Sabtu, 08 Oktober 2011

[inti-net] Stigma Korban G30S, Kurikulum Sejarah Diminta Diperbaiki

 

Stigma Korban G30S, Kurikulum Sejarah Diminta Diperbaiki
Penulis : Dina Damayanti

(foto:dok/ist)
JAKARTA - Semakin banyaknya literatur dan hasil penelitian yang mengungkapkan fakta dan sejarah di balik tragedi G30S, memunculkan keinginan agar kurikulum sejarah diperbaiki.

"Pada seminar nasional Asosiasi Guru Sejarah Indonesia tahun 2010 yang dihadiri Wamendiknas (Wakil Menteri Pendidikan Nasional) Fasli Jalal, kami sudah meminta agar kurikulum sejarah ditinjau kembali dengan makin banyaknya fakta (tentang tragedi G30S)," ungkap Ketua Asosiasi Guru Sejarah se-Indonesia Ratna Hapsari saat acara diskusi buku Memecah Pembisuan, di Goethe Institut, Jakarta, Jumat (7/10) malam.

Buku ini mengisahkan tentang pengalaman pahit 14 korban dan satu pelaku tragedi G30S yang tersebar di seluruh Indonesia. Permintaan untuk meninjau ulang kurikulum sejarah diapresiasi oleh Wamendiknas.

"Kami diminta ikut berbicara pada saat merancang kurikulum, karena saya dengar rencananya kurikulum akan diubah pada 2014," ujar Ratna, sambil mengatakan bahwa kurikulum yang berlaku selama ini merupakan peninggalan mantan Mendiknas Nugroho Notosusanto yang lebih banyak menitikberatkan pada versi militer dan pemerintah saja, sementara PKI digambarkan sebagai pihak yang melancarkan kudeta berdarah.

Parahnya lagi, pemerintah Orde Baru berhasil menanamkan ingatan kolektif yang begitu kuat seputar tragedi G30S melalui pembuatan buku, film dan monumen sesuai versi mereka, sehingga ketakutan masyarakat luas terhadap PKI masih melekat hingga sekarang.

Ratna pun mengimbau agar para sejarawan membantu upaya perbaikan kurikulum sejarah ini dengan memberi fakta sebenarnya seputar tragedi berdarah yang terjadi 46 tahun lalu itu.

"Karena guru itu seperti koki, hanya menyajikan, tapi isi kurikulum adalah (tugas) sejarawan dan pakar-pakar pendidikan," tutur Ratna yang mengaku sering mendapat pertanyaan dari murid-muridnya seputar tragedi G30S ini.

Ia berharap semakin banyak buku semacam Memecah Pembisuan ini diterbitkan supaya generasi muda bisa mengetahui kejadian yang sesungguhnya. Cara ini akan mengajarkan bahwa masa lalu memang ada yang gelap sehingga jangan sampai terulang kembali.

Rekonsiliasi Nasional

Keinginan agar makin banyak fakta dan buku seputar tragedi G30S ini diterbitkan, juga didukung Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Aziz.

Menurutnya, cara ini akan memberikan pencerahan bagi by stander atau orang yang selama ini bertanya-tanya atau tidak punya kaitan dengan masa lalu, tapi tidak berani mengajukan pertanyaan, termasuk generasi muda.

Menurut Imam, orang-orang semacam ini sangat potensial dalam upaya mengungkapkan fakta sejarah dan menggerakkan rekonsiliasi nasional. Ia menegaskan, gerakan rekonsiliasi memaknai masa lalu harus dilakukan bersama-sama agar lebih efektif. "Tanpa keterlibatan masyarakat luas tidak akan bisa simultan," katanya.

Pemerintah era reformasi sudah memperlihatkan keinginan meluruskan tragedi ini. Wakil Ketua II Komnas HAM Joseph Adi Prasetyo mengungkapkan, April lalu Komnas HAM sudah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat itu SBY mengatakan dirinya tidak mau terbebani oleh masa lalu dan meminta Komnas HAM membantu mencari jalan apa yang bisa dilakukannya.

Oleh karena itu, Menko Polhukam dan Komnas HAM membentuk sebuah tim. "Bulan depan mau ketemu, mudah-mudahan bisa mengajukan konsep ke Presiden," kata Joseph yang akrab disapa Stanley itu.

Ia banyak menemukan fakta kekejaman dan kekerasan pada tragedi 1965, tetapi negara justru membiarkan. Ia mengungkapkan, saat itu ada jutaan orang ditangkap, ditahan bahkan disiksa di gedung-gedung milik underbouw PKI, termasuk di sekolah dan gedung milik warga keturunan China.

Bahkan, penyiksaan itu dilakukan dengan berpindah-pindah tempat sehingga menyulitkan penyidik untuk melakukan pembuktian. Ini karena menurut UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, dalam sebuah kejahatan HAM harus dijelaskan locus (tempat) dan tempus (waktu)-nya secara rinci.

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/stigma-korban-g30s-kurikulum-sejarah-diminta-diperbaiki/

08.10.2011 10:00
Kunjungi / Visit :

Beli domain dan hosting murah! Dijamin.
http://client.jr-webhost.net/aff.php?aff=053

Hasilkan uang dengan mengklik iklan :
Affiliates Clixsense
http://www.clixsense.com/?2582911

BLOG & Feed Tionghoanet
http://tionghoanet.blogspot.com
http://feeds.feedburner.com/Tionghoanet

BLOG Indonesia Updates
http://indonesiaupdates.blogspot.com

BLOG & Feed LowonganNet
http://lowonganNet.blogspot.com
http://feeds.feedburner.com/Lowongannet

BLOG & Feed Export Import Marketplaces
http://export-import-indonesia.blogspot.com
http://feeds.feedburner.com/Export-import-indonesia

BLOG ADSENSE TRAVEL REVIEWS
http://adsensetravel.blogspot.com/
http://adsensetravelreviews.blogspot.com/

__._,_.___
Recent Activity:
Untuk bergabung di milis INTI-net, kirim email ke : inti-net-subscribe@yahoogroups.com

Kunjungi situs INTI-net   
http://groups.yahoo.com/group/inti-net

Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
Subscribe our Feeds :
http://feeds.feedburner.com/Tionghoanet

*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar