Jumat, 18 November 2011

[kmnu2000] Benarkah Nusantara Telah Dikenal di Jaman Nabi? (Reportase bedah buku di IIUM)

 

Hidayatullah.com—Benarkah pulau Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah
saw semasa hidup, serta telah dilalui dan disinggahi para pedagang dan
pelaut Arab di masa itu? Pernyataan ini diungkap Prof. Dr. Muhammad
Syed Naquib al-Attas di buku terbarunya "Historical Fact and Fiction".

Kesimpulan Al-Attas ini berdasarkan inductive methode of reasoning.
Metode ini, ungkap al-Attas, bisa digunakan para pengkaji sejarah
ketika sumber-sumber sejarah yang tersedia dalam jumlah yang sedikit
atau sulit ditemukan, lebih khusus lagi sumber-sumber sejarah Islam
dan penyebaran Islam di Nusantara memang kurang.

Ada dua fakta yang al-Attas gunakan untuk sampai pada kesimpulan di atas.

Pertama, bukti sejarah Hikayat Raja-Raja Pasai yang di dalamnya
terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah saw menyuruh para
sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra, yang akan
terjadi tidak lama lagi di kemudian hari.

Kedua, berupa terma "kāfūr" yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Kata ini
berasal dari kata dasar "kafara" yang berarti menutupi. Kata "kāfūr"
juga merupakan nama yang digunakan bangsa Arab untuk menyebut sebuah
produk alam yang dalam Bahasa Inggris disebut camphor, atau dalam
Bahasa Melayu disebut dengan kapur barus.

Masyarakat Arab menyebutnya dengan nama tersebut karena bahan produk
tersebut tertutup dan tersembunyi di dalam batang pohon kapur
barus/pohon karas (cinnamomum camphora) dan juga karena "menutupi" bau
jenazah sebelum dikubur. Produk kapur barus yang terbaik adalah dari
Fansur (Barus) sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara, yang terletak di pantai barat Sumatra.
Dengan demikian tidak diragukan wilayah Nusantara lebih khusus lagi
Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah saw dari para pedagang dan
pelaut yang kembali dengan membawa produk-produk dari wilayah tersebut
dan dari laporan tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar
tentang tempat-tempat yang telah mereka singgahi.

Dalam acara bedah buku "Historical Fact and Fiction" yang baru-baru
ini (13/11) diselenggarakan oleh Islamic Studies Forum for Indonesia
(ISFI) bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Sulawesi Selatan (PPSS)
di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM), Prof. Dr.
Tatiana Denisova, dosen di Departemen Sejarah dan Peradaban Islam
Fakultas Akademi Studi Islam di Universitas Malaya Kuala Lumpur
Malaysia, mengungkapkan kesetujuannya dengan al-Attas dalam penggunaan
inductive methode of reasoning dalam mengkaji sejarah.

Muslimah asal Rusia yang pandai berbahasa Melayu ini setuju dalam
masalah ini berdasarkan pengalaman Denisova yang setiap hari
menghadapi masalah kurangnya bahan-bahan dan kajian-kajian dalam
bidang ilmu sejarah Islam di Nusantara, dan berdasarkan kenyataan
konsep sejarah Islam yang tidak berasaskan pada konsep dan falsafah
Islam.

Lebih lanjut, mantan staf domestik di KBRI (Kedutaan Besar Republik
Indonesia) di Rusia yang mendorong al-Attas menulis buku tersebut dan
membantu al-Attas dalam menyediakan bahan-bahan tulisan untuk
penulisan buku tersebut lebih lanjut menjelaskan menurutnya ada empat
faktor penyebab minimnya sumber dan kajian sejarah Islam dan sejarah
penyebaran Islam di Nusantara.

Pertama, sumber dan karya ilmiah sejarah Islam yang ditulis dalam
huruf Jawi/Pego (Arab latin) oleh masyarakat Nusantara tidak begitu
terkenal di kalangan ilmuwan Barat karena tidak banyak dari mereka
yang pandai membaca tulisan Jawi.

Kedua, banyak sumber sejarah yang hilang atau tidak diketahui
keberadaannya pada zaman penjajahan.

Ketiga, biasanya sumber-sumber sejarah yang ditulis masyarakat
Nusantara dianggap oleh orientalis sebagai artifak sastra, sebagai
karya dongeng atau legenda, yang hanya bisa dipelajari dari sudut
filologi atau linguistik, dan tidak bisa diterima sebagai sumber
sejarah yang sempurna dan benar.

Para orientalis hanya membicarakan dan menganalisa gaya bahasa dan
genre, tetapi tidak memperhatikan informasi-informasi lain yang
berkaitan dengan fakta sejarah berupa aktivitas ekonomi,
undang-undang, aktivitas intelektual dan lain sebagainya.

Keempat, karena minimnya sumber dan kajian sejarah Islam Nusantara
membuat para ilmuwan Barat hanya menggunakan sumber, kajian dan
tulisan dari luar Nusantara termasuk dari Barat. Mereka tidak
memperhatikan atau mungkin tidak tahu adanya bahan-bahan dan informasi
yang terdapat dalam berbagai sumber sejarah Islam termasuk
sumber-sumber sejarah dari wilayah Nusantara.

Dalam acara bedah buku yang dihadiri 120 orang mahasiswa dan mahasiswi
IIUM yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei
tersebut.

Prof. Dr. Abdul Rahman Tang, dosen pasca sarjana di Departemen Sejarah
dan Peradaban, Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human
Sciences di International Islamic University Malaysia, selaku
pembanding menyatakan kajian sejarah Islam Nusantara yang dilakukan
al-Attas dalam buku tersebut sebagian besar bersifat spekulatif.

Salah satu fakta spekulatif tersebut adalah hadits yang terdapat dalam
Hikayat Raja Raja Pasai. Menurutnya, fakta-fakta tersebut bisa valid
jika telah menjalani proses "verification of fact". Namun Al-Attas
tidak melakukan proses ini terhadap hadits tersebut.

Muslim China warga Malaysia ini mempertanyakan status hadits ini dan
mengkhwatirkan implikasinya terhadap pemikiran masyarakat Nusantara.
Menurutnya, al-Attas melakukan inductive methode of reasoning secara
tidak konstruktif.

Sedang Dr. Syamsuddin Arif, dosen IIUM asal Jakarta, selaku pembicara
kedua dalam acara bedah buku tersebut mengungkapkan kesimpulan
al-Attas di atas logis dan sesuai dengan fakta.

Hal ini berdasarkan perjalanan pelaut dan pedagang Arab pada masa
Rasulullah saw yang pergi ke China. Untuk mencapai negeri China
melalui laut tak ada rute lain kecuali melalui dan singgah wilayah
Nusantara.

Lebih lanjut Arif mengemukakan berbagai teori dan pendapat tentang
kapan, dari mana, oleh siapa, dan untuk apa penyebaran Islam di
Nusantara beserta bukti-bukti dan fakta-fakta yang digunakan untuk
mendukung pendapat-pendapat tersebut.
Arif juga menjelaskan ilmuwan siapa saja yang memegang dan yang
menentang pendapat-pendapat tersebut.

Di akhir makalahnya, Arif mempertanyakan pendapat J.C. Van Leur yang
pertama kali menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara dimotivasi
oleh kepentingan ekonomi dan politik para pelakunya.

Van Leur dalam bukunya "Indonesian Trade and Society" berpendapat,
sejalan dengan melemahnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Sumatera
dan khususnya di Jawa, para pedagang Muslim beserta muballigh lebih
berkesempatan mendapatkan keuntungan dagang dan politik. Dia juga
menyimpulan adanya hubungan saling menguntungkan antara para pedagang
Muslim dan para penguasa lokal.

Pihak yang satu memberikan bantuan dan dukungan materiil, dan pihak
kedua memberikan kebebasan dan perlindungan kepada pihak pertama.
Menurutnya, dengan adanya konflik antara keluarga bangsawan dengan
penguasa Majapahit serta ambisi sebagian dari mereka untuk berkuasa,
maka islamisasi merupakan alat politik yang ampuh untuk merebut
pengaruh dan menghimpun kekuataan.

"Namun, benarkah demikian? That's a problem!", ungkap Arif.

Suasana debat akademis di antara pembicara yang "pro dan kontra"
terhadap karya al-Attas dalam acara bedah buku tersebut cukup memanas
tetapi tetap mengedepankan akhlaqul karimah dan mengedepankan rasio
dibanding emosi.

Begitulah semestinya debat ilmiah para ilmuwan Muslim.*/Abdullah
al-Mustofa, penulis peneliti ISFI (Islamic Studies Forum for
Indonesia) Kuala Lumpur, Malaysia

http://hidayatullah.com/read/19849/19/11/2011/benarkah-nusantara-telah-dikenal-di-jaman-nabi?.html

__._,_.___
Recent Activity:
______________________________________________________________________
http://www.numesir.org untuk informasi tentang Cabang Istimewa NU Mesir dan KMNU2000, atau info-info seputar Cairo dan Timur Tengah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kami berharap Anda selalu bersama kami, tapi jika karena suatu hal Anda harus meninggalkan forum ini silakan kirim email ke:
kmnu2000-unsubscribe@yahoogroups.com
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar