Minggu, 06 November 2011

[M_S] Fw: [Insistnet] Sekilas pelajaran dari berkurban

 

dari Mbak Rahima Rahim 


 
Sekilas pelajaran dari berkurban


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Salah satu pelajaran dari ibadah qurban adalah: "Mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala(qaribun=dekat), dengan siap dan rela mengorbankan apa yang paling kita cintai didunia ini. Nabi Ibrahim, setelah sekian tahun menikah, setelah tua, baru bisa mendapatkan anak Ishaq, Ismail. Saat anak masih bayi, harus mengikuti perintah Allah, menempatkan anak dan istrinya disuatu lokasi yang tak terbayangkan oleh kita, tak ada apa-apa.

Seorang istri yang shalihah, akan patuh pada sang suami, apapun itu, karena semua perintah Allah Ta'ala, sampai pisah sekalipun, ditinggalkan ditempat yang sangat jauh dari air, makan, tumbuhan, dllnya. 

Pelajaran yang bisa diambil adalah, seorang istri haruslah bisa bersabar, harus bisa mandiri dikala suami jauh, bisa mencari makan buat sang bayi, berlari kesana kemari, antara safa dan marwa sampai 7 kali bulak balik, hanya untuk mencari air buat sang anak. Ibu harus mampu mencarikan dan memberikan makan bagi anaknya, bila sang suami tak ada, meski harus susah payah sekalipun. Ingatlah Ibunda Siti hajar, ditinggalkan di Padang tandus tanpa air dan makanan. 

Gimana dengan istri zaman sekarang? Sebahagian besar hanya mengharapkan dari penghasilan suami, dan tak sedikir bersikap :Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang", ada uang abang dilayani dengan baik, tak ada uang banag dicuekin, kalau perlu dimarahin, itu karena sikap kemandirian seorang istri masih minim, masih belum percaya kekuasaan Allah ta'ala, kalau hanya Allahlah yang memberi kita makan dan rezeki.

Pelajaran kedua. Sang Ibu harus mendidik anaknya sabar, meski sang ayah tidak ada. Lihatlah betapa kuat didikan sang Ibu terhadap pengajaran sabar dan agama pada anaknya. Tatkala sudah menganjak remaja, harus patuh pada sang ayah, karena itu perintah Allah ta'ala, siap untuk disembelih. Luar biasa. Adakah zaman sekarang seorang Ibu menjadi pendidik tunggal buat kesabaran dan tingkat keimanan dan agama anak yang begitu kuatnya sebagaimana Siti Hajar mendidik anaknya nabi Ismail as? 

Pelajaran ketiga : Sang ayah yang siap berkorban apa saja, sampai korban pada anak yang sangat dicintainya, yang sudah diharapkannya begitu lamanya, ketika remaja, kecintaan pada sang anak begitu tingginya, harus siap disembelih, dikurbankan, siap kehilangan anak demi kepatuhan pada sang khaliq, yang maha pencipta, maha pengatur, maha bijaksana, maha adil, maha mengetahui, dan maha segalanya. Demi kecintaannya pada Allah Ta'ala, patuh pada perintahNya, semua dikorbankan, termasuk anak kesayangannya.

Adakah zaman sekarang seorang ayah yang rela berkorban demi agama, demi Allah Ta'ala, meski pada orang yang dicintainya sekalipun, meski pada anaknya sekalipun?

Yang banyak malah para koruptor, para pendzalim manusia lainnya, hanya demi memenuhi kebutuhan anak dan istrinya. Pantaslah Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya anak dan istri kamu adalah musuh bagi kamu, maka berhati-hatilah terhadap mereka" MasyaAllah, sudah sedemikian jauh kita dari firman-firman Allah Ta'ala. Semua demi kehidupan duniawi semata. Apakah karena kita sudah tak peduli lagi akan kehidupan yang jauh lebih kekal, ataukah kita merasa kita akan hidup seribu tahun lagi, dan tak akan ada musibah, tak ada azab, tak ada kematian? Naudzubillahimindzalik.

Untuk apakah kita berkurban kambing, sapi, sebanyak puluhan ekor, tapi makna dari berkurban tak kita fahami dan amalkan?
Dan masih sangat banyak lagi hikmah dan pelajaran dari ritual berkurban itu, bagi mereka yang mau ambil pelajaran tentunya. Semoga kita tidak termasuk kategori golongan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta'ala. "Bagi mereka hati, tapi hati mereka digembok mati".

Wassalamu'alaium. Rahima, 7 nop 2011

__._,_.___
Recent Activity:
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar