DARIUS http://id.wikipedia.org/wiki/Darius_I_dari_Persia Darius I dari PersiaDarius I, juga dikenal sebagai Darius yang Agung (bahasa Farsi: داریوش بزرگ, Daryūsh-e-Bozorg), adalah "raja segala raja" (kaisar) ketiga Kekaisaran Akhemeniyah. Pada masa kekuasaannya, negerinya mencapai puncak kejayaannya, meliputi wilayah hingga Mesir, India Utara, dan sebagian Yunani. Kekaisarannya mulai mengalami kemunduran setelah kematiannya dan pengangkatan putranya, Xerxes I, sebagai raja.[1] Ia memperoleh kekuasaan dengan membunuh Bardiya. Darius lalu dimahkotai pagi sesudahnya. Sebagai kaisar yang baru, ia harus menghadapi pemberontakan-pemberontakan di seluruh negeri, tetapi Darius berhasil memadamkannya. Ia lalu mengirim ekspedisi untuk menghukum Athena dan Eretria karena membantu pemberontakan Ionia. Darius memperluas kekaisarannya dengan menaklukan Trakia dan Makedon. Ia juga menyerang Saka, suku Darius mengorganisir kekaisarannya dengan membaginya menjadi provinsi-provinsi dan menempatkan satrap sebagai penguasa. Ia memperkenalkan sistem keuangan seragam, dan menjadikan bahasa Aram sebagai bahasa resmi kekaisaran. Darius juga melancarkan proyek-proyek pembangunan di Susa, Pasargadae, Persepolis, Babilonia, dan Mesir. Ia membuat kodifikasi undang-undang untuk Mesir. Darius juga memerintahkan pengukiran inskripsi Behistun, yaitu otobiografi mengenai dirinya. Sumber-sumber utamaRelief monumen di Gunung Behistun menggambarkan kehidupan Darius dari masa pengangkatannya hingga kematiannya. Relief tersebut ditulis dalam bahasa Elamite, Kuno, dan Babilonia. Inskripsi ini pertama-tama memperkenalkan nenek moyang dan garis keturunan Darius. Untuk memperjelas nenek moyangnya, terukir peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah kematian Koresh yang Agung. Darius menyebutkan beberapa kali bahwa ia adalah kaisar yang sah dengan rahmat dari Ahura Mazda. Selain relief tersebut, beberapa teks dan monumen dari Persepolis telah ditemukan, yang meliputi sebagian inskripsi Iran Kuno dari Gherla, Rumania (Harmatta), dan surat dari Darius untuk Gadates, ditulis dalam teks Yunani dari periode Romawi.[2] Herodotus, sejarawan Yunani dan penulis Historia, mencatat kehidupan kaisar-kaisar KehidupanKelahiran dan masa mudaDarius lahir sebagai anak sulung dari pasangan Hystaspes dan Rhodugune pada tahun 550 SM. Hystaspes adalah tokoh pemimpin Persis. Inskripsi Behistun menyatakan bahwa ayah Darius adalah satrap Bactria pada tahun 522 SM. Menurut Herodotus, Hystaspes menjabat sebagai satrap Persis, meskipun banyak sejarawan menyatakan ini merupakan kesalahan. Selain itu, menurut Herodotus (III.139), Darius, sebelum memperoleh kekuasaan, menjadi penombak (doryphoros) dalam peperangan melawan Mesir (528–525 SM).[3] Mulai berkuasaTerdapat dua kisah yang berbeda mengenai awal kekuasaan Darius. Inskripsi Behistun dan Herodotus memberikan kisah yang mirip, namun sejarawan menyatakan berkuasanya Darius mungkin tidak resmi. Terdapat kemungkinan bahwa 'Gaumata' memang Bardiya, dan dibawah perlindungan revolusi, Darius membunuh penerus takhta dan merebut kekuasaan. Fakta bahwa ayah dan kakek Darius masih hidup menunjukkan bahwa ia bukan penerus takhta.[4] Versi DariusMenurut inskripsi Behistun, Cambyses II membunuh Bardiya, saudaranya sendiri, tetapi pembunuhan ini tidak diketahui orang-orang Pada 1 Juli, orang-orang Sejarawan YunaniMenurut catatan sejarawan Yunani, Cambyses II telah menyerahkan kerajaan kepada Patizeithes ketika ia pergi ke Mesir. Cambyses II lalu mengirim Prexaspes untuk membunuh Bardiya. Setelah pembunuhan, Patizeithes menempatkan saudaranya Gaumata (seorang Magi yang mirip dengan Bardiya) dan menyatakannya sebagai kaisar. Otanes mengetahui bahwa Gaumata adalah penipu. Bersama dengan enam keluarga bangsawan Kampanye militerPemberontakan BabiloniaSetelah Bardiya dibunuh, pemberontakan merebak di seluruh kekaisaran, terutama di wilayah timur. Darius memperkuat posisinya sebagai kaisar melalui kekuatan militer. Ia mengirim tentaranya ke seluruh kekaisaran, dan memadamkan pemberontakan satu per satu. Salah satu pemberontakan yang paling penting adalah pemberontakan Babilonia yang dipimpin oleh Nebukadnezzar III. Pemberontakan ini meletus ketika Otanes harus mengambil banyak tentara dari Babilonia untuk membantu Darius memadamkan pemberontakan lain. Darius merasa Babilonia mengambil kesempatan dan menipunya, sehingga ia mengirim tentara dalam jumlah besar ke Babilonia. Di Babilonia, gerbang telah ditutup, dan berbagai upaya pertahanan dilakukan untuk mengusirnya.[6] Darius mendapati ejekan dari pemberontak, seperti "Oh ya, engkau akan merebut Selama pemberontakan ini, orang-orang Scythia mencuri kesempatan dan menyerang Invasi Persia ke YunaniEkspedisi Eropa Darius adalah salah satu peristiwa utama dalam masa kekuasaannya. Darius menaklukan Scythia, Trakia, dan banyak Terdapat orang-orang Yunani yang pro-Persia, seperti Yunani Medizing, yang banyak berada di Athena. Akibatnya, hubungan Yunani-Persia membaik. Darius membuka pintu istana dan perbendaharaan bagi orang Yunani yang mau melayaninya. Orang-orang Yunani tersebut bekerja sebagai tentara, artisan, negarawan, dan pelaut untuk Darius. Akan tetapi, ketakutan Yunani akan Ketika Aristagoras mengorganisir Ionia untuk memberontak, Darius lalu mengirim tentara kedua yang berjumlah 20.000 dibawah pimpinan Datis untuk menghukum Athena. Mereka berhasil merebut KematianSetelah mendapatkan informasi mengenai kekalahan di Xerxes, putra sulung Darius, menggantikannya dengan nama Xerxes I. Akan tetapi, sebelum Xerxes naik takhta, ia memperebutkan takhta dengan kakak tirinya Artobazan.[11] PemerintahanOrganisasiDarius ingin mengorganisir kekaisarannya. Pertama-tama, ia mendirikan dua puluh provinsi, yang masing-masing diperintah oleh seorang satrap (archon), dan upeti harus dibayarkan oleh setiap provinsi. Upeti dibayar dalam talenta emas atau perak.[12] Mayoritas satrap berkebangsaan Persia dan merupakan anggota wangsa kerajaan atau enam keluarga bangsawan besar. Untuk memastikan bahwa satrap tidak mendapat terlalu banyak kekuasaan, setiap satrap memiliki sekretaris yang mengawasi urusan negara dan berkomunikasi dengan Darius; bendahara yang menjaga keuntungan provinsial; dan komandan garnisun yang bertanggung jawab atas tentara-tentara. Selain itu, inspektor kerajaan yang merupakan "mata dan telinga" Darius juga memeriksa setiap satrap.[13] Terdapat markas pemerintahan kekaisaran di Persepolis, Susa, dan Babilonia, sementara Bactria, Ecbatana, Sardis, Dascyclium, dan Memphis menjadi cabang pemerintahan kekaisaran. Darius memilih bahasa Aram sebagai bahasa utama. Selanjutnya, bahasa tersebut menyebar ke seluruh kekaisaran. Akan tetapi, Darius mengumpulkan sekelompok ahli untuk menciptakan sistem bahasa yang terpisah untuk Persis dan EkonomiSebelum tahun 500 SM, Darius telah memperkenalkan beberapa sistem keuangan baru yang berbasis pada koin perak dengan bobot sekitar 8g dan koin emas dengan bobot sekitar 5.40 g. Koin emas disebut dārayaka (daric), dan kemungkinan dinamai dari Darius. Koin tersebut digunakan untuk perdagangan. Tujuan pembuatan koin tersebut adalah untuk menyediakan koin dan sistem keuangan seragam kekaisaran, sehingga sistem keuangan asing tidak diperlukan. Dalam usaha untuk mendorong perdagangan, Darius membangun kanal, saluran air bawah tanah, dan angkatan laut yang kuat. Ia meningkatkan dan memperluas jaringan jalan di seluruh kekaisaran.[14][13] Agama{{cquote=Atas rahmat Ahuramazda akulah raja; Ahuramazda telah memberiku kerajaan.|source=Darius, pada inskripsi Behistun|width=23%}} Darius adalah penganut Zoroastrianisme dan meyakini bahwa Ahura Mazda telah menunjuknya untuk menguasai Di wilayah yang ditaklukan oleh PembangunanSelama ekspedisi Di sebelah utara Sementara itu, di Mesir, Darius membangun banyak kuil, dan merestorasi kuil yang sebelumnya hancur. Meskipun menganut Zoroastrianisme, Darius membangun kuil yang dipersembahkan untuk dewa-dewa Mesir. Beberapa kuil yang dipersembahkan untuk Ptah dan Nekhbet telah ditemukan. Selain kuil, Darius juga membangun jalan di Mesir. Monumen yang dibangunnya sering ditulisi dengan bahasa Persia Kuno, Elamite, Babilonia, dan hieroglif Mesir. Untuk membangun monumen-monumen tersebut, ia menyewa banyak pekerja dan artisan dari beragam kebangsaan. Beberapa dari pekerja tersebut merupakan orang yang diusir. Orang-orang itu meningkatkan ekonomi dan hubungan dengan negara-negara tetangga tempat asal orang-orang terbuang itu.[13] Pada masa kematian Darius, proyek pembangunan masih berlangsung. Xerxes menyelesaikan proyek-proyek tersebut, dan memperbanyak proyek ayahnya dengan mendirikan bangunan baru.[20] |
Selasa, 15 November 2011
[forumpembaca-kompas] DARIUS
__._,_.___
MARKETPLACE
.
__,_._,___
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar