Untuk bisa menangkap maling yang ihay, polisi harus memahami cara berpikir maling, bahkan harus bisa berpikir seperti maling.... Maka batas antara maling dan polisi sebetulnya sangat tipis, tergantung pilihan pemihakan saja.
Kalau Anda memilih kebejatan, Anda jadi maling yang memahami cara berpikir polisi/penegak hukum. Kalau Anda memilih kebajikan, Anda jadi polisi yang memahami cara berpikir maling.
Yang paling hebat adalah wartawan. Karena untuk bisa menulis tentang kebaikan dan kejahatan Anda harus memahami cara berpikir maling dan cara berpikir polisi, tanpa harus menjadi salah satu dari mereka.....
Satrio Arismunandar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar