Minggu, 16 Oktober 2011

[buruh-migran] Bebaskan Tuti, Sembilan Pemerkosa Nanti Dulu

 

Bebaskan Tuti, Sembilan Pemerkosa Nanti Dulu

Jika maaf tak didapat, tanggal 6 November 2011 adalah titik kritis bagi Tuti Tursilawati.

Senin, 17 Oktober 2011, 11:21 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews -- Tuti Tursilawati kini mendekam di penjara Kota Thaif, Arab Saudi. Pengadilan setempat memvonisnya bersalah sebab telah membunuh majikan. Ia dihukum mati. Qhisas. Para algojo sudah menunggu. Ia direncanakan dipancung setelah Lebaran Haji.

Wakil Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Ramses D Aruan mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha agar Tuti bisa menelepon orang tuanya. "Kami berusaha langsung tanpa pemerintah. Menghubungi penjara tempat Tuti ditahan," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Senin 17 Oktober 2011.

Sementara, lobi ke keluarga korban terus dilakukan agar eksekusi pancung dibatalkan. "Anak majikan paling tua yang ngotot eksekusi. Tapi sebenarnya, jika ada satu saja yang memberi maaf, eksekusi tak jadi dilakukan," tambah dia.

Melalui beberapa jaringan, dia menambahkan, pihaknya juga mendesak beberapa negara yang tidak menyetujui hukuman mati. "Untuk mengeluarkan pernyataan menentang hukuman mati atas Tuti, juga TKI dan terpidana mati lainnya di Arab," tambah Ramses.

Jika lobi pemerintah maupun masyarakat sipil gagal meyakinkan keluarga korban memberi maaf, Ramses menyebut tanggal 6 November 2011 -- tepat Idul Adha -- sebagai titik kritis bagi Tuti. Sebab, keluarga korban meminta perempuan asal Desa Cikeusik, Majalengka itu dieksekusi segera setelah musim haji tahun ini berakhir.

Seperti diketahui, bukan tanpa alasan Tuti menyerang dan menghilangkan nyawa majikannya. Hari itu, 11 Mei 2011, Tuti memukul majikannya itu dengan kayu, menghindari pemerkosaan. Ia mengikat kaki dan tangan pria tersebut, juga menutup matanya. Tiga jam kemudian lelaki itu tewas. "Usia majikan diperkirakan 70-an. Dari cerita Tuti pasca kejadian ketahuan ulah majikan yang kerap memperkosa. Sebelumnya ia tak punya siapapun untuk curhat."

Bagai lepas dari mulut macan masuk ke mulut buaya. Pria Arab bersedan putih yang Tuti harap jadi penolongnya -- saat melarikan diri -- malah menjebaknya. Pria itu membawa ibu satu anak itu ke rumah kosong dan memperkosanya, bersama 8 temannya yang lain.

Bagaimana proses hukum terhadap para pemerkosa Tuti? "Sampai sekarang belum jelas. Tapi kami nggak ke sana (kasus itu) dulu. Intinya, yang pertama dan terpenting adalah Tuti bisa dibebaskan." kata Ramses.

• VIVAnews

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar