Irul,
tinggal di Jakarta memang memaksamu sangat politic minded termasuk untuk urusan sains
begini loh,
jumlah ilmuwan kita belum seberapa
belum mencapai nilai ambang
amat sangat terbatas nian sekali
seperti yang saya singgung di buku AAS
doktor fisika teori saja hanya kisaran 15 orang (dari 237 juta manusia Indonesia, mirip ketiadaan ahli hisab muslim pada jaman nabi saw, wong saya masih tetep sendirian di Indonesia Timur)
itu pun bidangnya berlainan
ITB - ke superstring, supergravity
UI - medium energy physics: nuklir
LIPI - Beauty physics
saya - neutrino /elementary particle physics
kalau jurnal dangdut, saya yakin kita bisa
nara sumber melimpah
pembaca membludak
anggaran berlebih
salam
Agus Purwanto
LaFTiFA ITS
http://purwanto-laftifa.blogspot.com
http://ayatayatsemesta.wordpress.com
LaFTiFA ITS
http://purwanto-laftifa.blogspot.com
http://ayatayatsemesta.wordpress.com
From: M. Khoirul Muttaqin <mkhoirul@yahoo.com>
To: "Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com" <Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, November 22, 2011 12:52 AM
Subject: Re: [M_S] AAS, Ilmuwan dan Insentif
Mbok Mas Agus aja mendirikan Jurnal Sains Internasional. Apa mesti jurnal internasional harus ada di amrik? Suka atau tidak, ini politik sains.
____________________
@cak_irul
From: Tono Saksono <tsaksono@gmail.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Monday, November 21, 2011 11:17 AM
Subject: Re: [M_S] AAS, Ilmuwan dan Insentif
--
htt://cis-saksono.blogspot.com
From: Tono Saksono <tsaksono@gmail.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Monday, November 21, 2011 11:17 AM
Subject: Re: [M_S] AAS, Ilmuwan dan Insentif
Salam,
Memang tampaknya jurnal2 ilmiah tdk menggunakan standar yg sama. Ada yg mesti bayar, ada yg enggak. Saya mengalami mengirimkan artikel ke lima jurnal Business & Finance, semuanya musti bayar. Malah ada satu jurnal, yg begitu kita kirim artikel harus sudah bayar sampe sekitar US$ 850. Jadi kalau nanti keputusan reviewernya negatip dan ditolak dimuat, ya duit sudah hilang. Menurut saya ini adalah upaya "penipuan" terselubung.
Nah mencari jurnal yg enggak bayar, itupun merupakan effort sendiri. Makanya baik juga kita saling bertukar info tentang jurnal2 yg gratis ini di milis ini. Mungkin bidang penelitian kita memang berbeda, tapi kita bisa forward info yg diperoleh dari teman2 kita yg lain, misalnya. Akan sangat bermanfaat unt kita semua.
Wassalam,
Tono Saksono
2011/11/21 Rachmat A. Wibowo <rachmat.a.wibowo@gmail.com>
SalamOom Cahyo,Ya, maksud saya krn Pak Agus mencantumkan bhw ,"Besar insentif untuk satu publikasi internasional dengan semua penulis Indonesia adalah Rp 100 juta. Program insentif telah ada, tetapi baru sekadar cukup untuk membayar biaya muat publikasi ketika artikel diterima suatu jurnal. "Memang ada jurnal2 spt yang saya sebutkan sebelumnya yang men-charge sang penulis jika karyanya hendak dipublikasikan. Tp sejauh ini jg sangat bnyk yang menggratiskan biaya publikasi, alias kita tinggal kirim saja, nunggu proses review dan nunggu terbit. Dan kita dapat printed matter nya jg.
Kecuali, sang penulis memang membutuhkan biaya untuk memanfaatkan jasa English editor untuk meng-edit tatabahasa dari calon publikasi yang hendak dikirim. Nah, mgkn di situ pasti ada baiya namun itu ndak termasuk ke jurnal ybs.
itu knp akhirnya saya bilang "Jadi "mustinya" tidak ada kendala biaya untuk menerbitkan publikasi krn bnyk jurnal2 yang hebat yang bebas biaya."Hasil penelitian dari dana hibah "mustinya" jg bisa dipublikasikan oleh ybs krn setiap publikasi, tidak dipungut biaya sama sekali oleh penerbit2 yang saya sebutkan. Tinggal tergantung pada kemauan yang bersangkutan saja. Biarkan pihak jurnal internasional yang menilai dan memutuskan hasil tulisan itu diterima atau tidak terkait alasan orisinitas dsb. Pak Agus sendiri lain waktu pernah wanti2 yang penting berkarya, biarkan mereka yang menilai karya tsb.. ^^
Anyhow, ada berita unik, terkait jurnal internasional.Seorang kawan lama dosen politeknik negeri ujung pandang yang menggondol PhD di Seoul national University pekan kemarin mengadu ke IEEE (institute of electrical and electronics engineer) karena karyanya di plagiat oleh akademisi (mahasiswa?) India. 100% jiplak alias kopi paste. Mengerikan. See the link.http://plagiator2011.blogspot.com/SalamADHIFrom: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com [mailto:Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com] On Behalf Of cahyo seftyono
Sent: Sunday, November 20, 2011 10:13kalo yang ada di malaysia, maksudnya insentif ini (setau saya) bukan soal biaya untuk publikasihnya. tetapi justru 'hadiah' ketika berhasil menerbitkan jurnal terindex. misal di scopus atau isi thompson. setau saya sekali bisa terbit dapet 1500RM. jadi emang sedikit tambah semangat. :DFrom: Rachmat A. Wibowo <rachmat.a.wibowo@gmail.com>
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Sent: Sunday, November 20, 2011 3:40 PM
Subject: RE: [M_S] AAS, Ilmuwan dan InsentifSalamAda dihttp://budisansblog.blogspot.com/2011/11/insentif-berbasis-publikasi.htmlSatu lagi, mgkn ini karena beda bidang,namun sepanjang pengetahuan saya, publikasi di jurnal tidak melulu musti bayar biaya publikasi.
Penerbit2 besar semacam, Elsevier, Spinger Verlag, IEEE, maupun Willey Interxcience tidak pernah mencharge biaya apapun. Pengecualian memang ada di jurnal2 fisika spt di bawah American Physical Society dan American institute of Physics. Mgkn nature publishing dan science juga termasuk.
Jadi "mustinya" tidak ada kendala biaya untuk menerbitkan publikasi krn bnyk jurnal2 yang hebat yang bebas biaya.SalamADHIFrom: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com [mailto:Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com] On Behalf Of N.A. Widyanahar
Sent: Saturday, November 19, 2011 13:57
To: Muhammadiyah_Society@yahoogroups.com
Subject: Re: [M_S] AAS, Ilmuwan dan InsentifCak Agus, Kalau sudah azan kita tunggu qomatnya.
Cak Nung,
kebetulan sabtu minggu, kompas mampir di rumah. Sementara belum
ketemu versi digitalnya di Internet. Saya coba akses di Kompas Cetak
ternyata harus berlangganan dulu. jadi yg sudah terdaftar bisa akses
di: http://cetak.kompas.com/read/2011/11/19/04243242/insentif.berbasis.publikasi.internasional.
Silakan buat teman-2 yg sudah ketemu di pojok lain internet.
Komentar enteng-2an:
Sebuah self-critique yang lugas (seperti biasanya) dari seorang Agus
Purwanto. Persoalan yang masih relatif sama dengan saat saya belajar
di fisika 18 th lalu, ketika kami mendapatkan cipratan grant RUT dari
dosen favorit: Penelitian2 yang hanya formalitas, rendahnya
produktivitas tulisan ilmiah,.. masih saja sama. Seharusnya rendahnya
dukungan pemerintah thd budaya riset, tidak bisa menjadi alasan
kondisi saat ini. Hanya orang unggul saja yang benar-2 bisa
survive....
Yang menarik, di signature tulisan, cukup tertulis : fisikawan
Teoretik ITS. :) :)
Biasanya kan penulis2 lain: Profesor Anu, Kandidat Doktor Anu,
Cendekiawan Muda Kelompok "beradab", sedang menempuh S3 di Univ
"Sesuatu".....
Nyeletuk iseng lagi, karena Cak Agus menyebut Liek Wilarjo... setahu
saya yg namanya fisikawan Liek Wilarjo kalau nulis di Kompas, jarang
menulis persoalan sains, ada beberapa di antaranya yg tendensius
sektarian. (apakah ybs juga produktif di jurnal ilmiah
internasional???).
On 11/19/11, Agus Purwanto <purwanto_phys@yahoo.com> wrote:
> Sebagai ilmuwan yang kakinya menginjak bumi Nusantara
> ia tak bisa lari dari keadaan negerinya
> ia pun mengumandangkan adzan
> di kolom Opini Kompas 19 Nopember 2011
> dengan judul
> Insentif berbasis Publikasi Internasional
>
> simaklah jika ada waktu
> insya Allah berguna
>
> Agus Purwanto
> LaFTiFA ITS
> http://purwanto-laftifa.blogspot.com
> http://ayatayatsemesta.wordpress.com
htt://cis-saksono.blogspot.com
__._,_.___
----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).
----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH
No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
(zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
(zakat) 00.91539400 - (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
( Zakat) 009.0033333 - (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
(zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
(Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
(zakat) 3001111110 - (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
(zakat) 2.700.002888 - (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
(zakat) 0230-01.001403.30-9 - (infaq) 0230-01.001404.30-5
Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444
DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505
b. Bantuan kemanusiaan ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505
Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN
email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).
----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH
No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
(zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan
(zakat) 00.91539400 - (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
( Zakat) 009.0033333 - (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
(zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
(Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
(zakat) 3001111110 - (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin
(zakat) 2.700.002888 - (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
(zakat) 0230-01.001403.30-9 - (infaq) 0230-01.001404.30-5
Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444
DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505
b. Bantuan kemanusiaan ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505
Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN
email: lazis@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org
MARKETPLACE
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar