Pak Thomas, kalau sy tangkap pertanyaan Pak Tono yg terakhir ini, terkait dg definisi hilal yg digunakan, apakah harus hilal yg kelihatan dg mata telanjang ataukah boleh dg perangkat bantu seperti teleskop? krn kalau boleh dg alat bantu, jadi beda hasilnya, tergantung kemampuan alat bantu tsb.
Dg alat bantu, tentu yg tadinya susah dilihat oleh mata, akan menjadi semakin jelas.
Nah, tentu ini jg menimbulkan pertanyaan sejauh mana teknologi dibolehkan dalam membantu melihat hilal? kalau sampai teknologi image processing dibolehkan, tentu wujud hilal yg dimaksud Pak Tono mrp hilal yg dapat dilihat juga (dg bantuan teknologi).
Selain itu, sy ingin sedikit mendiskusikan dan mendalami pemahaman Yasin 37, semoga Ki Ageng, Pak Muhbib, dan Gus Pur segera dapat memberikan pendapatnya.
Pendapat Pak Thomas:
Ayat QS 36:37 menjelaskan pergantian siang dan malam. Ketika siang manusia dalam kondisi benderang karena mendapat cahaya matahari, lalu beralih menjadi gelap karena matahari tampak terbenam. Secara fisis astronomis, berarti itu menjelaskan GERAK ROTASI BUMI. Ayat itu sama sekali TIDAK membicarakan gerak semu (terbit dan terbenamnya benda-benda langit). Dulu orang mengira malam dan siang terjadi karena matahari mengelilingi bumi (konsep geosentrik, bumi sebagai pusat). Pemahaman lama itu mengganggap gerak sejati matahari, BUKAN gerak semu.
Moderator Diskusi:
Setahu sy Pak Thomas, gerak semu harian matahari itu krn adanya gerak rotasi bumi.
Mohon dibedakan antara dulu orang memahami geosentris : bumi sbg pusat alam semesta, dibedakan dg pemahaman bahwa kalau posisi pengamat ada di bumi memang dg mata telanjang terlihat mthr bergerak dari timur ke barat, yg disebabkan gerak rotasi bumi.
Menurut sy, gerak rotasi bumi dg gerak semu harian mthr ya sama saja, hanya Pak Thomas lebih memilih sisi pandang bumi, sdkn gerak semu harian mthr dilihat dari sisi posisi mataharinya.
Sekali lg, ini bukan soal geosentris, bumi sbg pusat alam semesta, melainkan posisi pengamat dari bumi dg mata telanjang, yg tdk menyadari adanya gerak rotasi bumi, namun menyadari gerak semu harian mthr.
Sy cuplik bhs aslinya dari Pak yusron
وَآَيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37) [يس/37]
Ini pemahaman sy, mohon koreksi kalau ada kesalahan.
wau di ayat ini mrp wau athof, yg berarti "dan", yang menghubungkan ayat ini dg ayat/tema sebelumnya.
aayah : mrp kata benda, yg bermakna "satu tanda"
Lahumu : untuk mereka.
Mohon kita perhatikan bersama, ada subjek yg diminta melihat tanda ini, yaitu mereka.
Sy sepakat dg Pak Yusron, mereka ini adl manusia di bumi. Mohon Pak Thomas kalau tdk sepakat dapat menunjukkan alasannya.
al lailu : mrp isim marfu' sbg mubtada', shg malam di sini sbg subjek pembicaraan, yg dimaksud oleh "satu tanda" di atas.
Naslakhu : dengan "na" sebagai dhomir subjek, yg berarti Kami, yg dipahami Allah SWt dg hukum2 ygdiciptakanNya. "lakhu" mrp kata kerja dalam bentuk fi'il mudhari', yg berasal dari kata salakha, yg biasa digunakan dlm pengertian "menguliti binatang". dlm hal ini kata "lakhu" dipahami sbg "selalu mengeluarkan" atau "selalu menanggalkan".
Minha : dari malam itu ( malam itu diganti dhomir "ha").
an nahar : siang.
faidzaa hum : "fa" menyatakan ada sejumlah waktu yg telah berlalu, yaitu dari proses "mengeluarkan",
idza : serta merta/tiba-tiba
hum : mereka. Mohon kita perhatikan kembali, di sini "mereka" masih disebut scr eksplisit. menunjukkan sbg objek penderita.
Mudhlimuun : (mereka itu) dalam kegelapan.
Kalau diperhatikan, ayat ini sedang membicarakan satu tanda (keberadaan dan kekuasaan Allah), yaitu malam. Proses terjadinya malam adl dg cara Allah dg hukumNya mengeluarkan siang. Mohon dicermati, yg dikeluarkan adl siang. Siang adl suatu kondisi, di mana kebalikan dari kegelapan, yg disebut di akhir ayat ini. dapat diperhatikan dlm Al Isra 12, tanda siang itu adalah mubshiratan: terang, semuanya terlihat oleh pandangan mata.
Kalau yg dikeluarkan adl siang, tentunya yg dihilangkan sedikit demi sedikit adl cahaya dari matahari, yg menjadi sebab dari terangnya siang tsb. Sehingga, ketika cahaya mthr sudah hilang, "serta merta mereka dalam kegelapan".
Mohon dicermati bahwa ayat ini hanya membahas mengenai malam, proses terjadinya malam dari siang, lalu sifat malam yg gelap. Ayat ini sama sekali tidak membahas perubahan dari siang ke malam lalu disusul dari malam ke siang, yg mengindikasikan adanya putaran atau siklus siang malam.
Sekali lg, mohon dicermati ayat ini hanya membahas :
1. malam
2. proses perubahan dari siang ke malam.
3. sifat malam.
Dengan memahami batas2 pemahaman ayat, kita dpt benar2 fokus pd makna ayat, yg scr eksplisit diungkapnya.
Proses mengeluarkan siang dari malam itu terkait dg keberadaan cahaya matahari, yg dikurangi sedikit demi sedikit. Yg kalau dikaitkan dg "mereka" yg kemudian berada dalam kondisi gelap, dg penglihatan mata berada dalam kegelapan, tentu yg diperhatikan adalah berkurangnya cahaya mthr sampai terjadinya gelap. nah, apakah kejadian ini terkait erat dengan matahari dan posisinya, yg memberikan sinarnya agar siang menjadi terang lalu scr gradual berkurang cahayanya krn posisinya berubah ............ ataukah lebih dekat krn rotasi bumi, yg mengakibatkan bumi berputar?
Menurut sy, ini terkait dg keberadaan matahari dan perjalanannya (posisinya), krn ada keyword siang dan prosesnya naslakhu. Kedua kata ini jelas membuktikan yg dikeluarkan adl cahaya dari siang itu.
BUKAN bumi digerakkan sedikit demi sedikit, lalu serta merta mereka dalam kegelapan.
Kalau Pak Thomas menyimpulkan itu "menjelaskan GERAK ROTASI BUMI", dari kata apakah dapat disimpulkan begitu?
Mohon kita sama2 menjadikan kata2 dalam yasin 37 ini sbg acuan. Kalau ada ayat yg terkait silakan disampaikan dg korelasi yg jelas dari kata dalam ayat ini.
Semoga dari penjelasan dan pertanyaan ini dapat diperoleh pemahaman yg lebih dalam dan sdh dapat membedakan antara pemahaman yg berbeda.
Moderator Diskusi
Pranoto (Control System, ITB-Indonesia)
__._,_.___
Messages in this topic (105)
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).
----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH
No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
(zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
(zakat) 00.91539400 - (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
( Zakat) 009.0033333 - (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
(zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
(Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
(zakat) 3001111110 - (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
(zakat) 2.700.002888 - (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
(zakat) 0230-01.001403.30-9 - (infaq) 0230-01.001404.30-5
Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444
DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505
b. Bantuan kemanusiaan ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505
Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN
email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).
----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH
No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
(zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
(zakat) 00.91539400 - (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
( Zakat) 009.0033333 - (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
(zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
(Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
(zakat) 3001111110 - (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
(zakat) 2.700.002888 - (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
(zakat) 0230-01.001403.30-9 - (infaq) 0230-01.001404.30-5
Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444
DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505
b. Bantuan kemanusiaan ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505
Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN
email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar