Minggu, 02 Oktober 2011

[prambors_music_division] GEREJA RESMI DAN TIDAK RESMI [1 Attachment]

 
[Attachment(s) from Mumet Kon included below]

GEREJA RESMI DAN TIDAK RESMI

 

ANGGAPLAH saya bermaksud mendirikan sebuah gereja resmi. Anda semua tahu bahwa apa yang saya ajarkan berbeda dengan yang gereja-gereja ajarkan, sehingga saya tidak mungkin akan bergabung ke aliran Gereja Bethel Indonesia, atau ke Gereja Advent, ataupun gereja manapun. Dengan demikian orang-orang yang sejalan dengan pemikiran saya tidak terwadahi, tidak mempunyai rumah sendiri. Karena itu karena jumlah kami baru sedikit, maka kami memulainya dalam bentuk "persekutuan." Orang-orang yang sepemikiran dengan saya, saya ajak beribadah secara rumahan. Suatu kali kami beribadah di rumah keluarga "A", lalu bergilir ke keluarga "B", "C", dan seterusnya.

 

Tanpa terasa kelompok kami ini kini sudah berkembang menjadi besar, sehingga mulai menarik perhatian masyarakat. Gereja-gereja disekitar kami mulai was-was oleh perkembangan kami. Mereka takut kalau-kalau jemaatnya kabur dari gerejanya dan menjadi pengikut kami, maka merekapun mulai menghembuskan isu-isu bahwa ajaran kami sesat dan menimbulkan keresahan masyarakat. Nah, karena kami takut akan berurusan dengan pihak yang berwajib, maka kamipun bersegera mendaftarkan kumpulan kami ini ke Departemen Agama, supaya mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah. Beberapa waktu kemudian turunlah surat ijin dari Departemen Agama, sehingga kami bisa membangun sebuah gedung gereja permanen dan memasangkan papan nama. Maka dengan mengantongi ijin pemerintah tersebut, kami kini bisa beribadah dengan aman dan nyaman. Kami tidak takut lagi dicap sesat dan berurusan dengan pihak berwajib.

 

Jadi, gereja resmi adalah gereja yang mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebenaran Alkitab. Pemerintah di dalam mengeluarkan ijin sama sekali tidak memperhitungkan kebenaran Alkitab, melainkan dari segi keamanan nasionalnya. Yang dipertimbangkan oleh pemerintah adalah apakah gereja itu bisa diterima oleh gereja-gereja yang sudah ada dan masyarakat umum. Jika sudah mendapatkan tanda-tangan persetujuan dari beberapa gereja dan tokoh-tokoh masyarakat, maka pemerintah pasti akan menyetujuinya.

 

Karena itu gereja resmi bukanlah tanda kebenaran. Malah bisa jadi ajaran yang sesuai Alkitab akan dinyatakan sesat oleh karena kami kurang pandai bergaul dan mengambil hati masyarakat. Sementara yang gereja setan, karena tokoh-tokohnya memiliki hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh masyarakat, malah bisa menjadi gereja yang resmi. Tergantung koneksi dan duit untuk suap-menyuapnya, bukan tergantung pada Alkitab.

 

Jadi, naif sekali kalau umat Advent berpikir kalau gerejanya mesti benarnya karena mengantongi ijin dari pemerintah. Sebab kenyataan membuktikan bahwa semua agama juga sama-sama mengantongi ijinnya.

 

Sebaliknya, gereja yang tidak resmi itu adalah:

Sekitar 10 tahunan yang lalu, yakni sebelum presiden almarhum Gus Dur, umat Saksi Jehovah tidak bisa mendirikan gereja resmi karena dicap oleh pemerintah sebagai ajaran sesat. Karena itu cara mereka beribadahnya adalah dari rumah ke rumah antar anggota mereka, atau biasanya disebut sebagai "persekutuan doa." Dan mereka melakukan penginjilannya juga secara gerilya, nggak berani secara terang-terangan/mencolok. Sebab mereka tidak mengantongi ijin dari pemerintah. Bahkan mereka selalu menyelubungkan identitas mereka dengan nama: Gereja ALLAH, bukan Saksi Jehovah. Dalam buku-buku merekapun nggak ada tulisan Saksi Jehovah-nya.

 

Tapi di zaman Gus Dur, agama apa saja diperbolehkan beroperasi. Maka mulai saat itulah Saksi Jehovah mendirikan gereja-gerejanya secara resmi dan terang-terangan dengan istilah: Balai Kerajaan.

 

Nah, di zaman para rasul, kelihatannya gereja Kristen juga tidak pernah mempunyai bentuk yang resmi. Kondisinya mirip sekali dengan Saksi Jehovah di era sebelum Gus Dur. Pemerintah Roma nggak berani mengakui keberadaan gereja Kristen, karena takut dengan orang-orang Yahudi. Yang diakui pemerintah waktu itu hanyalah agama Yahudi.

 

>> Kisah  2:42            Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam

                                    persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk

                                    memecahkan roti dan berdoa.

                 2:44            Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,

                                    dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

                 2:46            Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-

                                    tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di

                                    rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-

                                    sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

 

Ayat 46 menerangkan mereka berkumpul di Bait ALLAH. Bagaimana mereka bisa beribadah di Bait ALLAH? Sebab di zaman itu Bait ALLAH adalah tempat yang bebas. Asalkan orang itu orang Yahudi, mereka bisa leluasa keluar-masuk Bait ALLAH, sebagaimana di zaman YESUS. Sama seperti Mesjid sekarang ini. Asalkan Muslim mereka bisa beribadah di mesjid mana saja. Nggak ada pemeriksaan apakah orang itu aliran Muhammadiyah atau aliran N.U, atau aliran Ahmadiyahpun kalau mereka menyamarkan diri, mana ada yang tahu?

 

Lagi pula karena jumlah kumpulan Kristen itu masih sedikit, sehingga orang-orang Yahudi berpikir bisa mengatasi mereka. Tokh, mereka sudah membunuh YESUS, yang mereka anggap sebagai nabi palsu, sehingga mereka masih bersikap longgar, tidak terlalu serius menanganinya. Tapi setelah jumlah orang-orang Kristen itu semakin hari semakin meningkat, penanganan merekapun mulai serius.

 

>> Kisah  4:16            dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil

                                     terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua

                                     penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan

                                     suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat

                                    menyangkalnya.

                  4:17           Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara

                                    orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang

                                    mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan

                                    siapapun dalam nama itu."

                 4:18            Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan,

                                    supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi

                                    dalam nama Yesus.

                 4:19            Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan

                                     kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan

                                    Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.

                  4:20           Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata

                                     tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami

                                     dengar."

                  4:21           Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi

                                    akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak

                                     melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan

                                     orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung

                                     dengan apa yang telah terjadi.

 

>> Kisah  5:28            katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar

                                    dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi

                                   Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak

                                    menanggungkan darah Orang itu kepada kami."

                

>> Kisah  5:40            Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka

                                    dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah

                                    itu mereka dilepaskan.

 

Karena itu untuk apa gereja harus mempunyai bentuk resmi, kalau kita berani menghadapi resikonya? Ngapain kita mencari perlindungan dari pemerintah bukannya dari ALLAH?

 

>>  Kisah 5:29            Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita

                                    harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

 

>> Kisah 6:7   Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem

                        makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan

                        diri dan percaya.

 

>> Kisah 8:1   Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada

                        waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di

                        Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh

                        daerah Yudea dan Samaria.

 

>> Kisah 8:4   Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil

                        memberitakan Injil.

 

>> Kisah 11:19           Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena

                                    penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati.

                                    Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia;

                                    namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi

                                    saja.

 

>> Kisah 12:24           Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak

                                    didengar orang.

 

Sekarang mari kita pikirkan baik-baik, haruskah Injil ALLAH ini kita naungkan kepada Menteri Agama, yang kita tahu Menteri Agama kita itu seorang Islam, dan selalu orang Islam? Bukan agama Kristen namun hendak mengelolah agama Kristen, bahkan pendeta kitapun harus tunduk kepadanya? Sudah begitu, konyolnya Menteri Agama itu harus tunduk pada presiden, yang sifatnya Nasionalis atau Sekuler? Maka betapa merosot dan kacaunya konsep yang demikian ini?

 

Kepemimpinan ALLAH kita serahkan kepada kepemimpinan pendeta. Kepemimpinan pendeta diserahkan kepada seorang yang beragama lain, yakni Menteri Agama yang agamanya Islam. Lalu kepemimpinan menteri agama diserahkan kepada orang yang tidak beragama, yaitu presiden. Kenapa saya katakan presiden sebagai tidak beragama? Sebab jabatan presiden itu harus mengayomi semua agama, sehingga menjadi semakin kabur agama mana yang diutamakannya.

 

Maka apa jadinya jika demi keamananan lalu agama Kristen tidak boleh memberitakan Injil, bahkan beribadahpun selalu dihambat? Apa pula artinya perijinan gereja kalau operasionalnya tidak bisa maksimal? Bukankah sama saja antara mempunyai ijin dengan tidak mempunyai ijin?

 

Karena itu sekalipun negeri ini negeri mayoritas Kristen, presidennya Kristen, maupun menteri agamanya Kristen, tetaplah tidak benar untuk menempatkan gereja ke tangan manusia. Lebih-lebih jika kepemimpinan pendetapun tidak bisa dibenarkan.

 

Yang benar, agama adalah merupakan hak asasi setiap orang yang tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Suami tidak bisa mengintervensi agama pilihan istrinya, demikian pula istri tidak bisa mengintervensi agama suaminya. Penyiaran agama harus sama dengan promosi barang-barang yang memiliki kebebasan mempromosikannya dan memberikan kebebasan memilih bagi pembelinya. Sebab agama itu menyangkut keselamatan pribadi dan hubungan pribadinya dengan TUHAN yang dipercayainya.

 

Bagi Kristen, biarlah Alkitab merupakan Pribadi TUHAN yang berbicara secara pribadi dengan kita. TUHAN sudah menyediakan ROH KUDUS untuk menerangkan Alkitab, untuk membuka akal budi kita seperti kepada Marthin Luther, Williem Miller, dan Ny. Ellen G. White, untuk memberikan mimpi, penglihatan maupun tanda-tanda ajaib. Nggak perlu diperantarai lagi oleh pendeta-pendeta. Kepada yang seorang ROH KUDUS mengaruniakan pengajaran dan kepada yang seorang untuk menerima/menyambut pengajaran itu.

 

ROH KUDUS memakai seseorang untuk berbicara, orang-orang mendengar pekabaran itu, ada yang menerima dan ada yang menolak pekabaran itu. Yang menerima dibaptiskan dan menerima ROH KUDUS untuk menjadi jurukabar-jurukabar kepada orang-orang yang lainnya. Demikianlah seterusnya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nggak diperlukan peranan pendeta seharusnya.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

CUPLIKAN PENTING

Ini saya ambilkan dari tulisan Ny. Ellen G. White, buku: Kemenangan Akhir; Alkitab Suatu Perlindungan. Pelajari baik-baik bagaimana Ny. White memandang ajaran para pendeta dan ajaran gereja, khususnya dalam paragraf pertama ini: 

 

 

Gereja Roma memberikan wewenang atau hak kepada para pendeta untuk menafsirkan Alkitab. Oleh karena hanya para pendeta saja yang berkompeten menjelaskan firman Allah, maka pekerjaan seperti itu tidak diberikan kepada orang biasa. Meskipun Pembaharuan memberikan Alkitab kepada semua orang, namun prinsip yang sama yang dipertahankan oleh Roma mencegah orang banyak di gereja-gereja Protestan untuk menyelidiki Alkitab bagi mereka sendiri. Mereka diajar untuk menerima pengajarannya sebagaimana ditafsirkan oleh gereja;  dan ada ribuan orang yang berani tidak menerima apa-apapun, betapapun jelasnya dinyatakan di dalam Alkitab, yang bertentangan dengan kepercayaan mereka, atau ajaran yang sudah tetap dari gereja mereka.

      Walaupun Alkitab penuh dengan amaran terhadap guru-guru palsu, banyak yang bersedia menyerahkan pemeliharaan jiwa mereka kepada pendeta. Sekarang ini ada ribuan orang yang mengaku beragama yang tidak dapat memberikan alasan-alasan bagi pokok-pokok iman mereka,  selain daripada mereka telah diajar demikian oleh para pemimpin agama mereka. Mereka melewatkan ajaran-ajaran Juru Selamat hampir-hampir tidak memperhatikannya, dan menaruh kepercayaan penuh kepada kata-kata para pendeta. Tetapi apakah para pendeta tidak dapat salah? Bagaimana mungkin kita mempercayakan jiwa kita kepada tuntunan mereka kecuali kita mengetahui dari firman Allah bahwa mereka adalah pembawa terang. Kurangnya keberanian moral untuk keluar dari jalur kebiasaan dunia, menuntun banyak orang untuk mengikuti jejak kaum terpelajar; dan karena keengganan mereka untuk menyelidiki bagi mereka sendiri, mereka menjadi terikat dalam rantai kesalahan. Mereka melihat bahwa kebenaran zaman ini ditunjukkan dengan jelas di dalam Alkitab, dan mereka merasakan kuasa Roh Kudus membantu  penyiarannya, namun mereka mengizinkan perlawanan pendeta untuk mengalihkan mereka dari terang itu. Walaupun akal dan hati nurani diyakinkan, jiwa-jiwa yang tertipu ini tidak berani berpikir beda dari pendeta; dan demi pertimbangan individu mereka, kepentingan-kepentingan abadi mereka dikorbankan kepada ketidakpercayaan, kesombongan dan prasangka buruk orang lain.

      Banyaklah cara yang digunakan Setan melalui pengaruh manusia untuk mengikat tawanan-tawanannya. Ia menarik orang banyak kepadanya oleh menghubungkan mereka dengan benang sutra kasih kepada musuh-musuh salib Kristus. Apapun jenis hubungan ini -- orangtua, anak, perkawinan, ataupun sosial -- hasilnya sama. Penentang kebenaran menggunakan kuasanya untuk mengendalikan hati nurani, dan jiwa-jiwa yang ditahan di bawah kuasanya tidak mempunyai cukup keberanian atau kebebasan menuruti keyakinan tugas mereka.

      Kebenaran dan kemuliaan Allah tidak bisa dipisahkan; mustahil bagi kita,  menghormati Allah oleh pendapat-pendapat kita yang salah, sementara Alkitab ada dalam jangkauan kita. Banyak yang berpendapat bahwa tidak menjadi soal apa yang seseorang percayai, asal kehidupannya benar. Tetapi hidup itu dibentuk oleh kepercayaan atau iman. Jika terang dan kebenaran berada dalam jangkauan kita, dan kita melalaikan kesempatan untuk mendengar dan melihatnya, sesungguhnya kita menolaknya. Kita memilih kegelapan lebih dari terang.

      "Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Ams. 16:25). Sikap masa bodoh dan ketidaktahuan tidak bisa menjadi alasan untuk berbuat kesalahan atau dosa, bilamana ada sesuatu kesempatan untuk mengetahui kehendak Allah. Seorang yang sedang mengadakan perjalanan  tiba pada suatu tempat di mana ada beberapa jalan raya, dan di situ ada papan penunjuk jalan yang mengatakan arah tiap-tiap jalan itu. Jika  orang yang sedang mengadakan perjalanan itu mengabaikan papan penunjuk jalan itu, dan ia memilih jalan yang tampaknya baginya benar, betapapun sungguh-sungguhnya dia, tetapi ada kemungkinan ia mengambil jalan yang salah.

      Allah telah memberikan kepada kita firman-Nya supaya kita menjadi terbiasa dengan ajaran-ajaran-Nya, dan mengetahui apa yang Ia tuntut dari kita sendiri. Pada waktu ahli hukum itu datang kepada Yesus dengan pertanyaan, "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"  Juru Selamat menunjuk kepada Alkitab dengan berkata, "Apakah yang tertulis di dalam hukum itu? bagaimanakah kamu baca?"  Sikap masa bodoh tidak akan memaafkan orang muda atau orangtua, atau membebaskannya  dari hukuman karena pelanggaran hukum Allah, sebab pada tangan mereka telah ada hukum, prinsip-prinsipnya dan tuntutan-tuntutannya. Tidak cukup hanya memiliki niat yang baik; tidaklah cukup hanya melakukan apa yang dipikir oleh seseorang adalah benar, atau apa yang pendeta katakan adalah baik. Keselamatan jiwanya dipertaruhkan, dan ia harus menyelidiki Alkitab untuk dirinya sendiri. Bagaimanapun kuatnya keyakinannya, bagaimanapun besarnya rasa percaya dirinya bahwa pendeta mengetahui apa itu kebenaran, ini bukanlah dasar baginya. Ia mempunyai sebuah peta yang menunjukkan setiap tanda jalan dalam perjalanan menuju Surga, dan ia tidak boleh menerka-nerka sesuatu.

      Adalah tugas utama dan tertinggi setiap makhluk yang rasional yang mempelajari dari Alkitab apa itu kebenaran, lalu berjalan di dalam terangnya, dan mendorong orang-orang lain untuk mengikuti teladannya. Kita harus mempelajari Alkitab itu dengan tekun setiap hari, menimbang setiap pemikiran, dan membandingkan ayat dengan ayat lain. Dengan pertolongan ilahi, kita membentuk sendiri pendapat kita untuk kita sendiri, sebagaimana kita harus menjawab untuk kita sendiri di hadirat Allah.

      Kebenaran yang jelas sekali dinyatakan di dalam Alkitab, telah ditanggapi dengan keragu-raguan dan ketidakjelasan oleh kaum terpelajar, yang dengan berpura-pura memiliki hikmat yang besar, mengajarkan bahwa Alkitab itu mempunyai arti rohani yang penuh mistik dan rahasia yang tidak kelihatan dalam bahasa yang digunakan. Orang-orang ini adalah guru-guru palsu. Kepada golongan seperti inilah Yesus menyatakan  "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah." (Mark. 12:24). Bahasa Alkitab harus dijelaskan sesuai dengan artinya yang sebenarnya, kecuali menggunakan lambang atau gambar. Kristus telah berjanji, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata  dari diri-Ku sendiri." (Yoh. 7:17).  Jikalau manusia menerima Alkitab sebagaimana ia dibaca, jikalau tidak ada guru-guru palsu yang menyesatkan dan membingungkan pikiran mereka, pekerjaan akan tercapai yang membuat malaikat-malaikat senang, dan yang akan membawa ke pihak Kristus ribuan orang yang sekarang sedang mengembara dalam kesalahan.

      Kita harus menggunakan seluruh kuasa pikiran untuk mempelajari Alkitab, dan mengerahkan pengertian kita untuk mengerti, sejauh yang dapat dipahami manusia fana, perkara-perkara yang dalam mengenai Allah. Namun kita tidak boleh lupa bahwa penurutan dan kepatuhan seorang anak adalah roh yang benar seorang pelajar. Hal-hal sulit di dalam Alkitab tidak pernah dapat diatasi dengan metode yang sama yang digunakan menangani masalah-masalah falsafah. Kita tidak boleh mempelajari Alkitab dengan bergantung kepada diri sendiri sebagaimana yang dilakukan banyak orang dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan. Tetapi dengan bergantung kepada Allah di dalam doa, dan dengan kerinduan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kehendak-Nya.  Kita harus datang dengan roh kerendahan hati dan dapat diajar untuk memperoleh pengetahuan dari YANG AKU ADA yang agung itu. Jika tidak, malaikat-malaikat jahat akan membutakan pikiran kita sedemikian rupa dan mengeraskan hati kita sehingga kita tidak akan dipengaruhi oleh kebenaran itu.

      Banyak bagian dari Alkitab yang dikatakan kaum terpelajar sebagai misteri, atau dilewatkan sebagai yang tidak penting, adalah bagian-bagian yang penuh dengan penghiburan dan petunjuk kepada dia yang telah diajar di sekolah Kristus. Salah satu alasan mengapa banyak ahli teologia tidak mempunyai pengertian yang lebih jelas mengenai firman Allah adalah, karena mereka menutup mata mereka kepada kebenaran yang mereka tidak suka mempraktekkannya. Pengertian kebenaran Alkitab tidak terlalu bergantung kepada kuasa intelek yang digunakan untuk menyelidikinya, tetapi lebih kepada bulatnya tekad dan kerinduan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kebenaran.

      Janganlah pernah mempelajari Alkitab tanpa permintaan doa. Roh Suci sendiri dapat membuat kita merasa pentingnya  perkara-perkara yang mudah dimengerti, atau mencegah kita dari memutarbalikkan kebenaran yang sulit dimengerti. Adalah tugas malaikat-malaikat surgawi untuk menyediakan hati untuk mengerti firman Allah sehingga kita terpesona akan keindahannya, dinasihati oleh amaran-amarannya, atau digerakkan atau dikuatkan oleh janji-janjinya. Kita harus menjadikan permohonan pemazmur itu menjadi permohonan kita, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Maz. 119:18). Pencobaan seringkali tampaknya tidak dapat dilawan karena, melalaikan berdoa dan mempelajari Alkitab, orang yang dicobai itu tidak dapat mengingat janji-janji Allah dan menghadapi Setan dengan senjata Alkitab. Tetapi malaikat-malaikat ada disekeliling mereka yang mau diajar dalam perkara-perkara ilahi; dan pada waktu yang sangat diperlukan, malaikat-malaikat itu akan membawa kepada ingatan mereka kebenaran-kebenaran yang diperlukan. Dengan demikian, "Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas Tuhan." (Yes. 59:19).

      Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya, "Tetapi Penghibur itu, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yoh. 14:26). Tetapi pengajaran Kristus haruslah terlebih dahulu disimpan di dalam pikiran agar Roh Allah membawanya ke dalam ingatan kita atau mengingatkan kita pada saat datang bahaya. "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu," kata Daud, "supaya aku jangan berbuat dosa terhadap Engkau." (Maz. 119:11).

      Semua orang yang menghargai kepentingan kekal mereka harus berjaga-jaga terhadap masuknya skeptisisme atau rasa ragu-ragu dan rasa curiga. Pilar-pilar kebenaran akan diserbu. Mustahil untuk menghindar dari jangkauan cemoohan dan tipudaya, dan pengajaran kekafiran modern yang palsu dan tersembunyi.  Setan menyesuaikan pencobaannya kepada semua golongan. Ia menyerang yang buta huruf dengan lelucon dan ejekan, sementara kaum terpelajar dihadapinya dengan argumentasi-rgumentasi ilmiah dan falsafah, dengan tujuan untuk membangkitkan ketidakpercayaan atau menghinakan Alkitab. Bahkan orang muda yang kurang berpengalamanpun berani menyatakan keraguannya terhadap prinsip-prinsip fundamental Kekristenan. Dan ketidakpercayaan pemuda ini, walaupun sifatnya dangkal, mempunyai pengaruh. Banyak yang dituntun untuk mentertawakan iman leluhur mereka, dan menghina Roh kasih karunia. (Iber. 10:29). Banyak kehidupan manusia yang sebenarnya bisa menjadi kepujian bagi Allah dan berkat bagi dunia ini, telah dirusak oleh kebusukan kefasikan. Semua orang yang percaya kepada keputusan pertimbangan manusia, dan yang merasa mereka mampu untuk menerangkan misteri ilahi, terperosok ke dalam jerat Setan.

      Kita sedang hidup dalam masa paling genting sejarah dunia ini. Nasib orang banyak di dunia ini tidak lama lagi ditentukan. Keselamatan masa depan kita  sendiri, dan juga keselamatan orang-orang lain, tergantung pada jalan yang kita tempuh sekarang. Kita perlu dituntun oleh Roh kebenaran. Setiap pengikut Kristus harus dengan sungguh-sungguh bertanya,  "Tuhan, apa yang Engkau kehendaki kulakukan? "  Kita perlu merendahkan diri kita dihadapan Tuhan, dengan berpuasa dan berdoa, dan merenungkan lebih banyak firman-Nya, terutama yang menyangkut penghakiman. Sekarang kita harus mencari pengalaman yang dalam dan hidup dalam perkara-perkara Allah. Jangan ada sesaatpun waktu yang terbuang. Peristiwa-peristiwa penting yang vital sedang terjadi di sekitar kita. Kita berada dalam daerah Setan yang mempesonakan. Janganlah tertidur, hai pengawal-pengawal Allah; musuh sedang mengintai, siap sedia setiap saat untuk menerkam dan memangsamu, jikalau engkau jadi lalai dan mengantuk.

      Banyak orang yang tertipu mengenai keadaan mereka yang sebenarnya di hadirat Allah. Mereka memuji dirinya sendiri atas perbuatan-perbuatan salah yang mereka tidak lakukan, dan lupa untuk menghitung perbuatan-perbuatan baik dan luhur yang dituntut oleh Allah dari mereka, tetapi yang mereka lalai melakukannya. Tidak cukup menjadi pohon saja di kebun Allah. Mereka harus memenuhi harapan-Nya oleh mengeluarkan buah-buah. Tuhan meminta pertanggungjawaban atas kegagalan mereka mengeluarkan yang baik, yang sebenarnya mereka dapat lakukan melalui anugerah-Nya yang menguatkan mereka. Dalam kitab-kitab Surga mereka tercatat sebagai penghalang di tanah kebun itu. Namun golongan ini tidak berarti tanpa harapan sama sekali. Kepada mereka yang telah meremehkan kemurahan Allah dan menyalahgunakan anugerah-Nya, Kasih yang panjang sabar itu masih tetap menghimbau, "Itulah sebabnya dikatakan: Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu. Karena itu perhatikanlah . . .  dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Epes. 5:14-16).

      Bilamana waktu ujian tiba, mereka yang membuat firman Allah sebagai pengatur hidupnya akan nyata. Pada musim panas tidak ada perbedaan nyata antara pohon yang daunnya hijau sepanjang tahun dengan pohon-pohon lain,  tetapi bilamana serangan musim dingin tiba, pohon yang daunnya hijau sepanjang tahun itu tidak berubah, sementara pohon-pohon lainnya kehilangan daun-daunnya. Demikianlah halnya dengan orang-orang yang sekadar mengaku beragama sekarang tidak bisa dibedakan dengan orang Kristen yang sesungguhnya. Tetapi waktunya segera tiba bilamana perbedaan itu akan nyata. Biarlah terjadi perlawanan, biarlah kefanatikan dan sifat tidak  toleransi merajalela, biarlah penganiayaan disulut, maka orang-orang yang setengah-setengah hati dan orang yang munafik akan goyah dan meninggalkan imannya, tetapi orang Kristen sejati akan berdiri teguh bagaikan batu karang, imannya semakin kuat, harapannya semakin cerah, lebih dari pada waktu hari-hari kemakmuran dan kesenangan.

      Pemazmur berkata, "Sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan." "Aku beroleh pengertian dari titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta." (Maz. 119:99,104).  "Berbahagaialah orang yang mendapat hikmat." (Ams. 3:13).  "Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, dan yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yer. 17:8).

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 



__._,_.___

Attachment(s) from Mumet Kon

1 of 1 File(s)

Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar