Jumat, 18 November 2011

[inti-net] Kasus Dokter Boyke : Indonesia memang makin lucu

 

Firdausjuven
Kasus Dokter Boyke : Indonesia memang makin lucuOPINI | 19 November 2011 | 12:550 0  Nihil
________________________________

Memperhatikan berita terkait dicabutnya izin praktek Dr Boyke akhir2 ini plus ditambah berita yg sengaja saya insert di bawah ini - makin miris rasanya hati ini. Sebagai orang awam yang kebetulan juga punya banyak sahabat yang kebetulan berprofesi di bidang medis yakni Dokter, kita jadi berasa sedih juga.
Disatu pihak kita selalu gembar gemborkan bahwa kalau mau berobat, di negeri kita sendiri sebagian besar dokter kita sudah punya kelas dan kemampuan yang setara dengan dokter asing di negeri tetangga. Plus peralatan medis di kebanyakan rumah sakit kita juga sudah lumayan canggih.
Namun kalau keluhan Dr Boyke saja sudah seperti ini, sepertinya juga mewakili kebanyakan dokter spesialis dan dokter umum lainnya di Indonesia, maka bisa bisa mayoritas dokter praktek di Indonesia tidak mengantongi surat izin praktek (STR).
Kita jadi berprasangka negatif, sudahkah dokter yang melayani kita memiliki STR ? Apa jadinya kalau saat kita berobat atau konsul dengan dokter kita, ternyata izin prakteknya sudah expired atau sedang dalam proses pengurusan dan tidak kunjung keluar ?
Juga kalau kita lihat wawancara beliau di media tv, bahwa pasien tersebut nampaknya begitu 'ngefans' dengan Dokter Boyke dan langkah dokter Boyke merujuk ke Rumah Sakit tertentu agar dokter di RS tsb yang melakukan operasi - dan atas permintaan pasien tersebut agar dokter Boyke ikut hadir di ruang operasi - HARUSNYA tidak bisa dikategorikan MALPRAKTEK. Karena siapapun yang hadir di ruang operasi atas permintaan seorang pasien, mau dia seorang dokter, seorang pendeta atau seorang penasehat hukum, tidak dapat disalahkan atau dimintai pertanggung-jawaban untuk kegagalan operasi yang dilakukan oleh tim dokter yang mengoperasi pasien tersebut.
Langkah KKI (Konsul Kedokteran Indonesia) mencabut izin praktek Dr Boyke sepertinya terlalu mengada-ada dan terkesan lucu. Izinnya saja sedang dalam masa proses perpanjangan, kok malah dicabut ? Nggak heran, banyak teman yang kebetulan menempuh pendidikan spesialis di luar negeri, malas kembali ke Indonesia. Selain izin praktek yang nampak bertele-tele, honornya juga gak sebanding dengan honor di luar negeri yang notabene lebih mudah perizinannya.
Sejak jaman reformasi, sudah banyak peraturan2 yang konyol di negeri tercinta ini ditinjau dan dicabut. Mungkin sudah saatnya menyentuh bidang kedokteran ini. Jangan sampai putera bangsa terbaik kita lebih banyak beredar dan berpraktek di rumah sakit di luar negeri.
Akhirnya, peluang baru bagi dokter dan tenaga medis asing untuk mengisi kekosongan tenaga ahli medis di dalam negeri kita. Lucu juga kalau akhirnya kalau nanti penduduk kita banyak yang tidak bisa berobat ke dokter - bukan karena dia tidak punya uang buat berobat tapi karena dia tidak mengerti bahasanya karena suatu saat nanti dokter kita import dari luar negeri.
Seperti kata teman saya yang sekarang lebih suka tinggal di luar negeri dan jadi lawyer disana, " Indonesia tanah airku….. kini memang makin lucu dan cute. "
—————–
Ternyata Ada Kasa Tertinggal di Dalam Tubuh Dr Boyke
…..TRIBUNNEWS.COM -  Dr Boyke memang sudah membantah kalau pembekuan izin oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) karena dirinya melakukan malpraktik. Namun ternyata ada ada kabar kalau ada kasa yang tertinggal di dalam tubuh pasien dr Boyke.
Menanggapi hal ini Boyke mengaku dirinya  tidak tahu menahu."Katanya ada kasa. Tapi saya tidak tahu kasa itu dari mana. Apakah dari operasi yang dulu-dulu. Ataukah dari operasi yang baru kita kan nggak tahu," jelasnya.
Boyke mengatakan, perhitungan kasa sewaktu pasien melakukan operasi di RS. Gandaria sudah tepat. Sehingga tidak mungkin jika ada kasa yang tertinggal. Sebelum menjalani operasi di RS. Gandaria, pasien, kata Boyke sebelumnya juga pernah menjalani operasi di RS. Cikini. "Masa kita mau ninggalin kasa sih," keluhnya.
Terkait ancaman sanksi disiplin berupa pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) oleh KKI, Boyke mengaku bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembelaan.
"Saya biasa-biasa saja karena keputusan ini belum final dan masih harus ke IDI dan Kemenkes. Saya juga pasti menghadap ke IDI dan melakukan pembelaan. Saya bukannya tidak punya ijin praktik, saya sudah ngurus tapi belum keluar karena prosesnya lama," katanya.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini juga mengeluhkan soal berbelitnya pengurusan SIP. Ia mengaku sudah mengurus surat ijin praktek sejak tahun 2007, tapi sampai sekarang belum bisa memerolehnya.
"Jangankan ijin praktek, Sekarang STR saja banyak dokter yang nggak punya, karena persyaratannya yang ribet. Ditambah lagi kesibukan saya juga banyak," tandasnya.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
Untuk bergabung di milis INTI-net, kirim email ke : inti-net-subscribe@yahoogroups.com

Kunjungi situs INTI-net   
http://groups.yahoo.com/group/inti-net

Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
Subscribe our Feeds :
http://feeds.feedburner.com/Tionghoanet

*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar