Kamis, 20 Oktober 2011

Re: [M_S] Re: SELAMAT UNTUK BANG PATRIALIS AKBAR dan Peringatan bagi PKS.

 

Setuju dengan mas Zaini.

Harusnya MD terbuka terhadap pengikut semua parpol. tetapi kadang
mata saya "sepet" juga melihat simbol simbol partai sengaja dipakai ditengah
kegiatan atau amal usaha Muhammadiyah. Saya lihat beberapa kali. Bahkan
ketika banjir di situgintung, disorot jelas dan diwawancarai dalam layar TV seorang
relawan Muhammadiyah yang memakai kaos PKS. Wong jelas jelas itu posko
bantuan yang didirikan Muhammadiyah.

Ikut partai itu banyak hal subhat. Saya termasuk orang yang tidak percaya bahwa
mereka ikhlas berjuang (tanpa mengharap apa apa, selain demi Allah SWT).
Saya punya teman menjadi caleg PKS untuk DPR pusat pada pemilu 2009 yll.
Dia tidak terpilih. Tetapi, sebagai modal dia sampai rela menjual tanah. Padahal
untuk sumbang masjid dll. pakai lembaran bergambar Soekarno Hatta pun jarang jarang.

Kadang saya dengar bahwa untuk merubah kita harus masuk ke dalam system. Nyatanya
setelah masuk mereka malah ikut larut dalam "pesta" duit dan kekuasaan. Jangankan saya
yang imannya pas pasan. Lihat saja para elite partai Islam, termasuk PKS, apakah mereka
berubah semakin zuhud setelah menduduki jabatan. Tidak juga tho ? Justru sebaliknya, yang
dulu hidupnya susah sekarang pesta pora. Kalau kita baca sirah, bagaimana Rosul SAW dan
para khalifah semakin zuhud setelah memegang tampuk pimpinan. Bahkan Rosul tidak dapat
tidur karena masih punya 1 dirham yang belum disedekahkan.

Wassalam.

On 21/10/2011 8:25, zaini rosyid wrote:

 
Saya bantuin deh. ^_^

Saya kenal banyak teman2 yang aktif di MD (salah satunya adik) tapi juga termasuk simpatisan PKS. Walaupun mereka menjatuhkan pilihan ke PKS (rak ngga salah to?..ngga dilarang kan di MD?...). Baksos, relawan merapi, bikin TPA, pengajian dll mereka masih bawa bendera IPM atau MD kok.
 
Saya memang pernah dengar serobot2an amal usaha MD oleh oknum tertentu. Tapi secara langsung belum pernah. Kalau memang ada indikasi demikian, berarti harus dievaluasi system pengamanan dan admisnistrasi assetnya di MD lemah. Dan itu perlu diperbaiki. Segera didaftar, di database, disertifikasikan dan diurus dengan baik.
 
Mau ikut PKS, PAN, GOLKAR , PMB atau yg lainnya itu hak politik masing2. Semuanya sama, parpol. Kalau parpol ya tahu sendiri bagaimana defaultnya.  Parpol itu wahana untuk cari kekuasaan. Dan kalau sudah tujuan utamanya cari kekuasaan, ya susah untuk murni lillahi taala. Do not expect too much dengan Parpol.
 
Kalau saya menganggap pilihan orang MD terhadap PAN, PKS, atau parpol lainnya seperti memilih makan antara makan Pete, Jengkol, atau Acar Bawang. Sama2 tahu enaknya, namun (walau ngga kelihatan) sama2 bisa mencium baunya hehehehe.      



2011/10/20 Johan Romadhon <jromadhan@gmail.com>
 

Cak Noval dan cak Widya,

Ayo kasih kesaksian buat saya dong.

Saya aktif jadi anggota PKS. Jabatan tertinggi Cuma jadi pak Camatnya PKS dan di bawahnya lagi jadi Lurahnya.

Tapi saya gak pernah lho mentake-over amal usaha Muhammadiyyah.

Saya juga gak pernah lho ya grusa-grusu mendakwahi orang-orang Muhammadiyyah. Kecuali kalau diminta untuk jadi badal Khatib "tembakan" untuk shalat Jumat dihitung sebagai grusa-grusu model ini. Alhamdulillaah satu-satunya objek dakwah Muhammadiyah saya ya Bapak Ibu saya (yang pindah milih dari PBB jadi PKS) dan adik-adik kandung saya. Itupun mereka gak ikut-ikutan ngaji di PKS.

Gak enak, gak ada yang belain PKS saat disindir sama ustadz Amir di milis.

Ampun ustadz… kalau saya gak bisa mempengaruhi keputusan-keputusan PKS. Lha saya Cuma anggota je. Kalau hari Raya, baru idul Fithri tahun ini saya "balik" maning ke Hisab Wujudul Hilal. Sebelumnya sih pendapat Fiqih saya lebih ke "Persis" yang imkanur rukyah, bukan ikutan PKS lho ya. Wong untuk ini juga dibebaskan kok..

Ampun ustadz kalau saya masih ikut tahlilan. Lha tetangga saya Betawi tulen mayoritasnya. Yang Muhammadiyah itu dianggap sama dengan Wahhabi dan tidak termasuk golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan nada meremehkan. Apa saya harus ngelawan ustadz? Dengan ikut tahlil begini saya masih sekali-sekali diminta jadi imam Rawatib. Paling tidak di rapat RT pendapat saya juga masih didengar.

Kalau ustadz Amir nanya kenapa saya begini, bukan ustadz PKS yang mempengaruhi saya dalam memilih pendapat fiqh. Saya lebih memilih gayanya ustadz Juraid Surabaya, saat saya menghadapi perbedaan pendapat dengan pendapat jamaah, baik Muhammadiyyah maupun PKS. Mungkin juga ustadz Husin MS Palembang yang ikut mempengaruhi pendapat Fiqh saya kalau ada perbedaan pendapat di Fiqh. Karena saya juga pernah ngaji ke beliau. Di samping memang saya kuliah Ushul Fiqh sama Ustadz Salim Segaf Al-jufri (yang ini PKS, ustadz). Kalau saya berbeda sama PKS atau Muhammadiyah, ya itu hasil ngaji dan baca-baca saya atas dalil. Meskipun saya juga Cuma mampu baca buku-buku terjemah. Mungkin juga majalah Al-Muslimuun-nya Persis Bangil (entah masih ada atau tidak sekarang ini) pernah jadi bacaan wajib saya sehingga saya punya pendapat berbeda dengan yang lain.

Kalau sikap politik, saya gak merasa dikekang kok. Saya bisa sampaikan pendapat politik ini ke teman-teman saya yang sekarang jadi petinggi di PKS. Mereka dengarkan syukur, gak mereka terima pendapat saya, masa saya harus maksain diri. Apa kalau ke Parpol lain saya akan lebih baik? Ada jaminankah ustadz.

Wis ah…. Malah dadi serius temenan.

Fastabiqul Khayraat,

Johan Romadhon




--
Zein
.**************************
Newton said : "...Amicus Plato amicus Aristoteles magis amica veritas...! ".
I would say : "....Einstein is my friend, Newton is my friend, but my best friend is Google...." ^_^

__._,_.___
Recent Activity:
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar