Dear all
berikut ini Siaran Pers Hari Perempuan Pedesaan sekaligus launching buku Prisma (tulisan aktivis perempuan muda komunitas JASS) yang dilakukan di Medan, Sumatera Utara.
Berhubung milis ini tidak menerima lampiran, maka saya salin di badan email.
Salam hangat
--------------------------------------
Siaran Pers Hari Perayaan Perempuan Pedesaan
Medan, 17 Oktober 2011
Pada tanggal 17 Oktober 2011 sebanyak 247 peserta (241 perempuan dan 6 laki-laki) mewakili berbagai kelompok perempuan dan LSM pendamping kelompok perempuan dari
Sumatra Utara, jaringan ASPPUK Wilayah, FBCB, KPI serta Feminist Muda SUMUT dan Sumatra yan gmerupakan komunitas Just Associate (JASS); berkumpul untuk merayakan Hari Perempuan Pedesaan. Hari perayaan tersebut digabung dengan hari Penghapusan Kemiskinan Sedunia. Tema yang dipilih adalah sesuai dengan masalah utama yang dihadapi perempuan pedesaan saat ini yaitu "Tingkatkan akses perempuan pedesaaan terhadap fasilitas dan layanan kesehatan yang berkualitas dan murah". Kegiatan ini dimotori oleh PESADA dan HAPSARI yang merupakan LSM/ORNOP penguatan perempuan melalui antara lain pendampingan perempuan pedesaan.
Pembicara pertama pada kesempatan ini adalah 3 wakil dari Pemerintah sebagai institusi pelayanan untuk perempuan, pedesaan dan kesehatan. Mereka adalah: Ibu Emmy
Suryani Lubis, SH MAP (Biro Perempuan SUMUT), Ibu Cut Diana Mutia, SKM (Dinas Kesehatan SUMUT), dan Bapak Marzuki MAP (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
SUMUT). Ketiga pembicara tersebut mengedepankan upaya Negara untuk memberdayakan perempuan didalam bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
Sementara itu pembicara kedua adalah 6 orang perwakilan Perempuan Pedesaan yang datang dari wilayah-wilayah dampingan PESADA dan HAPSARI, yaitu: Ibu Tioma
Manalu dari Credit Union (CU) Pesada Perempuan unit Aek Sibundong, Dolok Sanggul, Ibu Firmauli Limbong dan Ibu Sarmaulina Sitanggang mewakili Serikat Perempuan untuk
Keadilan (SPUK) dan Ibu Sarah (Ketua CU Hapsari Sehati), Ibu Betseba (SPI Tanah Karo), dan Siti Khadijah (SPI Deli Serdang). Keseluruhan pembicara menyoroti minimnya pelayanan kesehatan di pedesaan, buruknya kualitas pelayanan yang ada dan mempertanyakan JAMKESMAS maupun implementasi berbagai program Pemerintah untuk Perempuan pedesaan dan masyarakat miskin.
Diharapkan, dengan adanya perayaan hari-hari seperti ini, mengingatkan semua pihak khususnya pemerintah akan kewajibannya untuk memberantas kemiskinan melalui
pemenuhan hak-hak orang miskin, khususnya hak-hak perempuan pedesaan. Pada kesempatan Hari Perempuan Desa kali ini, dilakukan juga launching buku
"PRISMA : Refleksi Pengorganisasian Aktivist Perempuan Muda Komunitas JASS" yang diterbitkan JASS SEA (sebuah komunitas feminis untuk Asia Tenggara); yang dimaksudkan sebagai tanda solidaritas dan komitmen terhadap pengorganisasian perempuan, termasuk perempuan pedesaan.
Berdasarkan hasil diskusi peserta yang membahas berbagai materi yang disampaikan di atas, PESADA dan HAPSARI menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut :
1. Pemerintah yang terkait harus melakukan sosialisasi yang lebih luas dan intensif mengenai mekanisme penggunaan Jaminan Persalinan kepada perempuan dan
masyarakat di desa-desa.
2. Agar pemerintah menindak oknum yang melakukan pengabaian terhadap pasien yang menggunakan asuransi kesehatan masyarakat miskin dan menindak praktek
percaloan, kolusi dan kepentingan politik didalam penditribusian asuransi kesehatan.
3. Perlu meningkatkan alokasi APBD untuk program perlindungan kesehatan perempuan (termasuk kesehatan reproduksi)
4. Dalam rangka menjamin keselamatan persalinan ibu melahirkan, peran serta dukun beranak perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu penting dilakukan pendidikan persalinan
yang aman bagi dukun beranak.
5. Meningkatkan program perlindungan sumberdaya air untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat terutama perempuan
Medan, 17 Oktober 2011
Ramida Sinaga (PESADA) dan Zulfa Suja (HAPSARI)
__._,_.___
MARKETPLACE
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar