Ref: Dikatakan bahwa RI yang kemudian menjelma menjadi NKRI diproklamasikan untuk keluar dari penjajahan yang bengis dan tidak adil, jadi dengan kata lian RI didirikan untuk kemudahan hidup yang memada bagi warganegaranya, tetapi ternyata apa yang didengungkan tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari, salah satu contoh ialah pada umumnya pasien miskin tak berduit diusir. Hal ini belum dihitung hasil kekayaan alam perut bumi dekeruk habis-habisan, hutan
digundulkan, tenaga pekerja dikirim menjadi mirip situasi zaman buruh kontrak zaman kolonial dulu, romusha zaman pendudukan Jepang. Petinggi negara teridiri dari berbagai macam tukang copet dan bandit yang padai menyepuh lidah dengan wahyu agama Allah dan ritualnya.
Pikir punya pikir mungkin Anda mempunyai pertanyaan atau jawaban mengenai faedahnya NKRI? Bagaikanlah jalan pikiran Anda supaya yang tidak tahu menjadi tahu, yang kurang pintar menjadi lebih pintar untuk tidak mudah ditipu oleh penguasa negara dan kaum elit NKRI.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/10/15/99255/Tak-Punya-Jamkesmas-Pasien-Miskin-Diusir
15 Oktober 2011 | 23:50 wib
Tak Punya Jamkesmas, Pasien Miskin Diusir
Polewali Mandar, CyberNews. Nurcahya, bocah 3 tahun penderita hidrosepalus atau pembengkakan kepala, terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar karena orangtuanya miskin dan tak sanggup menanggung biaya.
Bocah malang ini sedianya dirujuk ke rumah sakit di Makassar untuk dioperasi, namun niat itu kandas karena orangtuanya tak punya kartu jaminan kesehatan masyarakat. Padahal, dia telah dirawat selama 20 hari dirumah sakit umum daerah tersebut.
Saat meninggalkan rumah sakit, Rohani, ibu Nurcahya tak kuasa menahan tangis melihat kondisi anaknya yang sangat lemah karena kepalanya terus membesar. Begitu juga ayahnya,Kaco, yang mencoba tegar saat menggendong buah hatinya menuju kendaraan yang akan mengantar mereka pulang.
Kedua orangtua Nurcahya mengaku, kartu Jamkesmas yang ditunggu-tunggu untuk digunakan melanjutkan operasi di rumah sakit Makassar tak kunjung dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Sehingga mereka hanya bisa pasrah dan memilih meninggalkan rumah sakit.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar Nurwan Katta mengaku sudah melakukan perawatan maksimal terhadap pasien tersebut. Namun, lantaran sang pasien tidak memiliki jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas, pasien batal dirujuk ke rumah sakit di Makassar untuk menjalani operasi.
Orangtua Nurcahya berharap agar pemerintah bersedia membantu biaya pengobatan anaknya dengan memberikan Jamkesmas tanpa harus terjebak prosedur berbelit-belit.
( OKZ / CN27 )
[Non-text portions of this message have been removed]
Kunjungi situs INTI-net
http://groups.yahoo.com/group/inti-net
Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
Subscribe our Feeds :
http://feeds.feedburner.com/Tionghoanet
*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar