Minggu, 09 September 2012

Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 

Teman2, sekedar usul saja, tiap mengutip hadits sebisa mungkin menyebutkan sumber kutipannya secara lengkap. Misal untuk hadits tsb di bawah ialah Bukhary bab/kitab no 30 no. 1913. Atau Muslim 13:15. Apakah mengutipnya juga dari kitab primer secara langsung (kutubus sittah/tis'ah), ataukah kompilasi dari kitab2 sekunder, bulughul maram, fathul bari, nailul authar. atau dari sumber tidak langsung: lidwa pustaka, buku kontemporer, dst.

Mengenai isi hadits Dari tsb, seharusnya pemahaman mas fami memerlukan elaborasi lebih jauh. Dan penjelasan mas muiz soal penjelasan ummiy, tidak bisa dibatasi pd kemungkinan dua pengertian. Perkembangan kesusastraan pada masa itu memerlukan penjelasan juga. Tradisi lisan yang kuat, dan lemahnya tradisi tulis bisa jadi menjadi penjelasan dari kata umiy. Disini kita memerlukan penjelasan ahli bahasa dan ahli tarikh.. Scr bahasa bagaimana akar kata, sinonim ummiy, antonimnya apa, dst.

Wallahu a'lam.



N.A. Widyanahar
Ragunan, Jaksel

From: "Abdul Mu'iz" <muizof@yahoo.com>
Sender: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Date: Sun, 9 Sep 2012 11:26:36 +0000
To: <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
ReplyTo: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Subject: Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 

Nabi bersabda,

إِنَّا أُمَّة أُمِّيَّة، لاَ نْكُتْب وَلاَ نَحْسبُ، الشَّهْرُ هكَذَا وَهكَذَا

"Kami adalah umat yang ummiy, tidak dapat membaca dan berhitung (melakukan hisab). Bulan itu begini dan begini.

" Maksud beliau, terkadang satu bulan terdiri dari dua puluh sembilan hari atau tiga puluh hari. (HR al-Bukhāri)

Hadits di atas seolah-olah memberikan isyarat yang halus bagi generasi sekarang bahwa mereka tidak harus mengikuti praktek generasi pendahulu. Hadits itu seolah mengisyaratkan pernyataan berikut: "Metode rukyat dan penyempurnaan bulan itu berlaku bagi kami, kaum yang didominasi oleh orang-orang yang ummiy. Pada dasarnya, kebanyakan kami memang tidak dapat menulis dan berhitung (melakukan hisab). Karena itu, jika di masa mendatang nanti muncul generasi baru yang bukan ummiy, bahkan mereka mampu memperhitungkan posisi bulan secara pasti dan akurat (qath`iy), maka mereka dipersilakan meninggalkan metode rukyat dan beralih kepada hisab."

Jika kita bersikeras agar metode rukyat diterapkan pada zaman ini, maka orang-orang yang tidak suka dengan Islam akan mendapat amunisi untuk melakukan propaganda negatif dan stigmatisasi terhadap Islam. Bisa jadi mereka akan menyatakan bahwa Islam merupakan agama yang teralienasi dari sains, ilmu pengetahuan dan teknologi.

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sebagai fitnah (sasaran) bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Rabb kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS al-Mumtahanah 60:5)

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: ziembah2003@yahoo.com
Sender: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Date: Sun, 9 Sep 2012 07:52:56 +0000
To: <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
ReplyTo: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Subject: Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 

Teks di dalam haditsnya ada yg bunyinya... Kami tidak bisa berhisab..

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Abdul Mu'iz" <muizof@yahoo.com>
Sender: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Date: Sun, 9 Sep 2012 07:35:15 +0000
To: <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
ReplyTo: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Subject: Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 

Pak Tono and all yang dirahmati Allah,

Tentang ummiy, sebenarnya ada dua makna tentang ummiy, yaitu pertama adalah buta huruf, tidak bisa baca tulis. Namun ada makna kedua yaitu kaum yang lama tidak diturunkan para nabi dan kita suci.

Nah benarkah Nabi Muhammad itu buta huruf sebagaimana redaksi "ummiy" di QS al a'raf 7:157 dan QS al Jumu'ah 62:2 ? Menurut hemat saya kata "ummiy" pada ayat tsb bukan makna pertama yaitu buta huruf (Irshad Manji paling suka menafsirkan Nabi Muhammad adalah buta huruf) tetapi lebih bermakna kedua yakni kaum Arab merupakan kaum yang lama tidak diturunkan para nabi dan juga otomatis tidak dibawa naungan kitab suci. Ini sesuai fakta bahwa arab yang merupakan keturunan nabi Isma'el lama sekali tidak menerima kenabian, sampai kemudian Nabi Muhammad. Nah orang Yahudi dan Nasrani yang sudah lama hidup berdambingan dengan orang arab, tentu saja tidak disebut kaum yang ummiy, karena memang keturunan nabi Ishak alias bani Isra'el paling banyak diturunkan nabi, juga kitab suci taurat, zabur dan injil.

Mengapa nabi Muhammad dan kaumnya bukan ummiy dalam artian buta huruf, ini ada beberapa alasan :

(1) Bertentangan dengan fakta, bahwa orang-orang Arab pada zaman Nabi Muhammad diceritakan dalam buku sejarah, berada pada tahap tinggi dalam kesusasteraan dengan karya-karya sastera yang berkualitas dipamer dan ditempelkan di dinding Kakbah. Tentu itu tidak menggambarkan orang Arab jahiliah ketika itu berada dalam keadaan buta huruf.

(2) Banyak ayat di dalam Alquran yang mengisahkan nabi diperintahkan supaya membaca ayat-ayat-Nya kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya. Hal ini menunjukkan nabi pandai membaca.

Contoh ayat dimaksud antara lain; "Katakanlah (Muhammad), 'Marilah, aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu…." (QS 6:151). Atau, "Demikianlah Kami mengutus kamu (Muhammad) kepada satu umat yang sebelumnya beberapa umat telah berlalu, agar engkau bacakan kepada mereka (Alquran) yang Kami wahyukan kepadamu.…" (QS 13:30). Atau, : "Dia yang mengutus kepada kaum yang ummi (orang Arab) seorang rasul (Muhammad) di kalangan mereka untuk membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka," (QS 62:2). Baca juga dalam QS 5:27, QS 17:106, QS 27:91-92, QS 33:33-34, QS 39:71.

(3) sulit menerima hakikat bahwa seorang Nabi pilihan-Nya tidak tahu membaca padahal ayat yang diturunkan pertama kali adalah perintah membaca, "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS 96:1). Ayat Alquran yang pertama turun ini memang ada riwayat nabi ketika diperintah membaca oleh Malaikat Jibril beliau berkata, maa ana bi qaari' yang artinya saya bukan pembaca, namun setelah turun surat ini beliau adalah seorang pembelajar sejati sehingga Nabi Muhammad tidak buta huruf. Sebab, sebuah kesia-siaan saja bila Allah menyapa Nabi Muhammad dengan perintah untuk membaca (kalau beliau dianggap buta-huruf), adalah mustahil beliau menyampaikan iqra' kepada umat, sedangkan membiarkan diri beliau tetap buta huruf.

Karenanya, bagi Syekh Al-Maqdisi, penulis buku Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius? (Mengungkap Misteri "Keummian" Rasulullah) jawabannya jelas: Ada tafsir sejarah yang keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis. Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam menerjamahkan kata "ummi" dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat Islam diartikan "buta huruf".

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Tono Saksono <tsaksono@gmail.com>
Sender: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Date: Sun, 9 Sep 2012 13:58:22 +0700
To: <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
ReplyTo: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Subject: Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 

Saya setuju dengan Bung Mu'iz, beriman itu memang kudu menggunakan akal secara maksimal. Bahkan dalam tauhid yg paling dasarpun, Nabi Ibrahim memberi contoh. Menghancurkan berhala2 dengan kampak kecuali yg paling besar, kemudian mengkalungkan kampak tsb pada berhala tsb. Beliau beralibi, pasti berhala besar itulah yg telah menghancurkan teman2 nya kalau memang dia memiliki power.


Jadi itu merupakan keharusan, namun, tanpa terjebak pada kesombongan ilmiah, karena ilmu yg kita miliki ini sebetulnya enggak ada apa2 nya. Diskusi ini tentu saja insya Allah akan berada dalam koridor ini, dan yg selalu dikawal dengan akhlakul karimah. Mari sama2 kita kawal.

Kalau Cak Noval mencermati email2 saya terdahulu, insya Allah tidak ada satu biji zarahpun saya menganggap bahwa Rasul Muhammad itu orang yang ummiy. Beliau pasti seorang yang super...super...cerdas, bahkan saya yakin jauh lebih cerdas dari orang sekelas Einstein sekalipun. Apalagi, beliau memiliki otoritas spiritual yg langsung mendapat ilmu Allah melalui Jibril, yang juga makhluk yg super cerdas. Ingat Jibril adalah compiler yang menterjemahkan bahasa Allah menjadi bahasa Arab yang dimengerti oleh Rasul. Bahwa Rasul menyatakan dirinya sebagai orang ummiy, adalah dalam rangka mewakili ummatnya yg memang masih ummiy. Jadi ibaratnya, belaiu pasti akan dapat menjelaskan dg teori astronomi yg jauh lebih canggih dari Gus Pur unt menjelaskan soal kosmologi. Komputer Allah kan jauh....jauh....lebih canggih karena akan mampu mengumpulkan tulang belulang ratusan miliar manusia yg sudah hancur berserakan hanya dalam satu ketukan. Tapi bagaimana ummatnya? apa bisa ngerti

Diskusi ini malah membingungkan umat? Ya harus sabar. Wong Kalender Gregorian saja memerlukan waktu ratusan tahun dengan segala macam kebingungan sebelum kemudian diterima oleh gereja sebagai kalender resmi umat Kristiani. Karena sumber informasi sekarang ini mudah didapat, insya Allah kita tidak akan memerlukan waktu selama itu, apalgi bila semua intelektual Muslim ikut berpartisipasi mencari solusi dan menyumbangkan pikirannya. Jangan skeptis dan apatis. Ilmu ini ilme kethok, dapat dirasakan kalau ngaco. So, mari kita ikut cermati, dan beri koreksi kalau ngaco. Enggak usah ngerti detilnya astronomi. Cukup kalau memiliki common sense yang mampu melihat dan membedakan mana yang ngaco dan mana yang enggak

Maaf, ini masih kecurigaan pribadi. Ruwetnya urusan ini kok saya merasakan karena dipolitisir. Jadi ada upaya agar apapun yang menyokong fakta ilmiyah wujudul hilal kok selalu ditolak. Dengan dalih apapun, termasuk "pokoknya hilal harus kelihatan". Makanya, kita mengundang Pak Thomas untuk mengkalirifikasi beberapa statemen beliau yg kadang2 bikin gatel kuping, semacam: wujudul hilal itu usang. Saya memiliki data astronomis yang insya Allah akurat yang membuktikan justru imkan-rukyat adalah yang usang. Adalagi komentar2 lain yg bikin gatel kuping. Ya kita tungu dulu lah jawaban2 beliau dalam diskusi yg mulai berlangsung ini. 

Wassalam,
TS


2012/9/9 Abdul Mu'iz <muizof@yahoo.com>
 

Pak Tono,

Kalau menurut saya ada sikap tebang pilih itu karena tidak mengamalkan anjuran Qur'an bahwa beriman (faith) itu kudu pakai akal (QS 10:100) secara maksimal.

Mengapa jadwal shalat berdasarkan isyarat alam yang terlihat oleh mata fisik mau diganti dengan jadwal istiwa' yang tentunya pakai teknologi modern.

Sementara hilal tidak mau diganti hisab, karena memaknai ru'yatul hilal itu sendiri juga diskriminatif. Hilal harus dilihat dengan mata, dalam perjalanan soal tool menjadi boleh pakai teleskop. Namun aktivitas melihat itu yang diwajibkan dengan mata atau dengan kata lain disakralkan.

Padahal ketika tafsir berkembang ada tafsir bil ma'tsur (tafsir dengan penjelasan nabi, sahabat dan muridnya dst) vs tafsir bir ra'yi (tafsir dengan nalar, ra'yi adalah nalar).

Sebenarnya ada perbedaan ru'yah (melihat dengan mata dan nalar) dengan nadzoro (melihat dengan mata saja).

Nah seharusnya kalau ru'yatul hilal dimaknai melihat dengan mata saja alias tanpa nalar maka redaksi yang tepat adalah "nadzorol hilal".

Hisab alias berhitung pakai ilmu astronomi atau perbintangan merupakan pendayagunaan nalar alias ru'yah juga.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Tono Saksono <tsaksono@gmail.com>
Date: Sun, 9 Sep 2012 06:02:38 +0800
Subject: Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 

Cak Noval enggak lengkap memberikan informasinya. Dg di jaman Batu ibu2 bisa melahirkan mak brojol itu, mortality rate nya berapa? Di jaman saya aja ketika masih anak2. Saya masih ingat ketika Ibu saya melahirkan adik saya dan ditolong oleh Ma Kasem, tetangga saya yg memang profesinya Dukun Beranak. Mungkin ini pada early sixties, jaman ekonomi kita yng paling morat-marit. Dengan entengnya Mak Kasem, sambil membersihkan adik saya yg baru lahir, minta tolong adik sepupu sy yg sudah cukup dewasa untuk membelahkan bambu pagar rumah kami sebagai pemotong ari-ari adik saya (bahasa Cirebon pisau bambu spt ini kalo ga salah namanya wilad). Bagaimana unt membuatnya steril? Dicuci pake air, terus  spiritus! not even alkohol karena susah cari alkohol pada saat itu. Adik saya itu ya kemudian almarhum lah. Konon, Mak Kasem inilah yg menolong saat saya lahir. Alhamdulillah selamat.

Saya yakin generasi antum tidak mengalami masa2 kekelaman peradaban manusia spt zaman saya. Jadi bisa dibayangkan mortality rate pada zaman Batu?

Kalau memang kita juga masih di zaman uncivilized spt yg saya beri contoh itu, ya memang enggak apa2. Wong Rasul kan juga pake bayangan tongkat unt memulai dan mengakhiri sholat dzuhur, asar. Melihat langit yg mulai gelap tapi masih melihat semburat merah unt sholat maghrib, dsb.

Isu utamanya adalah. Mengapa semua tanda2 visibilitas itu sekarang telah mau digantikan dengan hisab dan dibuat jadwal, tapi unt kehadiran hilal kok enggak boleh digantikan? Kok masih ngotot dg kriteria visibilitas? Ini yg sedang kita cari akar masalahnya bersama2. Jadi please deh, berikan sumbangan pikirannya karena we are now at a point of no return. Harus maju terus kecuali jika Allah me-rewind kita kembali ke zaman tanpa peradaban lagi itu.

Salam,
TS


2012/9/8 pranoto hidaya rusmin <pranotohr@yahoo.com.sg>
 

GusPur jangan lupa diskusinya ya...sebentar lagi dimulai.
Semoga masih punya waktu yg cukup untuk diskusi, yg mungkin akan berjalan panjang ini.


From: Agus Purwanto <purwanto_phys@yahoo.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 8 September 2012, 10:15

Subject: Re: [M_S] Penentuan Awal Bulan dan Persalinan

 
ssstttt .... aku sik selesaikan naskah buku ke-10,
biar agak pantes kalau nanti diajukan dadi guru besar

soal buccailism dan guspurism
di KL saya sampaikan bahwa GusPur itu pemikir tanpa nashab, pemikir yatim
gak punya silsilah pada salah satu pendiri mazhab sains islam entah itu al-Faruqi, Hosen Nasr, Sardar atau Naquib al Attas,
jadinya saya katakan bahwa kemungkinan ide GusPur jadi  mazhab baru, mazhab ke-5
dan itu direspon positip di IIUM Kuantan, karena islamisasi sains dan sains islam dalam bentuk yang praktis memang yang disampaikan dalam AAS dan N_AAS

ssstttt ...taklanjutkan nulis buku ya
nanti disela rapat mtt pwm jatim, pelatihan falak satu tahun ke depan

wis, usreko maneh ...




--
htt://cis-saksono.blogspot.com




--
htt://cis-saksono.blogspot.com

__._,_.___
Recent Activity:
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar