Jumat, 30 September 2011

[inti-net] Tak Becus Urus Eksportir, Bank Lokal Cuma Jago Kandang

 

Tak Becus Urus Eksportir, Bank Lokal Cuma Jago Kandang
Akhmad Nurismarsyah - detikFinance

Jakarta - Industri perbankan nasional yang ada di Indonesia dinilai hanya jago kandang. Akibatnya bank lokal tidak bisa bersaing dengan bank asing untuk mengurusi transaksi bagi eksportir.

Demikian hal tersebut disampaikan Tony Prasetyantono selaku Ekonom Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dalam diskusi mengenai Devisa Ekspor yang diadakan di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (27/9/2011).

"Di luar negeri, bank asing lebih advanced. Tapi dalam beberapa hal memang bank kita tidak kalah canggih. Namun, masalahnya kalau bank di Indonesia hanya jago kandang," tanggap Tony.

Tony menilai, karena bank lokal yang cenderung jago kandang, maka kebanyakan tidak dikenal di negara lain. "Eksportir kita kan juga ada yang asing, jadi dalam waktu dekat yang mendapatkan keuntungan justru bank-bank asing yang ada di Indonesia," tambahnya.

Menurutnya, bank lokal perlu memiliki wawasan internasional. Walaupun bank di dalam negeri sudah sangat canggih dan memiliki fitur-fitur yang mumpuni dan kompetitif dengan bank asing, bank lokal masih butuh banyak pembenahan.

Oktober 2011 nanti, Bank Indonesia akan menerapkan PBI (Peraturan Bank Indonesia) tentang arus devisa ekspor yang mewajibkan para eksportir menyimpan hasil ekspornya di perbankan dalam negeri. Maka itu diupayakan agar bank-bank lokal perlu segera melakukan penataan agar dapat membuat para eskportir menjadi senyaman mungkin.

"Saya kira (pearaturannya) harus rileks, jangan terlalu ketat. Ini pekerjaan besar. Tidak bisa kita buat PBI secara langsung. Namun, kita harus yakinkan eksportir bahwa bank-bank kita bisa, dan harus punya cabang di luar. Ini saatnya kita perjuangkan. Harus ada inspirasi dari bank-bank di Indonesia, karena mereka terlalu nyaman dengna domestik, mereka lupa akan pentingnya eksposur dari luar negeri," imbuh Komisaris Bank Permata ini.

Ditempat yang sama, Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan ada beberapa hal yang perlu diubah agar eksportir mau memarkirkan dananya di bank dalam negeri.

"Pertama, karena national tax, mereka selain mengekspor juga harus mengimpor barang baku. Mereka juga meragukan likuiditas perbankan dalam negeri," katanya.

Tapi dirinya menyambut baik dengan adanya peraturan ini, setidaknya pihak BI sudah bisa meminimalisir hal tersebut dengan menjaga currency, serta usaha pemberian kenyamanan dan kemudahan bagi eksportir. "Tidak semua bank lokal kita mempunyai line dengna bank asing, beberapa bank harus lihat ini sebagai tantangan. Tapi overall kita sambut positif kebijakan BI," tanggapnya.

Destry menilai, dengan adanya PBI terkait devisa ekspor tersebut, maka bank-bank nasional diupayakan agar dapat memberikan pelayanan yang sama baiknya dengan perbankan asing bagi para eksportir.

"Berikan fasilitas, service level yang sama. Kalau di luar mereka bisa one day payment. Kita harus bisa ciptakan produk yang bisa membuat mereka tetarik," lanjut Destry.
INDONESIAN BLOG CONSORTIUM

http://indoexchanges.blogspot.com/
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
http://indofinancialnews.blogspot.com/
http://indonesiaupdates.blogspot.com/
http://chinese-clubs.blogspot.com/
http://tionghoanet.blogspot.com/
http://export-import-indonesia.blogspot.com/
http://jakartapost.blogspot.com/

__._,_.___
Recent Activity:
Untuk bergabung di milis INTI-net, kirim email ke : inti-net-subscribe@yahoogroups.com

Kunjungi situs INTI-net   
http://groups.yahoo.com/group/inti-net

Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
Subscribe our Feeds :
http://feeds.feedburner.com/Tionghoanet

*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar