Minggu, 05 Agustus 2012

[kmnu2000] WAWANCARA IMAJINER DENGAN GUSDUR (15): MILAD KE 72 (1940-2012)

 

WAWANCARA IMAJINER DENGAN GUSDUR (15): MILAD KE 72 (1940-2012)oleh Muhammad A S Hikam

(Suasana kediaman alamaghfurlah Gus Dur agak
temaram, namun udara beraroma mawar. Beliau sedang tafakkur usai 'Ashar saat saya sowan. Suara musik atau alunan pengajian Al-Qur'an tumben
tidak terdengar, membuat kekhusyukan sangat terasa). Gus Dur agar kaget ketika saya mengucapkan salam:
  
 
"Assalamu'alaikum Gus..."
 
"Eh... Salam Kang, piye waras tah sampean... Kok tumben sore-sore datangnya." Kata Gus Dur sambil berdiri
 
"Alhamdulillah, Gus... Emm.. boleh gak ya mengucapkan selamat ulang tahun pada njenengan hari ini, hehehe...?" Saya sambil salaman dan mencium tangan beliau.
 
"Boleh-boleh saja, kenapa gak boleh, emangnya sampean sudah jadi fundamentalis tah?, hehehe..."
 
"Iya ya Gus, wah ini puasa-puasa suasananya khusyuk Gus, nggak kayak di
Jakarta..." Kata saya sambil mencari posisi duduk di depan GD.
 
"Lagi sibuk Pemilukada kan?" Tanya beliau sambil senyum.
 
"Benar Gus, dan kalau njenengan di sana pasti kurang begitu suka dengan suasana kampanye yang memanipulasi SARA." Kata saya
 
"Lha memang yang satu itu lagi laku di masyarakat Indonesia yang cenderung
kehilangan orientasi sebagai bangsa gara-gara kepemimpinan yang tidak
mampu mengarahkan bangsa menghadapi dinamika yang cepat dan rumit
akibat globalisasi."
 
"Tetapi kenapa isu SARA dipakai Gus? Apakah karena hal itu cepat membangkitkan sentimen dan dukungan terhadap calon-calon?" Tanya saya.
 
"Kan sampean juga tahu, bahwa isu SARA sejak masa kebangkitan nasional,
masa kemerdekaan, dan paska kemerdekaan selalu mudah dieksploitasi.
Khususnya kalau menyangkut agama Islam dan etnis Tionghoa, masih banyak yang bisa dikibuli dengan manipulasi ayat-ayat dan etnisitas. Bahkan
sesama kalangan Islam saja kan masih belum tuntas benar keterpilahan
atau cleavages di dalamnya. Apalagi dengan maraknya gagasan dan gerakan fundamentalisme Islam, baik yang radikal maupun yang
non-radikal. Makin mudah ummat Islam, khususnya generasi muda, untuk
ditarik memertentangkan  ajaran agama dan paham kebangsaan, seolah-olah yang disebut terakhir itu keliru dan bahkan diametral berlawanan dengan yang pertama." GD menjelaskan panjang.
 
"Pada masa GD berkiprah dulu tampaknya sudah mulai terjadi pencairan dan dialog-dialog lintas agama, kan?" Kilah saya.
 
"Kalau dialog lintas-agama saya rasa kok malah lebih mudah, karena memang
dirasakan oleh para pemimpin agama, khususnya non-Muslim, untuk
melakukan pendekatan secara pro aktif. Justru problemnya pada internal
kalangan Muslim sendiri. Pengerasan sikap dan klaim kebenaran, bahkan
penggunaan kekerasan thd sesama ummat Islam pun ada gejala peningkatan. Lihat saja kasus kekerasan terhadap Ahmadiyyah dan Syi'ah, belum lagi
gerakan anti tahlil dan ziarah kubur yang muncul lagi, padahal sudah
reda sekjak tahun tujuhpuluhan..."
 
"Iya Gus, dan bagaimana njenengan melihat peran para Kyai NU dan PBNU sepeninggal njenengan?"
 
"Kalau di kalangan kyai kampung rasanya beliau-2 tetap istiqomah dengan bidang garapan mereka, walaupun tidak hingar bingar dan sangat
lokal. Justru di elite NU dan PBNU yang repot karena paradigma
pluralisme, demokrasi, dan HAM cenderung ditinggalkan. Malah ada tokoh
NU yang ikut-2an marah kepada Ahmadiyyah dan sangat akrab dengan FPI.
Kan aneh itu. Pemikiran mereka tidak lagi mampu menjangkau yang "beyond belief", dan cenderung politis dan pragmatis. NU lalu tidak memimpin dalam
pendidikan demokrasi dan kebangsaan, tetapi sibuk ngurusi proyek."
 
"Wah yang terakhir itu apa tidak terlalu keras Gus?" Saya mencoba mendebat.
 
"Keras gak keras yo opo anane wae, Kang." (Keras tidak keras ya apa adanya saja) Jawab beliau santai.
 
"Lalu gimana Gus prospeknya kalau hubungan internal Islam seperti itu?" Saya bertanya.
 
"Kan sudah jelas, Islam di Indonesia tidak akan digubris lagi di tingkat dunia. Malah sekarang orang memuja-muja Ikhwanul Muslimin Mesir yang berhasil memimpin revolusi dan melakukan akomodasi-2 politis dengan pihak non-Muslim maupun militer. Malaysia yang jelas lebih
konservatif Islamnya juga dipuji karena eksperimentasi ekonomi Islamnya dianggap sukses. Iran apalagi. Walaupun dibenci Barat, tetapi sangat
populer di kalangan ummat Islam dunia karena keberanian melawan kekuatan adidaya dan kemempuan teknologinya. Indonesia makin kehilangan daya
tawar kecuali jumlah ummat Islam yang besar saja..."
 
"Kan masih dianggap pemimpin dunia Islam di OKI , Gus?" Debat saya
 
"Lha OKI-nya sendiri saja gak punya gigi gitu kok Kang. Dari dulu ya
dibawah pengaruh Arab Saudi dan tidak berani melawan kekuatan Barat
khususnya pengaruh AS. Kemana OKI saat ada perang Lybia, Bahrain, dan
Irak sebelumnya. Dan sekarang di Syria juga tidak ada gaungnya.
Indonesia memang masih menjadi negara yang disegani tetapi saya kira
hanya protokoler saja, hehehe..."
 
"Jadi untuk bangkit lagi gimana Islam Indonesia?"
 
"Ya tidak bisa lain kecuali menjadi komplementer dari keindonesiaan, tidak bisa berlagak menjadi yang dominan atau hegemonik. Islam dan
keindonesiaan harus diperkuat dan caranya ya lewat landasan demokrasi,
pengakuan pluralitas, meninggalkan kekerasan. Seperti yang kita
perjuangkan dulu lah...Masih akan relevan kok. Islam di Indonesia itu,
kalau dipisahkan dg kebangsaan dan keindonesiaan maka dua-2nya rugi:
ummat Islam rugi, bangsa Indonesianya juga rugi..." Gus Dur menerangkan seolah menerawang masa masih aktif dulu.
 
"Wah, kok sudah mau berbuka Gus, saya pamit dulu ya?"
 
"Lho gak buka di sini saja, sekalian nantitaraweh dan sahur.."
 
"Tarawehnya duapuluh tiga ya Gus?" Tanya saya menggoda.
 
"Untuk sampean boleh didiskon 60%, jadi sebelas saja, hahahaha....." GD dan saya bareng-2 ngakak. 
 
"Makasih Gus, saya mohon pamit saja. Ditunggu buka di rumah dengan keluarga."
 
"Salam buat mbakyu ya. Kemaren terakhir ke sini sampean bilang mau ujian disertasi, sudah beres kan?"
 
"Alhamdulillah berkat doa njenengan sudah selesai semua Gus, tinggal wisuda saja. Anak saya juga sudah selesai, dan saya akan menghadiri wisuda di AS tanggal 11 Agustus."
 
"Syukur kalau begitu, semoga meneruskan perjuangan kita nanti kalau sudah kembali.."
 
"Inggih Gus, nyuwun pamit,  sekali lagi selamat ulang tahun Gus, Assalamu'alaikum..."
 
"Salaam...."

https://www.facebook.com/notes/muhammad-a-s-hikam/wawancara-imajiner-dengan-gusdur-15-milad-ke-72-1940-2012/10151029974811262

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
______________________________________________________________________
http://www.numesir.org untuk informasi tentang Cabang Istimewa NU Mesir dan KMNU2000, atau info-info seputar Cairo dan Timur Tengah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kami berharap Anda selalu bersama kami, tapi jika karena suatu hal Anda harus meninggalkan forum ini silakan kirim email ke:
kmnu2000-unsubscribe@yahoogroups.com
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar