Senin, 17 Oktober 2011

KabarIndonesia: Menanti Seruan Tokoh Lintas Agama

 

Menanti Seruan Tokoh Lintas Agama
Oleh : Berthy B Rahawarin | 18-Okt-2011, 09:51:20 WIB 

KabarIndonesia - Menanti pernyataan Tokoh Lintas Agama beberapa saat lagi, tepatnya pukul 11.00, Selasa, 18 Oktober 2011 di kantor KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia), kita boleh berandai-andai apa yang akan menjadi pernyataan Pemimpin Spiritual yang tidak punya kepentingan apa pun dengan para politisi. 

Latar-belakang kekecewaan pada Pemimpin Bangsa ini, ya Presiden SBY, dapat saja menjadi alasan, langsung dan tak langsung, dari pernyataan sikap nanti. Kritik masyarakat terhadap kinerja kerja Presiden dan kabinetnya, yang berakhir dengan reshuffle kabinet dapat saja menjadi satu butir di antara pernyataan tokoh lintas Agama nantinya. 
  
Tokoh Agama memang dalam beberapa bulan terakhir menyatakan keprihatinan mendalam atas penderitaan masyarakat di satu pihak, dan aksi korupsi para Wakil Rakyat dan diduga melibatkan anggota Kabinet SBY di pihak lain, kian memprihatinkan. Malah, Reshuffle yang diduga sebagai alih perhatian masyarakat terhadap kasus-kasus seperti Korupsi M Nazarudin dan melibatkan Partai Berkuasa, mendadak diam di tengah "show" reshuffle-nya Presiden. 

Tokoh Lintas Agama pula yang tiga tahun lalu memperingatkan Presiden SBY dan semua yang perduli dengan negeri ini untuk tidak melakukan Upaya Pelemahan KPK. Yang dialami sekarang, KPK malah tidak hanya hendak dilemahkan, tapi malah ingin dihancurkan secara terang dan terbuka dengan wacana pembubaran KPK. Keganjilan Kasus Antasari Azhar yang sedang melakukan PK dengan banyak "Novum" (bukti baru) perihal ketidak-terlibatannya dalam rekayasa Pembunuhan Nazarudin Zulkarnaen, hanyalah bagian kecil namun menjadi titik penghancuran KPK.  

Hubungan Tokoh Lintas Agama dengan Presiden SBY tampak tidak harmonis, ketika Undangan Presiden ditolak (Jumat 16 September 2011), pasca bom gedung Gereja di Solo.  Perwakilan Tokoh Lintas Agama ketika itu menyatakan, tidak hendak bertemu Presiden SBY karena mereka tidak memiliki kepentingan. Tetapi, rakyat Indonesia yang adalah juga jema'ah dari para Pemimpin Agama ini menghendaki adanya perubahan nasib masyarakat ke arah perbaikan.    

Kita hanya boleh berandai-andai, bahwa situasi keprihatinan Tokoh Lintas Agama sudah begitu mendalam, dan bahwa kenyataannya Pemerintah tidak perduli dengan penderitaan masyarakat. Dan bahwa Seruan para Tokoh Lintas Agama tampak tidak mendapat tanggapan berarti dari Pemerintah. 

Kekecewaan para Tokoh yang tidak punya kepentingan politis itu, dapat juga dipicu oleh reshuffle KIB II, di mana beberapa menteri yang dapat dianggap bermasalah toh malah masih dibiarkan dalam Kabinet. Hak prerogatif Presiden memang di satu pihak diandaikan, namun inkonsistensi Presiden pada prerogatif menjadi kental dengan tarik-ulur kepentingan partisan yang dianggap menjadi faktor penghancur utama Kebijakan Pemerintah dan merusak rasa keadilan masyarakat.

Kalaupun seruan Tokoh Lintas Agama kelak menyampaikan poin utama lainnya, dinamika relasi Presiden dan Tokoh Lintas Agama yang sedang memburuk, tidak bisa disembunyikan. Presiden begitu terikat dengan hegemoni partisan Partai-partai Koalisi, sementara kepentingan rakyat sedang dan terus digadaikan.

Siapa tahu, memang inilah yang menjadi sebagian, atau isi utama Pernyataan Tokoh Lintas Agama nanti. Sulit memahami, kalau Presiden SBY tidak mendengarkan para tokoh moral itu. Bahkan di negara Atheis, Pemimpinnya msaih mendengar suara Alim-Ulama, dan melaksanakannya. Presiden SBY mungkin telah menganggap angin lalu seruan Ulama. Dan, Presiden punya jejak ketidak-patuhan atau 'disobedience' pada Ulama.

Foto Antara: Tokoh Lintas Agama di Depan Istana (16 Sept 2011)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar