Sabtu, 03 Desember 2011

[PERS-Indonesia] George Diminta Keluar dari Yogya

 

 
 
George Diminta Keluar dari Yogya
SLEMAN

Polisi meminta warga tak main hakim sendiri.

Sekelompok orang yang menamakan diri Forum Paksi Keraton dan Forum Jogja Rembug kemarin menggeruduk rumah kontrakan George Junus Aditjondro di Deresan, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, kemarin. Massa kemudian menempeli rumah kontrakan itu stiker bertulisan, "George jika sudah tak suka keraton dan Jogja, silakan minggat dari Jogja!" Teriakan hujatan pun bertubi-tubi keluar dari massa yang mengendarai sepeda motor itu. "Segel saja, segera usir dari kampung, wong tidak bisa menghormati keraton,"kata seseorang yang ikut dalam kerumunan warga itu. Rumah tersebut kemarin dalam keadaan kosong.

Dosen tamu pengampu mata kuliah Marxisme di Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu tidak tampak ada di rumah.

George juga tak terlihat di kampus itu kemarin."Tak kelihatan hari ini, mungkin tak ada jadwal mengajar," ujar petugas administrasi di sana.

Massa tak hanya menempelkan poster di rumah tersebut. Mereka juga menaburi rumah itu dengan sekeranjang bunga. Bunga-bunga itu dimasukkan lewat lubang angin di rumah tersebut."Yang punya di sini sudah mati," kata Harno, perwakilan dari Forum Jogja Rembug.

Dalam aksi itu, massa juga memberikan selembar tiket bus Joglosemar kelas eksekutif rute Yogya-Semarang. "Ini tolong diberikan ke George agar segera pergi dari Yogya.

Kalau butuh sangu, suruh temui kami, akan kami berikan," ujar Koordinator Paksi Keraton Muhamad Suhud kepada ketua RT kampung itu, Suryanto.

Setelah itu, kelompok orang yang tersinggung atas pernyataan George yang menyebut keraton sebagai "kera ditonton" dalam diskusi berjudul "Membedah Status Sultan Ground/Pakualaman Ground dalam Keistimewaan Yogyakarta"di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada itu pun segera meninggalkan lokasi.

Suryanto menuturkan bahwa George selama ini memang pribadi yang tertutup di kampung itu."Dia juga sempat menghilang agak lama waktu kasus bukunya (Gurita Cikeas) dulu," ujarnya ketika ditanyai Tempo. George menyewa rumah itu sekitar Rp 6,5 juta setahun. Terkait dengan desakan untuk mengusir George, Suryanto menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada musyawarah warga.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah DI Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti yang dihubungi Tempo

menyatakan hendaknya tidak sampai terjadi aksi main hakim sendiri."Kalau sampai main hakim sendiri, itu sudah menyalahi aturan,"ujarnya.

Lebih lanjut, Anny mengatakan, untuk menyelesaikan soal ini, polisi minggu depan akan memanggil semua pihak terkait, meliputi George dan pihak panitia UGM sebagai penyelenggara, untuk menyikapi pelaporan massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Yogyakarta.

Pengamat politik dan sosiolog UGM, Arie Sujito, mengatakan dirinya pun menyayangkan jika sampai terjadi aksi berbau kekerasan, seperti rencana penyegelan dan pengusiran terhadap George. "George mungkin salah dan emosional sehingga menyinggung, tapi jangan disikapi dengan emosional juga," ujar Arie. Persoalan ini, kata dia, sebaiknya diselesaikan dengan pendekatan sosial-kultural, seperti dengan mediasi. ● PRIBADI WICAKSONO

__._,_.___
Recent Activity:
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Milis Pers Indonesia
Powered by : http://www.GagasMedia.com
GagasMedia.Com Komunitas Penulis Indonesia
Publish Tulisan Anda Disini !

Khusus Iklan Jual-Beli HP/PDA
Ratusan Game/Software HP Gratis
http://www.mallponsel.com

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar