Kamis, 20 Oktober 2011

[advokasi_demokratik] “Mas,..Mbak.. aku ingin sembuh”

 

"Mas,..Mbak.. aku ingin sembuh"
 
 
 
 
Hari-harinya ia lewati di pembaringan.Pembaringan tanpa kasur,hanya beralaskan tikar menjadikan kondisi ibu 3 anak ini semakin memilukan bagi mereka yang melihatnya.Ibu Saliyem warga dusun Ngasihan RT 07 RW 01 desa kedung putri kecamatan paron ngawi hanya bisa tergolek tak berdaya dengan penyakit yang dideritanya. Nafas tersengal-sengal kala tim LMI mengajaknya bicara menunjukkan bahwa saluran pernafasan beliau turut terganggu akibat semakin membesarnya benjolan di perut beliau. Bu Saliyem harus menerima kenyataan mengalami pembesaran di perutnya sejak 4 tahun yang lalu.
 
Saat ditemui LMI di rumahnya,Ibunda Bu Saliyem dan kader posyandu yang bernama Bu Wagini menceritakan mulainya penyakit ini muncul. Ia menuturkan bahwa 4 tahun lalu sepulang Ibu Saliyem bekerja di Jakarta mulai muncul benjolan di perutnya. Sebagai orang awam yang tidak faham kesehatan dan ditunjang dengan kondisi ekonomi yang jauh dari cukup membuat beliau mengabaikan kondisi ini. Benjolan ini semakin lama semakin membesar seperti bola.
 
Saat staf LMI memegang dan melihat perut beliau,sepertinya didalam perut beliau berisi cairan.Hingga saat ini belum ada diagnosa beliau menderita penyakit apa. Berdasarkan penuturan Bu Wagini kader posyandu di dusun tersebut, Bu Saliyem pernah dibawa ke RSUD di Ngawi, bahkan Bu Saliyem harus menjalani rawat inap. Namun selama 5 hari menjalani rawat inap, tidak ada tindakan lebih lanjut dari pihak rumah sakit. Akhirnya Bu Saliyem memutuskan untuk pulang, karena masalah biaya.
 
Ibu 3 anak ini sudah lama ditinggal pergi suaminya,hingga sekarang beliau tidak tahu keberadaan sang suami. Ketiga anaknya yang sudah dewasa juga tidak pernah pulang kerumah.  Saat ini beliau hanya ditemani sang ibu yang berusia sekitar 70 tahun. Rumah berdinding bambu berlantaikan tanah tanpa terlihat pembatas ruang dan hanya dipan kecil di dalam rumah tersebut, menunjukkan potret kemiskinan keluarga Bu saliyem.
 
Kesakitan yang luar biasa sering Bu Saliyem alami, dan kami melihat sendiri saat beliau sedang kambuh. Beliau merasakan sakit dipinggangnya, perutnya menjadi keras dan nafasnya tersengal-sengal. Kesakitan seperi ini hampir tiap hari beliau rasakan.
 
"Mas,..Mbak.. aku ingin sembuh" begitulah ucapan yang keluar dari bibir beliau.
 
Saat kami tanyakan ke Bu Wagini sebagai kader posyandu di dusun tersebut, apakah sudah melapor ke instansi terkait. Jawabannya,sudah tapi tidak ada respon. Bahkan beliau berusaha mengundang media cetak dan media televisi agar derita beliau bisa diekspose.
 
"Sebenarnya Indosiar, JTV, RCTI, Jawa Pos sudah memuat berita Bu Saliyem, tapi hingga sekarang belum ada tindakan,"kata Bu Wagini.
 
Pembaca yang Budiman akankah kita biarkan begitu saja penderitaan Bu Saliyem. Beliau adalah Saudara kita sesama muslim yang butuh uluran tangan kita. Saat LMI menyerahkan bantuan, untaian doa terus keluar dari bibir beliau diiringi ucapan istighfar yang terus didengungkan Bu Saliyem saat penyakit beliau kambuh.
 
 
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
Untuk unsubscribe ke GROUPS ini , Kirim Email di:
advokasi_demokratik-unsubscribe@yahoogroups.com

MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar