Jumat, 10 Agustus 2012

[M_S] Dirgahayu Indonesia ke-67 M : Contoh Mereka, Tokoh Indonesia yang Dikenal Berintegritas

 

Salam,
FYI, 
Moh Khoiri


Contoh Mereka, Tokoh Indonesia yang Dikenal Berintegritas


Jakarta Ada banyak tokoh di Indonesia yang bisa menjadi panutan karena kesederhanaan dan integritasnya. Walau sudah tiada, nama mereka pun tetap harum dan sosoknya dijadikan teladan. 

Selama menjadi pejabat, banyak godaan korupsi yang tak dipedulikan. Integritas dan kejujuran menjadi pilihan. Rumah yang sederhana pun jadi pilihan untuk jadi tempat tinggal.

Ada sejumlah nama yang kerap disebut sebagai tokoh-tokoh berintegritas. Mulai dari M Hatta hingga Jenderal Hoegeng. Nama mereka selalu menjadi buah bibir hingga kini. Dari berbagai sumber, detikcom merangkum sepak terjang tokoh-tokoh itu. Inilah mereka:

(ndr/vit)  

foto: wikipedia
1. M Hatta
Mantan Wapres M Hatta ini dikenal sebagai sosok sederhana. Mundur dari jabatan orang nomor dua di Indonesia pada 1956, sejumlah tawaran mengalir kepada Hatta. Ia ditawari menjadi komisaris berbagai perusahaan hingga posisi di Bank Dunia. Tapi Hatta menolak, dia memilih hidup dari uang pensiun. "Apa kata rakyat nanti," kata Hatta kala itu.

Hatta bukan sosok yang mengejar jabatan dan harta. Hatta juga menolak ketika akan diberikan rumah yang lebih besar setelah berhenti menjadi Wapres. Hatta khawatir, uang pensiunnya tak mampu membiayai perawatan rumah.

Salah satu kisah yang membuat kita mengenang sosok Hatta yakni tentang keinginannya membeli sepatu Bally. Sejak dahulu Hatta menyimpan keinginan untuk membeli sepatu berharga mahal itu. Dia pun sampai menyimpan potongan kertas tentang sepatu Bally. Namun hingga meninggal pada 14 Maret 1980, keinginan Hatta untuk membeli sepatu itu tak terwujud. Hatta memilih hidup sederhana.






foto: wikipedia
2. Jenderal Hoegeng Imam Santosa
Ada anekdot soal mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santosa. Anekdot itu pun sempat dilontarkan almarhum Gus Dur. Anekdot itu tentang polisi yang tidak bisa disuap. Yakni polisi tidur dan Jenderal Hoegeng.

Memang, melihat rekam jejak putra pekalongan yang lahir pada 14 Oktober 1921 itu kita akan terkagum-kagum. Hoegeng sosok polisi yang berintegritas. Banyak kisah tentang sosok Hoegeng, misalnya tentang tindakannya yang mengembalikan perabotan pemberian dari seorang pengusaha di Medan. 

Saat itu Jenderal Hoegeng baru saja menjabat sebagai kepala polisi di Medan, dan sang pengusaha, tahu ada kepala polisi baru segera mengirimkan perabotan rumah lengkap. Hoegeng yang mendapat kiriman barang itu pun segera menolak dan mengembalikannya.

Hoegeng juga pernah meminta istrinya, Merry Roeslani, menutup toko bunga. Hoegeng sebelum menjadi Kapolri pernah menjabat sebagai Kepala Jawatan Imigrasi. Saat dia menjabat itu, dia meminta istrinya menutup toko bunga. 

Padahal toko itu tengah laris dan menjadi penopang Hidup. Hoegeng khawatir yang membeli bunga itu pihak yang berurusan dengan Imigrasi, sehingga tidak adil untuk toko bunga lainnya.

Pada 1968 Hoegeng diangkat menjadi Kapolri. Saat menjabat itu, Hoegeng menolak kendaraan dinas sedan mewah. Dia memilih sebuah jip. Hoegeng saat menjadi kepala polisi juga tak sungkan turun ke jalan mengatur lalu lintas.

Hoegeng berhenti dari jabatan Kapolri pada 1971. Dia sempat ditawari menjadi duta besar, tapi dia menolak dengan alasan dirinya seorang polisi bukan politikus.


foto: wikipedia
3. Agus Salim
The Grand Old Man, begitu julukan bagi diplomat Indonesia Agus Salim. Mantan menteri luar negeri di era kemerdekaan ini dikenal sebagai sosok jenius, dia menguasai hingga 9 bahasa. Tapi di balik itu, kisah hidupnya penuh dengan kesederhanaan. 

Agus Salim, walau merupakan sosok pejabat, hidup dalam kejujuran. Dia dan keluarganya kerap pindah-pindah rumah karena habis sewanya. Bahkan pernah, mereka tinggal di rumah yang WC-nya rusak, istrinya pun sampai muntah-muntah tak tahan. Kondisi demikian tetap membuat Agus Salim bertahan, dia bahkan tidak meminta tambahan fasilitas dan gaji kepada negara.

Keluarga Agus Salim juga hidup sederhana. Anak-anaknya memakai pakaian yang seadanya. Agus Salim tetap hidup dalam kesederhanaan hingga akhir hidupnya. Sebuah kalimat dari diplomat Belanda Prof. Schermerhon mungkin menggambarkan sosok Agus Salim.

"Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia mampu bicara dan menulis secara sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu: ia hidup melarat".



foto: wikipedia
4. M Natsir
Lepas dari segala kontoversinya dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Natsir adalah tipe pejabat yang tak bergelimang harta. Natsir, yang mendapat gelar sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2008 dikenal sebagai sosok yang penuh sopan-santun dan rendah hati. Natsir juga negarawan yang sangat bersahaja dalam kehidupan sehari-harinya.

Indonesianis terkemuka dari Cornell University, Amerika Serikat (AS), George McTurnan Kahin, menuturkan kesan sederhana yang ia tangkap dari Natsir. Ketika itu, tahun 1948, Kahin tengah berkunjung ke Yogyakarta yang menjadi pusat pemerintahan RI dan bertemu Natsir.

Penulis buku "Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia" (1952) ini melihat penampilan Natsir yang hampir-hampir tak menunjukkan seorang menteri penerangan. Natsir mengenakan jas yang penuh dengan tambalan di sana-sini. Kahin belakangan tahu kalau para staf Kementerian Penerangan mengumpulkan uang untuk membeli baju buat Natsir.

Ketika menjadi perdana menteri pada Agustus 1950, penampilan Natsir juga tidak banyak berubah. Natsir menempati rumah bekas Soekarno di Jl Pegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi), Jakarta Pusat. Sebelum pindah ke rumah tersebut, Natsir dan keluarganya tinggal menumpang di sebuah gang di Jl Jawa dan lalu di kawasan Tanah Abang.

Setelah melepas jabatan sebagai perdana menteri, Natsir menanggalkan mobil dinasnya di Istana Kepresidenan. Ia memilih untuk membonceng sopirnya pulang ke rumah Jl Proklamasi. Tak berapa lama, Natsir dan keluarga kembali pindah ke Jl Jawa.


foto: wikipedia
5. Baharudin Lopa
Mantan Jaksa Agung Baharudin Lopa, sosok yang dikenal berintegritas tinggi. Banyak cerita yang membuat kita geleng-geleng berdecak kagum soal sosoknya. Misalnya soal kisah korek api mahasiswa tak sengaja terbawa olehnya.

Lopa memang seorang perokok. Saat berbincang dengan mahasiswa di Makassar, secara tak sengaja  dia membawa korek api itu. Nah, begitu sampai di Bandara Soekarno-Hatta dia pun mesti repot-repot menelepon sang mahasiswa soal korek api itu. Dia tak ingin korek api menjadi beban.

Banyak cerita soal sosok Lopa yang menjunjung tinggi integritas. Saat menjabat sebagai Kajati Sulsel dia pernah melarang anaknya menggunakan kursi miliki Kejati, karena kursi itu bukan barang pribadi tetapi inventaris negara. 

Lopa juga pernah meminta seorang pejabat mengambil kembali bensin yang dia berikan untuk mobilnya. Lopa pun menjelaskan bahwa perjalanan yang dia lakukan sudah dibiayai negara.

Lopa meninggal pada 3 Juli 2001 di RS Alhamadi Riyadh. Walau sudah tiada, kata-kata Lopa yang tegas soal penegakkan hukum selalu diingat. "Janganlah takut menegakkan hukum dan jangan takut mati demi menegakkan hukum...."




__._,_.___
Recent Activity:
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar