Kamis, 22 Desember 2011

[inti-net] Mengindonesiakan Sejarah Ibu

 

Mengindonesiakan Sejarah Ibu
Penulis : Fransisca Ria Susanti

(foto:dok/ist)
Begitu matahari pecah di timur hari ini, jaringan sosial media yang ber-account Indonesia "riuh rendah" dengan ucapan atau ingatan terhadap para ibu. Status Facebook, Twitter, dan Friendster penuh dengan kalimat yang berisi ucapan dan penghargaan terhadap jasa para ibu.

Suasananya mirip dengan Mother's Day yang dirayakan warga Amerika dan sejumlah warga negara lain yang mengadopsi tradisi Amerika pada minggu kedua bulan Mei setiap tahunnya.

Mother's Day, dalam tradisi Amerika, memang merupakan penghormatan terhadap ibu, fungsi keibuan, dan tugas-tugas keibuan secara umum, serta kontribusi mereka untuk masyarakat.

Ritual perayaannya akan sama dari tahun ke tahun, mengirimkan ucapan selamat kepada ibu, menghadiahkan bunga, atau sesuatu yang indah, dan ditutup dengan makan malam bersama keluarga.

Padahal sejarah Mother's Day di Amerika sama "heroik"-nya dengan di Indonesia. Di Amerika, adalah Julia Ward Howe, seorang aktivis feminis, yang menginspirasi peringatan Mother's Day lewat tulisannya "Mother's Day Proclamation".

Ditulis pada 1870, Proklamasi Hari Ibu tersebut adalah reaksi kaum pasifis (pencinta damai-red) terhadap pembantaian besar-besaran yang terjadi dalam Perang Sipil Amerika dan Perang antara Jerman-Prancis pada 1870-an.

Di Indonesia, kongres perempuan pertama yang digelar di Yogya dan dihadiri 30 perwakilan organisasi perempuan merupakan tonggak Hari Ibu yang kita peringati saat ini.

Erwiza Erman, sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyebutkan, politik masih barang tabu bagi perempuan saat itu. Jadi, kongres perempuan pertama yang digelar dua bulan setelah ikrar Sumpah Pemuda masih bersifat kooperatif dan tidak bersuara keras terhadap pemerintah kolonial.

Sejumlah isu yang dibahas dalam kongres ini antara lain soal kedudukan perempuan dalam perkawinan; pendidikan bagi anak perempuan; dan upaya mengaktifkan pemberantasan perkawinan anak-anak.

Meski isu yang diangkat tidak "politis", sejarawan Asvi Warman Adam mencatat bahwa spirit persatuan yang didengungkan para pemuda dua bulan sebulannya dalam Kongres Pemuda Oktober 1928, bergaung di kongres perempuan.

Buktinya, para perempuan yang hadir dalam kongres merupakan delegasi dari 30 organisasi dengan latar belakang suku, agama, kelas, dan ras yang berbeda.

Organisasi perempuan contohnya adalah Putri Indonesia, Wanito Tomo, Wanito Muljo, Wanita Katolik, Aisjiah, Ina Tuni dari Ambon, Jong Islamieten Bond bagian Wanita, Jong Java Meisjeskring, Poetri Boedi Sedjati, Poetri Mardika, dan Wanita Taman Siswa.

Asvi juga mencatat bahwa dua tahun setelah kongres tersebut, kongres yang menjadi cikal bakal Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) digelar oleh Soeratin Sosrosoegondo. "Kongres tersebut juga disemangati spirit Sumpah Pemuda," ujar Asvi. Semangat nasionalisme merebak di banyak tempat.

Organisasi-organisasi perempuan pun meski terkesan kooperatif dengan kolonialisme Belanda dalam kongres perempuan pertama, dalam perjalanan selanjutnya mulai menunjukkan sikap jelasnya terhadap perjuangan nasionalisme Indonesia.

Bahkan dalam kongresnya yang kedua di Jakarta pada Desember 1929, yel-yel "Merdeka" mulai diteriakkan dalam kongres.

Perjalanan selanjutnya, organisasi-organisasi perempuan ini mulai terang-terangan bicara politik, selain lantang dalam menyuarakan penentangan terhadap poligami dan perdagangan perempuan serta anak. Mereka juga mendesak pembentukan badan penyelidikan terhadap kasus-kasus perburuhan.

Dalam kongres 1938, diputuskan menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu dalam konteks yang disepakati di kongres 1935 bahwa perempuan Indonesia harus sadar akan kewajiban sebagai "Ibu Bangsa."

Marginalisasi Perempuan

Namun kewajiban sebagai "Ibu Bangsa" tersebut saat ini tampak ironis saat deru liberalisme pasar makin memarginalisasi perempuan kelas bawah yang ada di sektor industri, pertambangan, dan pertanian.

Erwiza Erman yang melakukan studi terkait perempuan dan pertambangan mengatakan, masuknya industri-industri tambang ke kawasan Indonesia dengan sangat massif dan serampangan, membuat sungai dan sumber-sumber mata air tercemar.

Perempuan, yang menggunakan air lebih banyak dari laki-laki untuk urusan memasak dan mencuci, terpaksa harus berjalan berkilo-kilo meter jauhnya untuk bisa mengakses air bersih.

Sementara itu, di sektor mata pencaharian, perempuan di desa juga tidak bisa lagi menggantungkan diri pada hasil kebun atau pertanian, karena tanah diambil untuk pertambangan atau perkebunan multinasional. Mereka terpaksa menjadi buruh upahan.

Khusus untuk kawasan pertambangan, para laki-laki yang bekerja di sektor ini, namun perempuan yang terkena dampak negatifnya. "Ada tiga penyakit yang menyertai buruh upahan yang bekerja di pertambangan, yakni mabuk, prostitusi, dan judi," kata Erwiza.

Dampaknya, konflik rumah tangga meningkat dan perempuan menjadi korban, bukan hanya kekerasaan fisik, tapi juga psikis. Ini belum bicara soal bagaimana ringkihnya posisi buruh tambang di hadapan perusahaan.

"Tambang ini kan mengikuti harga komoditas. Jadi kalau harga lagi tak bagus, para buruh upahan ini bisa dipecat," ujar Erwiza. Kemudian skenario berulang, perempuan yang adalah istri dan ibu dipaksa menanggung beban, dua kali lipat lebih berat dari laki-laki.

Namun inisiatif-inisiatif para perempuan di berbagai komunitas di Indonesia untuk bangkit dan melawan situasi ekonomi yang melilit mereka, membuat kita merasa yakin bahwa ibu akan selalu memiliki cara dan kesabarannya untuk menanggung dukanya dan merawat Indonesia. Selamat Hari Ibu!
http://www.sinarharapan.co.id/content/read/mengindonesiakan-sejarah-ibu/
22.12.2011 12:04
INDONESIAN BLOG CONSORTIUM

http://jaktvnewsonline.blogspot.com/
http://adsensetravel.blogspot.com/
http://indoexchanges.blogspot.com/
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
http://indofinancialnews.blogspot.com/
http://indonesiaupdates.blogspot.com/
http://chinese-clubs.blogspot.com/
http://tionghoanet.blogspot.com/
http://export-import-indonesia.blogspot.com/
http://jakartapost.blogspot.com/
http://lowongannet.blogspot.com/

__._,_.___
Recent Activity:
Untuk bergabung di milis INTI-net, kirim email ke : inti-net-subscribe@yahoogroups.com

Kunjungi situs INTI-net   
http://groups.yahoo.com/group/inti-net

Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
Subscribe our Feeds :
http://feeds.feedburner.com/Tionghoanet

*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar