh seorang walikota atau ensi. Ensi tersebut juga bertindak sebagai imam besar kola, dan melayani di kuil yang terletak di pusat komunitas itu. Kuil menjadi pusat kota untuk pemujaan, pendidikan, dan pemerintahan. Di kuil-kuil E-Anna di Uruk para arkeolog menemukan bukti tertua dari tulisan yang berasal dari sekitar 3000 sM. (Lihat "Bahasa dan Tulisan."

Tiap-tiap kota Sumer mengembangkan gayanya sendiri dalam pembuatan barang tembikar. Para arkeolog telah menemukan contoh-contoh yang elok dari seni pembuatan tembikar mereka di Hassuna, Halaf, Ubaid, dan Uruk (Warka). Orang Sumer juga sangat terampil sebagai pembuat perhiasan.


A. "Ur-Kasdim.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=153&res=almanac


 Salah satu kota yang terpenting dari Sumer adalah Ur. Beberapa kali dalam sejarahnya negara kota ini menempati kedudukan utama di antara kota-kota Sumer. Alkitab menyebutnya sebagai "Ur Kasdim" (Kej. 11:28). Kota ini adalah tempat kediaman Terah dan Abram (Abraham), leluhur bangsa Ibrani (Kej. 11:28-31).

Ur yang terletak di tepi Sungai Efrat adalah sebuah pusat pemasaran barang yang penting dan telah dipersembahkan kepada dewa Sin dan dewi Ningal. Berbagai lempeng tanah liat dari Ur menjelaskan bahwa kota itu terletak di daerah orang Kaldu dan karenanya para penulis Alkitab menyebutnya "Ur Kasdim."


B. Larsa

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=154&res=almanac


Di sebelah timur laut kota Ur terdapat kota Larsa. Alkitab mungkin mengacu kepada tempat ini ketika menyebut "raja Elasar" Yang menyerang Sodom dan Gomora dan kota-kota lain di lembah itu (Kej. 14:1-2). Penduduk Larsa memuja Syamasy, dewa matahari.


C. Erekh.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=155&res=almanac


 Dua puluh empat km lebih sedikit di sebelah barat Larsa terdapat kota Erekh. Banyak ahli berpendapat bahwa inilah kampung halaman "orang Arkhewi" (TL; "orang-orang Erekh", TB) yang kemudian hari memohon kepada Raja Artahsasta untuk menghentikan pemugaran kota Yerusalem (Ezra 4:9).

Erekh adalah pusat pemujaan dewi. Isytar dan dewi Nana, dua ilah kafir ini paling terkenal. (Lihat "Agama dan Kebudayaan Penyembah Berhala.) Berbeda dengan kota-kota Sumer yang lain, kota Erekh adalah tempat kediaman orang Semit. Dalam puing-puingnya para arkeolog telah menemukan batu bata dengan nama raja-raja Semit.


II. Orang Akad.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=156&res=almanac


Di daerah utara Mesopotamia tinggal orang-orang Akad yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada tangga mereka di bagian selatan. Orang Akad mengembangkan salah satu sistem tulisan yang pertama. (Lihat "Bahasa dan Tulisan.") Mereka adalah pembuat bangunan dan ahli strategi militer yang berbakat. Seperti orang Sumer, maka orang Akad membangun tiap-tiap kota mereka keliling sebuah kuil yang menghormati dewa setempat.


A. Agade (Akad)

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=157&res=almanac


Daerah utara ini mengambil namanya dari kota Agade, yang disebut Akad oleh banyak sarjana yang berbahasa Inggris. Ada yang berpendapat bahwa Alkitab menamakan kota ini Sefarwaim (bdg. II Raj. 17:24).


B. Sargon dari Agade

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=158&res=almanac


 Pada akhirnya kota-kota Akad dikuasai oleh Elam, sebuah negara kota yang kuat, di sebelah tenggara. Pada sekitar 2300 sM, Raja Sargon dari Agade memberontak terhadap bangsa Elam dan mempersatukan orang Akad di bawah pemerintahannya. Ia menamakan dirinya "Raja Empat Daerah," yang menunjuk kepada kota-kota utama di daerah itu - Kisy, Kuta, Agade Sippar, dan Babel Borsippa.

Sargon mengadakan jaringan jalan dan pelayanan pos yang efisien untuk mempersatukan daerah kekuasaannya. Ia memulai sebuah perpustakaan kerajaan yang akhirnya mengumpulkan ribuan lempeng tanah liat.

Wangsa Sargon hanya bertahan selama tiga generasi. Setelah itu Akad berada di bawah pengaruh Ur, pusat perdagangan besar dari orang Sumer. Beberapa kota Akad, seperti Langash (yang diperintah oleh seorang imam bernama Gudea) menentang jalannya kejadian-kejadian ini. Namun, Ur dan Laras, dua negara kota Sumer, menguasai Mesopotamia selama lebih dari 200 tahun. Secara berangsur-angsur daerah ini kembali dikuasai oleh Elam.


III. Orang Babel Zaman Purba.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=159&res=almanac


Para penyerbu Semit dari Kanaan dan Gurun Arab merebut Mesopotamia dari kekuasaan Elam pada sekitar 2000 sM. Penguasa Babilonia, seorang yang bernama Hammurabi, tampil sebagai penguasa baru atas negeri "di antara dua sungai" itu.


A. Hammurabi (1792-1750 sM).

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=160&res=almanac


Hammurabi mempersatukan kota-kota Mesopotamia seperti yang telah dilakukan Sargon sebelum dia. Ia mendirikan sebuah sistem pos kerajaan, jaringan jalan yang baru, dan garis komando yang efektif bagi para pejabat pemerintahannya. Hammurabi menyusun undang-undang Mesopotamia dalam bentuk tertulis yang disederhanakan. Undang-undang ini diukir pada sebuah tiang batu raksasa yang ditemukan di Susa. Para sarjana modern telah menyatakan Kitab Undang-Undang Hammurabi ini sebagai "sebuah monumen kebijaksanaan dan keadilan."46


B. Sastra Babel

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=161&res=almanac


 Lempeng-lempeng cuneiform dan monumen-monumen batu dari Babilonia memberikan amat banyak informasi mengenai kehidupan di Imperium Babilonia tidak lama setelah zaman Abraham. Bukti sastra ini mencakup surat-surat yang sangat pribadi sampai prasasti-prasasti umum yang sangat besar yang membanggakan kuasa dan martabat raja.

Dokumen yang paling tersohor dari kurun waktu ini adalah Kitab Undang-Undang Hammurabi. Hammurabi menggunakan deklarasi yang akbar ini untuk menegaskan bahwa para dewa mendukung pemerintahannya. Ia menulis, "Saya, Hammurabi, raja yang sempurna di antara raja-raja yang sempurna, tidak bersikap serampangan dan juga tidak lamban berkenaan dengan warga negara Sumer dan Akad, yang telah dikaruniakan oleh Enlil kepada saya. Juga kepada saya, Marduk telah mempercayakan tugas memelihara mereka. Saya senantiasa mencari tempat-tempat yang aman bagi mereka, saya mengatasi berbagai kesulitan serius, saya menyebabkan terang bersinar untuk mereka. Dengan senjata-senjata dahsyat yang dipercayakan oleh Zababa dan Isytar kepada saya, dengan hikmat yang diberikan Ea kepada saya, dengan kemampuan yang diberikan Marduk kepada saya, maka saya menumbangkan musuh-musuh di atas dan di bawah, saya meredakan berbagai bencana, tanah air yang sangat luas ini saya jadikan daerah yang menyenangkan dengan irigasi . . . Saya adalah raja diraja yang sangat ulung, perkataan saya berharga, kemampuan saya tak ada tandingannya. Sesuai dengan perintah dewa matahari, hakim yang mulia atas langit dan bumi, semoga undang-undang saya dinyatakan di tanah air."

Bagian ini menggambarkan cita-cita pemerintahan dari salah seorang penakluk yang besar dalam sejarah. Pada monumen batu yang besar ini, Hammurabi mencatat 282 undang-undang untuk mengatur kehidupan sehari-hari di imperium itu. (Lihat "Undang-Undang dan Peraturan.")

Para arkeolog telah menemukan banyak lempeng tanah liat yang memerikan pemujaan bermacam dewa Babel. Arca dan ukiran dewa-dewa ini tidak begitu mengesankan. Sebenarnya, rupanya orang Babel lebih memuja raja daripada dewa yang diwakilinya. Dewa-dewa itu adalah lambang patriotis dari berbagai kota di Babilonia. Maka orang-orang Babel yang mengadakan perjalanan selalu berusaha untuk menghormati dewa dari kota-kota yang mereka kunjungi, agar tidak menyinggung perasaan dari warga kota itu.

Agama mewarnai setiap aspek dari kehidupan di Babilonia. Puing-puing kota-kota di Babilonia memuat berbagai inskripsi doa untuk tiap kesempatan yang dapat dipikirkan. Beberapa doa ini tidak ditujukan kepada dewa yang khusus, dan berbunyi seperti ini, "Semoga dewa yang tidak dikenal berbaik hati kepada saya."

Naskah-naskah agama lainnya dari Babilonia mengaku dosa-dosa si pemuja dan memohon pengampunan pada para dewa. Pakar-pakar menamakan salah satu lempeng ini, "Ratapan Penderita Yang Benar."

Sayang sekali, sangat sedikit dokumen dari Babilonia purba yang menggambarkan peristiwa-peristiwa politik dari zaman itu. Kita harus menyusun kembali sejarah dari petunjuk-petunjuk sambil lalu pada monumen-monumen dan surat-surat kerajaan. Demikianlah, kesusastraan Babilonia kurang membantu dalam menetapkan tarikh peristiwa-peristiwa alkitabiah; untuk ini kita harus mengandalkan catatan-catatan dari kebudayaan ketiga yang besar di Mesopotamia - yaitu orang Asyur.


IV. Orang

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=162&res=almanac


 Asyur Zaman Purba. Daerah-daerah barat laut dari Mesopotamia dihuni oleh orang Asyur, suatu bangsa yang suka perang yang menggunakan Pegunungan Zogros sebagai benteng mereka. Suku-suku Semit ini menetap di daerah itu sebelum Sargon dari Agade mempersatukan daerah Mesopotamia yang lebih rendah. Orang Asyur itu angkuh dan berjiwa bebas.

Karena mereka bangga akan keturunan mereka, Orang Asyur mengadakan catatan yang cermat tentang garis silsilah raja mereka. Daftar-daftar raja Asyur ini membantu kita untuk menetapkan tarikh dari banyak kejadian di Perjanjian Lama. (Lihat "Kronologi.")

Daftar-daftar raja menunjukkan bahwa orang Asyur mulai memperlihatkan kekuatannya di Timur Dekat segera sesudah berakhirnya wangsa Hammurabi. Suatu bangsa timur yang dikenal sebagai orang Kasit merebut kekuasaan atas Babilonia sekitar tahun 1750 sM dan memulai serangkaian perang dengan Asyur yang berlangsung sampai tahun 1211 sM. Peperangan ini melingkup masa perbudakan Israel ke Mesir, peristiwa Keluaran, penaklukan Kanaan, dan tahun-tahun awal masa hakim-hakim. Pada waktu yang sama Mesir bersaing untuk dapat menguasai Timur Dekat. Ketiga bangsa ini - Asyur, Babilonia, dan Mesir - membawa bala tentara mereka melintasi Palestina dalam usaha mereka untuk memperoleh supremasi dunia.


A. Salmaneser I (kr. thn. 1300 sM). 

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=163&res=almanac


 Penakluk besar yang pertama dari Asyur adalah Salmaneser I, yang membangun ibu kota Kalah. Salmaneser memperluas daerah Asyur melampaui Sungai Efrat dan putranya, Tiglat-Ninib, merebut Babel, kota musuh mereka. Dengan bantuan orang Het, putra Tiglat-Ninib menghasut perang saudara yang memecah-belahkan bangsa Asyur.

Pemimpin-pemimpin Asyur berikutnya mampu mempersatukan bangsa mereka di hadapan musuh-musuh yang hebat sekali. Pada waktu Asyur dicantumkan dalam catatan Perjanjian Lama, bangsa ini telah memperoleh reputasi kegagahan militer.


B. Sastra Asyur

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=164&res=almanac


Kebanyakan sastra Asyur yang ditemukan oleh para arkeolog modern berasal dari sejarahnya yang kemudian. Sastra itu mencatat perang Asyur yang tak putus-putusnya dengan Babilonia dan bangsa-bangsa lain yang menjadi saingan. Bagian terbesar dari daftar-daftar raja Asyur ditulis sesudah tahun 1200 sM, dengan menggunakan catatan-catatan yang lebih tua yang tidak bertahan.


V. Zaman Emas (1211-539 sM).

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=165&res=almanac


Raja Kasit yang terakhir di Babilonia menghalau orang Asyur dari daerahnya pada tahun 1211 sM. Dengan demikian terjadilah keseimbangan kuasa yang tidak tenang antara orang Babel dan orang Asyur, yang memberi kesempatan kepada kedua bangsa itu untuk mencapai puncak kejayaan mereka.


A. Nebukadnezar I (kr. 1135 sM).

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=166&res=almanac


Bangsa Babel mengusir raja-raja Kasit pada tahun 1207 sM dan menempatkan satu keluarga baru dari raja-raja bumiputra di atas takhta. Raja keenam dari keturunan ini adalah Nabukadnezar I, yang mulai memerintah sekitar tahun 1135 sM. Beberapa kali Nabukadnezar dikalahkan oleh orang Asyur, namun ia mampu memperluas daerah kerajaan Babilonia. Ia juga berhasil menahan orang Elam pada perbatasan di sebelah timur. Putranya dan cucunya mengadakan serangan-serangan yang berhasil di daerah Asyur.


B. Tiglat-Pileser I (kr. 1100 sM). 

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=167&res=almanac


 Selama pemerintahannya, raja Asyur Tiglat-Pileser menaklukkan banyak bangsa di sekelilingnya. la masuk sampai jauh ke tengah-tengah daerah Babilonia dan merebut kota Babel untuk waktu yang singkat. Para katib istana Tiglat-Pileser mendirikan sebuah monumen batu yang bersegi delapan untuk mencatat berbagai kemenangannya, dan ia membangun kembali ibu kota Asyur yang lama. Kira-kira pada waktu ini Saul naik takhta di Israel.

Selama dua abad berikutnya, Babilonia dan Asyur mengalami masa-masa yang sukar. Perang saudara, komplotan, dan pengepungan bergabung untuk melemahkan mereka dan menghalangi keinginan mereka akan penaklukan. Sementara kedua raksasa ini bergumul dengan masalah mereka, bangsa Israel menikmati "zaman emasnya" sendiri di bawah pemerintahan Daud dan Salomo.

Tiglat-Pileser II (kr. 950 sM) memulai suatu keturunan raja yang baru di Asyur. Raja-raja ini membaharui usaha Asyur untuk membangun.sebuah imperium yang akan meliputi dunia yang dikenal pada waktu itu.


C. Asyurnasirpal II (883-859 sM).

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=168&res=almanac


Raja berikutnya di Asyur, Asyurnasirpal II, memimpin bala tentaranya melawan orang Aram di utara dan kemudian maju ke barat menuju pesisir Laut Tengah. Asyurnasirpal memaksa kota-kota yang ditaklukkan untuk membayar upeti yang berat kepada perbendaharaan kerajaannya dan sering kali ia mengirim raja-raja yang telah ditaklukkan ke penjara di ibu kotanya (Niniwe) untuk menjamin rakyatnya akan tetap setia. Ia mengadakan ekspedisi militer ini sementara pemerintahan Ahazia dan Atalya dari Yehuda. la juga membangun kembali Kalah, ibu kota Asyur yang lama.


D. Salmaneser III (858-824 sM). 

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=169&res=almanac


 Raja Asyur berikutnya, Salmaneser III, melanjutkan penaklukan ayahnya. Ia mengalihkan pandangannya ke selatan kepada kerajaan yang pecah, Israel dan Yehuda. Raja Ahab dari Israel dan Benhadad dari Damsyik menggabungkan kekuatan mereka untuk melawan para penyerbu ini (I Raj. 20:13-34). Pengganti Ahab, Raja Yehu, menyerah kepada orang Asyur. Tugu hitam Salmaneser memperlihatkan Yehu sujud kepada raja Asyur itu. Dengan sombong Salmanaser mengatakan bahwa ia "menginjak-injak negeri itu bagaikan sapi jantan yang liar."47

Imperium Asyur mengalami kemunduran yang parah di bawah keturunan Salmaneser. Putranya, Syamsyi Adad V (823-811 sM) mengalahkan suatu persekutuan dari orang Babel, orang Elam, dan beberapa bangsa timur lainnya. Raja berikutnya berusaha untuk mempersatukan Babilonia dan Asyur dengan membawa lambang-lambang keagamaan Babel ke Niniwe. Akan tetapi, siasat ini gagal. Rakyat Babel memberontak, dan serentetan kelaparan dan kekalahan militer menunjukkan keadaan Asyur yang berangsur-angsur merosot.


E. Tiglat-Pileser III (745-727 sM). 

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=170&res=almanac


Tiglat-Pileser III menghidupkan kembali pengharapan Asyur untuk menjadi sebuah imperium dunia. Ia memperoleh kembali daerah Babilonia, merebut kembali kota-kota Aram, dan mengembalikan bala tentara Asyur ke medan pertempuran di Palestina. Dukumen-dokumen kerajaan Tiglat-Pileser menyatakan bahwa kota-kota asing telah "dihancurkan bagaikan banjir yang hebat" oleh gerak majunya yang tiba-tiba itu.48 Tiglat-Pileser merebut Israel dan Damsyik pada tahun 732 sM, lalu menempatkan Hosea di takhta Israel sebagai seorang raja boneka (II Raj. 15-16).


F. Penghancuran Israel. 

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=171&res=almanac


 Raja Hosea mengambil keputusan yang bodoh untuk memberontak terhadap pengganti Tiglat-Pileser, Salmanaser IV. Ia mengadakan persekutuan dengan firaun dari Mesir dan berhenti membayar upeti kepada ibu kota Asyur. Salmanaser menyerang dan menawan Hosea, lalu mengepung kota Samaria. Salmanaser wafat tepat sebelum kota itu menyerah pada tahun 721 sM (II Raj. 17).

Inilah hembusan napas Israel yang terakhir. Raja Asyur yang baru, Sargon (722-705 sM), membuang bangsa Israel ke daerah pedalaman dari Imperium Asyur yang berkembang. Suku-suku ini takkan pernah kembali ke Negeri Perjanjian.


G. Penghancuran Yehuda.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=172&res=almanac


 Salmaneser dan para penggantinya, Sargon (722-705 sM) dan Sanherib (705-681 sM), harus menumpas beberapa pemberontakan di bangsa Israel yang telah dikalahkan (II Raj. 17:24-18:12). Sanherib merebut kota-kota yang dibentengi di Yehuda dan menuntut penyerahan Yerusalem (II Raj. 18), tetapi ia harus menarik mundur pasukan-pasukannya untuk memerangi Merodakhbaladan, raja Babel yang memberontak.

Setelah hidup di bawah pemerintahan Asyur sejak 1100 sM, orang Babel mengambil kesempatan ini untuk menyatakan kemerdekaan mereka dari Imperium Asyur yang berkembang. Sanherib mengalahkan Merodakhbaladan, tetapi seorang raja yang lebih berkuasa bernama Nabopolasar naik takhta Babilonia. Ia mampu mempersatukan semua negara kota dari Imperium Babilonia yang lama dan memulihkan sebagian besar dari kemuliaan Babilonia yang sebelumnya. Nabopolasar dan putranya Nebukadnezar II, memimpin pasukan mereka melawan Nekho firaun di Mesir, yang berusaha untuk memperoleh kekuasaan atas Imperium Asyur yang makin lemah. Bala tentara mereka bertemu di Karkemis, di mana orang Babel mengalahkan orang Mesir dalam salah satu pertempuran yang besar di dunia purba (604 sM).

Para firaun Mesir menghasut pemberontakan di antara raja-raja Yehuda untuk mengalihkan perhatian musuh mereka, orang Babel. Ketika Yoyakim dari Yehuda menolak untuk membayar upeti kepada Nebukadnezar II, raja Babel itu merebut Yerusalem dan mengasingkan sebagian penduduknya pada tahun 597 sM (II Raj. 24:8-17). Pengganti Yoyakim, Raja Zedekia, juga mengikuti nasihat buruk dari orang Mesir, dan Nebukadnezar menyerang Yerusalem lagi. Kali ini ia membinasakan kubu-kubu kota Yerusalem dan membawa tertawan bagian terbesar dari penduduknya (II Raj. 25). Dengan demikian berakhirlah kerajaan yang pecah, Israel dan Yehuda, pada tahun 586 sM.


H. Kegagalan Nebukadnezar II.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=173&res=almanac


 Nebukadnezar menyerbu Mesir dan kota-kota pesisir Palestina untuk melindungi perbatasan dari imperiumnya yang baru. Selama lebih dari dua puluh tahun sesudah kejatuhan Yerusalem, Nebukadnezar memerintah Imperium Babilonia yang berkuasa. Para arsiteknya mengangkat ibu kota Babel ke puncak kemegahannya, serta menghiasinya dengan taman-taman gantung yang tersohor.

"Secara sadar para pemimpin berusaha untuk kembali kepada cara-cara dan adat istiadat yang lama. Kata orang kurun waktu ini pantas disebut Renaisans Babilonia Kuno."49


VI. Tahun-Tahun Kemunduran

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=174&res=almanac


 Kekuasaan Babel atas Mesopotamia mulai hilang ketika kerajaan Persia menjadi semakin kuat. Niniwe, ibu kota Asyur, jatuh ke tangan sekelompok suku Skit yang dikenal sebagai Umman Manda pada tahun 606 sM. Suku-suku ini memakai sumber-sumber daya Niniwe untuk membangun sebuah kerajaan bagi diri mereka sendiri.

Di sebelah selatan di Babilonia, para pengganti Nebukadnezar menjadikan korupsi dan pembunuhan sebagai ciri hidup mereka. Mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan orang Media - kepala-kepala suku di Niniwe dan musuh orang Skit - karena berpikir bahwa para pembelot ini tidak berfaedah dalam rencana-rencana politik mereka.

Nabonidus naik takhta Babilonia pada tahun 555 sM dan berusaha menghidupkan perhatian rakyat terhadap agama-agama kuno kerajaan itu, serta melalaikan status angkatan bersenjatanya. Ia tidak mengantisipasi kenaikan yang tiba-tiba dari Koresy Agung, yang mengasimilasi orang Media dan maju ke utara untuk menundukkan suku-suku lain di Asia Kecil. Akhirnya, Koresy mengirim bala tentaranya untuk melawan Babilonia. Pemerintahan Nabonidus yang lamban ternyata dengan mudah menjadi mangsanya. Babilonia jatuh ke tangan orang Persia, sehingga Koresy menguasai seluruh Mesopotamia. (Lihat "Orang Persia.")


VII. Kesenian dan Arsitektur.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=175&res=almanac


 Kita telah mengetahui banyak tentang kehidupan orang Babel dan orang Asyur dari ukiran-ukiran timbul yang ditemukan dalam puing-puing Nimrud dan Niniwe (keduanya, ibu kota yang mengagumkan pada masa jaya kerajaan Asyur). Misalnya, satu ukiran menggambarkan sebuah "perburuan" singa liar di mana singa-singa dilepaskan di sebuah arena dan dibantai oleh seorang raja dalam keretanya, yang melepaskan anak panah sementara ia dilindungi oleh orang-orangnya yang bersenjatakan lembing!

Dari kurun waktu yang dahulu kala, mezbah-mazbah Babel dan Asyur menunjukkan adegan-adegan perang. Lukisan dinding dan meterai silinder mereka menggambarkan pemandangan kehidupan margasatwa dan kehidupan tanam-tanaman. Hanya beberapa patung yang bertahan dari kebudayaan Asyur, yang terkenal adalah arca Asyurnasirpal II yang sekarang berada di British Museum.

Arsitektur Asyur mengutamakan ziggurat dan mungkin contohnya yang terbaik adalah istana yang dibangun oleh Sargon II di tempat yang sekarang dikenal sebagai Khorsabad.

Istana itu mempunyai tiga pintu masuk yang menuju ke pelataran yang luas dengan ukuran 90 m di tiap sisi. Dinding-dindingnya diukir dengan gambar timbul dari raja dan pegawai-pegawai istananya dan diplester di berbagai bagian dengan rancangan yang berwarna-warni. Di satu sisi pelataran itu terdapat kantor-kantor dan ruang-ruang para petugas, dan di sisi yang lain terdapat enam buah kuil dan sebuah ziggurat. Di belakang pelataran itu terdapat tempat tinggal raja. Di samping itu terdapat ruang-ruang pemerintahan termasuk sebuah ruang singgasana yang dilukis dengan warna-warna cemerlang.

Banyak kesenian Asyur memfokus pada pemandangan perang dengan memperlihatkan tentara yang mati dan yang sekarat, atau memfokus pada pemandangan perburuan yang menggambarkan hewan yang terluka dan yang hampir mati. Kesenian Babel mencerminkan pengaruh bangsa Sumer. Mereka menggunakan panel-panel batu bata (beberapa diberi lapis email dan merupakan gambar timbul) pada tembok dan pintu gerbang. Mereka juga membangun ziggurat, sumbangan dari orang Sumer. Babel sendiri adalah tempat ziggurat yang dikenal di Alkitab sebagai "Menara Babel" (Kej. 11:1-9). Yang tersisa dari ziggurat itu hanyalah rancangan dasarnya dan bekas tiga tangan besar yang menuju ke puncaknya. Sebuah deskripsi geometris yang ditemukan pada sebuah lempeng cuneiform (yang dibuat kr. 229 sM) menggambarkan menara itu sebagai berlantai dua ditambah sebuah menara dengan lima tingkat, dengan sebuah kuil di puncaknya. Akan tetapi, Herodotus, sejarawan Yunani, menyatakan bahwa Menara Babel itu dibangun dengan delapan tingkat yang dikelilingi oleh jalur yang melandai dan mempunyai kuil.

Istana-istana Babel sering kali dihiasi dengan berbagai lukisan. Selama wangsa Hammurabi, tema-tema lukisan itu terutama bermotif mitologi, pemandangan perang, dan upacara keagamaan.

Ukiran Babel diwakili oleh patung-patung kultus dari para dewa dan penguasa. Salah satu temuan yang paling penting adalah ukiran sebuah kepala dari granit hitam, yang mungkin merupakan patung kepala Raja Hammurabi. Buatannya hampir seperti aliran impresionisme.


VIII. Agama.

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=176&res=almanac


 Kebiasaan keagamaan Asyur hampir identik dengan kebiasaan keagamaan Babel, kecuali dewa nasional mereka disebut Asyur sedangkan dewa nasional Babel disebut Marduk. Orang Babel telah memodifikasi agama Sumer. Di samping Marduk, dewa-dewa penting mereka adalah Ea (dewa hikmat, jampi, dan mantera), Sin (dewa bulan), Syamasy (dewa matahari dan dewa keadilan), Isytar (dewi asmara dan perang), Adad (dewa angin, badai, dan banjir), dan putra Marduk, Nabu (juru tulis dan bentara para dewa).

Penyembahan di kuil Babel diadakan di pelataran terbuka, tempat diselenggarakan kurban, pembakaran ukupan, dan perayaan.


IX. Sastra

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=177&res=almanac


 dari Zaman Emas. Inskripsi-inskripsi pada lempeng-lempeng tanah liat yang digali oleh para arkeolog telah banyak menambahkan pengetahuan kita mengenai Asyur, Babilonia, dan Timur Tengah kuno.

Kebanyakan inskripsi itu adalah dokumen-dokumen administratif, ekonomis, dan hukum. Banyak yang ditarikhkan dalam hubungannya dengan kejadian-kejadian sejarah yang penting, dan ditulisi dengan tulisan cuneiform (berbentuk baji) yang khas.

Para arkeolog telah menemukan lebih dari 5000 lempeng tanah liat. Pada lempeng-lempeng itu tertulis berbagai mitos, kisah perbuatan yang gagah berani, nyanyian, ratapan, dan amsal. Kecuali amsal-amsal dan beberapa esei, semua karya sastra Babel dan Asyur ditulis dalam bentuk syair.

Pengaruh sastra Babel dan Asyur pada Perjanjian Lama tampak dalam kenyataan bahwa beratus-ratus kata dan frase yang digunakan dalam Alkitab Ibrani secara langsung mempunyai persamaan dalam lempeng-lempeng cuneiform. Tiga naskah utama yang ditemukan dalam tulisan cuneiform sangat mirip dengan tema-tema Perjanjian Lama yaitu penciptaan, air bah, dan ratapan dari orang benar yang menderita (Bdg. Kitab Ayub). Untuk uraian lebih lanjut tentang kisah penciptaan dan air bah dalam tulisan cuneiform, lihat "Berbagai Agama dan Kebudayaan Penyembah Berhala."


X. Bukti Arkeologis lainnya

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=178&res=almanac


 Ketika menyelidiki petunjuk-petunjuk arkeologis lainnya, kita menemukan bahwa kebudayaan Asyur sangat mirip dengan kebudayaan Babel - kecuali orang Asyur cenderung lebih biadab. Misalnya, orang Asyur mengubur orang mati mereka dengan lutut yang ditarik sampai ke dagu. Orang mati dikubur di bawah rumah daripada di kuburan.

Kegiatan kesayangan raja-raja Asyur adalah berperang dan berburu, yang tercermin dalam kesenian dan karya tulisan mereka. Temuan-temuan arkeologis menunjukkan bahwa orang Asyur pada umumnya adalah bangsa yang tak kenal belas kasihan dan kejam.

Pada tahun 1616, seorang wisatawan dari Italia, Pietro della Valle (1586-1652) mengenali reruntuhan Babel. Dan di antara tahun 1784 dan 1818, beberapa "galian" dilakukan di tempat ini. Tetapi galian yang terpenting terjadi di sini sesudah tahun 1899 oleh sebuah yayasan Jerman yang bernama Deutsche Orient Gesellschaft di bawah pimpinan seorang arkeolog Jerman, Robert Koldewey (1855-1925). Ia menemukan tembok paling luar dari kota Babel yang lebih dari sekitar 31 km persegi dan menggali Jalan Pawai, Gerbang Isytar, dan fondasi dan istana Raja Nebukadnezar II.

Apakah yang diceritakan temuan-temuan arkeologis tentang Babel? Pertama, bahwa pada dasarnya orang Babel itu penduduk kota, meskipun ekonomi mereka didasarkan pada pertanian. Negara Babilonia terdiri atas 12 atau lebih kota yang dikelilingi oleh desa-desa dan dusun-dusun kecil. Rakyatnya mengabdi kepada seorang raja yang memegang kuasa mutlak.

Kedua, temuan-temuan ini memberi tabu kepada kita bahwa penduduk Babilonia digolongkan dalam tiga tingkat sosial: awelin, orang merdeka dari golongan atas; wardu atau budak; dan mushkenu, orang merdeka dari golongan bawah. Orang tua dapat menjual anak mereka sebagai budak, jika mereka menginginkannya. Akan tetapi, tampaknya kebanyakan budak telah diperoleh sebagai tahanan perang dan diperlakukan dengan wajar (sesuai dengan zamannya).

Keluarga adalah unit dasar dari masyarakat, dengan pernikahan diatur oleh orang tua. Wanita mempunyai beberapa hak menurut hukum tetapi dipandang lebih rendah dari pria. Anak-anak tidak mempunyai hak sama sekali.

Ketiga, penduduk Babel boleh jadi berjumlah setengah juta orang. Jalan-jalan Babel berliku-liku, tak beraspal, dan berkelok-kelok. Tetapi setelah Nebukadnezar membangun kembali kota tersebut, banyak jalan menjadi lurus dan beraspal. Rumah yang biasa adalah bangunan satu tingkat dari batu bata yang dibuat dari lumpur dengan beberapa kamar yang dikelompokkan di sekeliling pelataran yang terbuka.

Orang Babel yang kaya biasanya mempunyai rumah dua tingkat yang diplester dan dikapuri. Lantai dasar mempunyai satu ruangan tamu, dapur, kamar mandi dan kamar kecil, ruang-ruang untuk para budak dan kadang-kadang sebuah tempat ibadah pribadi. Perabotnya terdiri atas meja-meja yang rendah, kursi-kursi dengan sandaran yang tinggi, dan tempat tidur dengan kerangka kayu. Alat-alat dibuat dari tanah liat, batu, tembaga, dan perunggu. Gelagah dimanfaatkan untuk keranjang dan tikar. Seperti orang Asyur, maka orang Babel mengatur orang mati mereka (dalam banyak hal) di bawah rumah. Kuali, perkakas, senjata, dan barang lain dikubur bersama mereka.

Orang Babel memiliki banyak keterampilan teknik yang mereka gunakan untuk membuat terusan dan waduk air. Mereka membuat peta-peta, menguasai matematika tingkat awal, dan mengembangkan jadwal untuk menanam dan menuai.








xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Computer mania Avatars





>>Surat-menyurat :   hakekathidupku@yahoo.co.id,  newhakekatku@yahoo.co.id, 

                                   Hakekatku_00@yahoo.co.id,   hakekatku_05@yahoo.co.id, 

                                    hakekathidup_h5@yahoo.co.id,

                                    hakekathidupku_nolnol@yahoo.co.id, 

 

>> MilisGroup:   hakekatku_00@yahoogroups.com,  

                             http://groups.yahoo.com/group/hakekatku_00/

 

                             newhakekatku@yahoogroups.com,

                             http://groups.yahoo.com/group/newhakekatku/

 

>>B l o g  :    http://bloghakekatku.blogspot.com

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar