Selasa, 27 September 2011

[PERS-Indonesia] Motif Bom Solo Dipastikan Jihad

 

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/motif-bom-solo-dipastikan-jihad/

26.09.2011 14:25

Motif Bom Solo Dipastikan Jihad

Penulis : Deytri Aritonang/M Bachtiar Nur/Lili Sunardi/Retno Manuhoro

(foto:SH/Edy Wahyudi)

JAKARTA – Polri memastikan serangan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (25/9) pagi bermotif jihad.

Pelaku diduga kuat adalah Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo. Pria ini telah masuk daftar buron terkait serangan bom bunuh diri di Masjid Az-Zikro, Polresta Cirebon, April lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Boy Rafli Amar menyatakan hal itu melalui pesan singkat kepada SH, Senin (26/9) pagi ini.

Tetapi, Polri kini tengah mengonfirmasi identitas yang bersangkutan, termasuk dengan melakukan uji deoxyribonucleic acid (DNA).

"Pelaku bom bunuh diri diduga kuat terkait bom Cirebon. Kepastiannya menunggu hasil pemeriksaan tim forensik dan DNA, serta hasil pemeriksaan saksi-saksi," kata Boy.

Dia mengatakan, Senin ini tim masih memeriksa jenazah terduga pelaku bom bunuh diri, di Rumah Sakit Polri Soekamto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia berharap, pemeriksaan dapat diselesaikan Selasa (27/9). "Semoga besok selesai dan hasilnya bisa diumumkan," tambahnya.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, penyidik menduga pelaku adalah Hayat yang merupakan DPO (daftar pencarian orang) kasus Bom Cirebon.

"Sementara namanya sih memang dia (Hayat- red). Tapi kami cek dulu ke keluarganya. Masih dilakukan tes DNA. Kita tunggu saja hasil dari tim forensik dan Inafis (Divisi Indonesia Automatic Fingerprints Identification System Polri-red)," kata Anton saat dihubungi SH secara terpisah pagi ini.

Jenazah lelaki yang diduga sebagai pelaku pemboman bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Senin pagi sekitar pukul 07.05 WIB tiba di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Tim uji forensik langsung mengidentifikasi jenazah. Pengujian diperkirakan memakan waktu sekitar dua minggu.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo seusai penanaman pohon di Sentul, Jawa Barat, bersama Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin pagi ini mengatakan, pihaknya baru akan menyampaikan soal identitas pelaku bom bunuh diri dan siapa yang dicurigai terlibat pada Selasa.

Sementara Agus mengatakan, sebagai tindak lanjut instruksi internal intelijen yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Minggu (25/9), ia telah mengintrusksikan aparat kewilayahan untuk lebih berperan aktif, khususnya di daerah dan di desa untuk menjadi alat deteksi dini.

Panglima menerangkan, hingga kini kegiatan terorisme di Indonesia, seperti peristiwa di Solo, masih belum menyentuh masalah pertahanan. Ditanya mengenai adanya penambahan pasukan mengantisipasi kekhawatiran Ibu Kota sebagai target teroris berikutnya, panglima secara tegas mengatakan, tidak.

Jakarta, menurut dia, masih dalam kondisi aman.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Ketut Untung Yoga di Jakarta, Senin, mengatakan, penyidik Mabes Polri mengonfirmasi ada empat saksi yang melihat seseorang tidak dikenal sempat menanyakan lokasi gereja dan warung internet (warnet) di sekitar lokasi kejadian.

"Orang itu mondar-mandir, kemudian bertanya lokasi gereja dan warnet terdekat," katanya. Dia mengatakan, keempat saksi menyebutkan orang tidak dikenal itu berada di sekitar lokasi kejadian pada Sabtu (24/9) atau sehari sebelum kejadian bom di Solo.

Penyidik mendapatkan informasi, orang tidak dikenal itu berlogat Sunda dan diduga menumpang kereta api menuju Solo dari arah Jawa Barat. "Ada ciri fisik yang mudah dikenal," ujarnya. Korban luka akibat bom bunuh diri dilarikan ke RS dr Oen, Solo.

Korban yang menjalani rawat inap adalah Novia (27), Septy Rodik (22), Restiono, Yulianti (78), dan Delfiana (18). Selain itu yang juga dirawat inap adalah Hariyoko (78), Fabe (57), Gangsihan, Setafanus Surianto (73), dan Febriana. Sementara korban yang menjalani rawat jalan, yaitu Ferdianta (14), Belarmin Boris (22), Sugianto (48), dan Anggrayani (15).

Jejak Pelaku

Pelaku bom bunuh diri di GBIS Kepunton menyisakan jejak yang mulai terlacak. Sebelum beraksi, pemuda itu mengunjungi warnet dan membuka situs tertentu yang berisikan artikel tentang mati syahid.

Pemilik warung internet Solonet, Sunu Prasetya, mengatakan, sebelum kejadian bom itu, seorang pria masuk ke warnetnya dan langsung menuju kamar mandi. "Sebelumnya baju yang dipakainya bukan itu, jadi ia ganti baju di dalam kamar mandi," kata Sunu.

Dengan penampilan baru, pemuda itu lalu masuk ke bilik lantas log in dua kali dengan dua nama, Oki dan Eko. Jarak antara nama log in pertama dan log in berikutnya hanya selisih sedikit.

"Pukul 10.15 ia log out lalu log in lagi dengan nama Eko dan searching ke satu situs," lanjutnya.

Pelaku juga sempat menitipkan tas besar kepada penjaga warnet, namun oleh penjaga warnet diminta untuk segera mengambil kembali tasnya karena pihak warnet tidak ingin dituntut jika ada kehilangan barang.

Namun oleh pemuda misterius itu dijawab nanti akan segera diambil setelah urusannya selesai. Dari warnet, pria yang mengenakan kemeja biru terang itu menuju GBIS Kepunton yang berjarak hanya sekitar 200 meter dari warnet.

GBIS Kepunton memiliki 5.000 jemaat setiap minggunya dengan jadwal kebaktian tiga kali. Kebaktian pertama pada pukul 06.00 pagi, dilanjutkan pada pukul 09.00, dan sore hari pukul 17.00.

Pria misterius itu memasuki gereja mendekati pukul 11.00 tepat saat bubaran kebaktian yang dipimpin oleh Pendeta Sigit Purbandoro dari Surabaya. Beberapa petugas gereja sempat mengenali pria itu karena terlihat mondar-mandir sebelum berbaur dengan jemaat gereja.

Beberapa saksi melihat pelaku masuk bukan dari pintu depan, namun dari pintu samping belakang dan bergerak mendekati pintu utama.

Sekitar pukul 10.55 ledakan dahsyat menggelegar di ruangan gereja dan mengubah suasana salam damai menjadi jerit tangis histeris jemaat. Pria misterius itu tergeletak dengan usus terburai dan menjadi satu-satunya korban tewas.

Dari rekaman CCTV milik gereja, orang yang diduga pelaku masuk dari pintu belakang sisi barat, dan terlihat jelas pelaku meledakkan diri bersamaan kerumunan jemaat di pintu utama keluar.

Anton Bachrul Alam mengatakan, bom bunuh diri di GBIS Kepunton Solo dilakukan setelah pelaku ikut masuk ke gereja bersama jemaat gereja lainnya yang melaksanakan ibadah.

Ia mengemukakan, pelaku meledakan bomnya di pintu masuk gereja, sesaat setelah jemaat selesai melaksanakan ibadah. Menurut dia, berdasarkan keterangan saksi mata, pelaku sebelum melakukan aksi bom bunuh diri tersebut memang terlihat ikut masuk ke gereja tersebut.

"Informasi yang kita dapatkan dari saksi-saksi, saat jemaat selesai melaksanakan ibadah, kemudian sebagian jemaat keluar. Begitu juga pelaku yang ikut keluar, tapi saat tiba di pintu utama, pelaku meledakkan bom yang mengakibatkan korban jiwa," katanya di Jakarta, Minggu.

Anton mengungkapkan, ada beberapa saksi mata yang memang mengenal pelaku pengeboman tersebut. Hasil identifikasi sementara, pelaku berusia sekitar 31 tahun dan menggunakan kemeja putih, celana hitam, dan sepatu kets saat melaksanakan aksinya.

Namun, dia belum dapat memastikan apakah pengeboman yang mengakibatkan sedikitnya 19 orang luka-luka tersebut terkait jaringan terorisme yang telah ada sebelumnya atau tidak.

__._,_.___
Recent Activity:
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Milis Pers Indonesia
Powered by : http://www.GagasMedia.com
GagasMedia.Com Komunitas Penulis Indonesia
Publish Tulisan Anda Disini !

Khusus Iklan Jual-Beli HP/PDA
Ratusan Game/Software HP Gratis
http://www.mallponsel.com

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar