Senin, 12 Desember 2011

[buruh-migran] Afrika Selatan Butuh TKI Ahli Teknologi

 

Afrika Selatan Butuh TKI Ahli Teknologi

Sekitar 20% tenaga kerja Afrika Selatan dari luar. Terbuka kesempatan kerja di bidang TI.

Selasa, 13 Desember 2011, 07:17 WIB
Arfi Bambani Amri

VIVAnews - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, mengatakan bidang pekerjaan teknologi dan informasi merupakan potensi terbesar yang dapat diisi oleh TKI sektor formal berkemampuan semi terampil dan profesional terkait kebutuhan tenaga kerja di Afrika Selatan.

"Pasar tenaga kerja di Afsel membuka seluas-luasnya bagi tenaga ahli sebagai operator atau profesional di bidang pengembangan teknologi informasi," kata Jumhur, di Pretoria, Afrika Selatan, Selasa 13 Desember 2011.

Jumhur dan rombongan BNP2TKI melakukan penjajakan perluasan pasar untuk penempatan TKI formal di Afrika Selatan dan Republik Seychelles, 12-15 Desember 2011.

Turut menyertai Jumhur di antaranya Deputi Penempatan BNP2TKI, Ade Adam Noch, Deputi Kerja Sama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI Endang Sulistyaningsih, Tenaga Profesional Kepala BNP2TKI Bidang Media dan Komunikasi Publik, Mahmud F Rakasima, Kepala Biro Perencanaan BNP2TKI Agusdin Subiantoro, Pelaksana Tugas Direktur Promosi BNP2TKI, Dwi Anto, dan Sunarko dari Direktorat Kawasan Afrika Kementerian Luar Negeri.

Menurut Jumhur, informasi ketersediaan tenaga kerja formal di Afsel diperoleh melalui koordinasi BNP2TKI dan KBRI Pretoria sejak 2007 dan 2009, karenanya penjajakan atas peluang dan upaya kerja sama penempatan TKI formal di Afsel dilakukan melalui kunjungan kali ini.

Selanjutnya, kata Jumhur, secara teknis penempatan TKI formal di Afsel perlu melibatkan peran perusahaan pengerah jasa TKI di Tanah Air atau Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS), yang selain difasilitasi BNP2TKI juga akan terjalin dengan agensi perekrut tenaga kerja asing di Afsel.

Ia juga mengatakan, dari total penduduk Afrika Selatan sekitar 50 juta orang, jumlah tenaga kerja asingnya mencapai 20-25 persen atau sebanyak 10-12,5 juta, yang umumnya bekerja sebagai tenaga terampil maupun profesional. "Pekerjaan mereka berada di lingkungan perusahaan yang mengembangkan teknologi informasi, perminyakan, pertambangan, dan konstruksi," jelas Jumhur.

Kebutuhan calon TKI perawat juga tergolong besar untuk sejumlah rumah sakit di Afsel, yang sejauh ini permintaannya di atas 4.000 orang. Sementara itu, peluang lain untuk TKI formal meliputi bidang teknologi dan informasi serta pengembangan teknik dan sains, membutuhkan 26.200 tenaga kerja, teknologi penerapan pertanian 8.600 orang, serta manajemen pertanian sebanyak 1.500 orang. Di luar itu terdapat peluang kerja di bidang pelayanan pendidikan.

Jumhur menjelaskan, meski negaranya semakin menunjukkan ke arah kemajuan ekonomi, namun Afsel mengalami kesulitan merekrut tenaga semi terampil, terampil ataupun kategori ahli asal negaranya, akibat banyak yang memilih bekerja di luar negeri sehingga enggan kembali ke Afsel.

"Karena itu, peluang tenaga kerja semi skill, skill dan ahli-ahlinya kini banyak diisi dengan merekrut dari Eropa, Amerika, China, dan sebagainya. Namun demikian jumlahnya masih diperlukan ribuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut," kata Jumhur.

Kesejahteraan

Mengenai kesejahteraan yang diterima tenaga kerja asing, Jumhur menyebutkan, tahap pertama untuk pekerjaan yang dilakukan tingkat operator atau pada level terampil dan semi terampil, perusahaan di Afsel menawarkan kisaran gaji antara US$1.500-2.000 per bulan, kemudian yang menempati posisi sebagai profesional memperoleh gaji dua atau tiga kali lipat di atasnya.

Adapun jumlah WNI di Afsel saat kini masih terbatas yakni 250-400 orang. Dari jumlah itu sekitar 150-200 merupakan TKI yang bekerja di berbagai perusahaan khususnya industri pengembangan teknologi dan informasi.

Kunjungan lanjutan Jumhur ke Republik Seychelles untuk penjajakan kerja sama penempatan TKI formal dilakukan pada 14-15 Desember 2011. Hal itu mengingat pasar untuk TKI di negara itu juga terbuka luas, yang terfokus pada bidang pekerjaan sektor turisme serta perhotelan.

Di Seychelles, Jumhur dan rombongan akan bertemu unsur pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan, pendidikan, dan kesehatan, di samping agensi penyalur tenaga kerja di Seychelles, mendatangi para TKI perhotelan, sekaligus pembahasan koordinasi program dengan perwakilan khusus RI di Seychelles.

Republik Seychelles adalah sebuah negara kepulauan di tengah Samudra Hindia, sekitar 1.600 kilometer sebelah timur daratan Afrika, serta sebelah timur laut Madagaskar. Penduduk Seychelles diperkirakan 88 ribu jiwa yang mewakili berbagai etnis seperti India, China, Eropa, Arab, dan Asia.

Negara dan teritori tetangganya ialah Mauritius dan Reunion di sebelah selatan, Komoro dan Mayotte di barat daya, dan Maladewa di timur laut. (art)

• VIVAnews

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar